Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

98 pada sungai, karena pada saat ini banyak kita temui sungai-sungai telah tercemar dan mengakibatkan masalah sosial. Siswa diminta membuat mind mapping terkait bacaan tersebut. Meskipun awalnya siswa masih terkesan bingung saat membuat mind mapping. Meskipun awalnya siswa masih bingung saat membuat mind mapping, akan tetapi mereka sangat antusias dalam membuatnya. Beberapa siswa yang masih bingung akan bertanya kepada guru. Dari keaktifan tersebut maka akan menimbulkan ingatan yang lebih kuat dibandingkan hanya mendengarkan dan menghafalkan. Sehingga siswa mampu memahaminya lebih baik daripada Cuma sekedar menghafal dan mengingat- ingatnya saja. Pada siklus II siswa sudah mampu membuat mind mapping lebih baik dari siklus I. Pada siklus II ini siswa membuat mind mapping secara individu tentang “masalah sosial yang terjadi di sekitar kita”. Pada siklus II ini, siswa lebih berani berkreasi pada mind mappingnya. Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul saat siklus I sudah berkurang. Kendala-kendala yang dialami siswa pada siklus I pun sudah tidak nampak lagi. Hanya saja siswa masih ragu dengan ide-ide yang muncul didalam pikiran mereka, sehingga masih perlu pengarahan dari guru. Dari kedua siklus tersebut, perubahan yang sangat nampak terlihat pada diri setiap siswa mereka lebih antusias dalam menjalankan proses pembelajaran, meskipun terkesan ruang kelas lebih ramai. Akan tetapi dilihat dari kepemahaman siswa tentang materi, keramaian kelas itu tidak menjadi masalah asalkan masih dalam batas kewajaran dan tidak mengganggu kelas 99 lain. Tidak hanya itu, siswa yang biasanya mengantuk saat proses pembelajaran, setelah diterapkannya metode mind mapping, rasa mengantuk pada siswa sudah berkurang karena setiap siswa diajak untuk berfikir, bekerja, dan berkreasi, mengingat usia siswa yang masih tergolong pada frase oprasional kongkrit, yaitu membutuhkan bantuan benda kongkrit untuk belajar. Dalam metode mind mapping, benda kongkrit adalah apa yang dialami siswa di daerah sekitar dan diungkapan dalam bentuk gambar yang menarik sesuai yang diinginkan. Pada refleksi akhir pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah menanyakan tanggapan siswa terkait penerapan metode mind mapping. Didapati jawaban siswa, mereka merasa senang dengan metode tersebut, karena dengan metode tersebut siswa bisa ikut andil dalam proses pembelajaran, bisa menyuarakan pendapat sesuai yang diinginkan dalam bentuk hasil karya mind mapping, dan proses pembelajaran menjadi tidak membosankan. Dari penerapan metode mind mapping didapati bahwa metode tersebut tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kemampuan afektif dan motorik. Karena dengan metode mind mapping siswa juga dituntut untuk peka terhadap apa yang ada di sekitarnya dan dituntut ikut aktif dalam proses pembelajarannya, tidak hanya mendengar ceramah seperti hari-hari kemarin yang kenyataannya hanya akan membuat siswa menjadi bosan dalam menjalankan proses pembelajarannya. Mind mappingnya sendiri akan lebih berkesan kepada siswa, karena itu adalah hasil karyanya sendiri yang dikemas semenarik mungkin sesuai dengan keinginan siswa. Itu terbukti 100 dapat mempermudah pemahaman materi yang telah disampaikan guru kepada seluruh siswa. Dan dengan siswa diikutsertakan dalam proses pembelajaran, maka kesempatan untuk berbicara sendiri akan berkurang, karena setiap siswa memiliki kewajiban untuk mendengarkan, berfikir, dan mengerjakan apa yang sedang di jelaskan oleh guru. Pemaparan diatas menyatakan bahwa hipotesis metode mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar IPS dan konsentrasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Tiyaran 1 dapat diterima. Peningkatan hasil belajar dan konsentrasi belajar siswa tersebut dilaksanakan melalui tindakan modifikasi berupa penyampaian materi dan penggunaan media mind mapping. Disamping itu, materi yang disampaikan dikaitkan dengan kejadian yang dialami siswa di daerah sekitar, sehingga siswa memiliki gambaran sehingga lebih mudah untuk memahaminya. Sebelum siswa membuat mind mapping, guru harus memastikan siswa sudah mengerti tujuan pembuatan mind mapping dengan cara tanya jawab sehingga tidak ada kesalahan dalam memahaminya. Fungsi guru disini hanya sebagai fasilisator dan pendamping siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Siswa di beri kebebasan dalam mengekspresikan apa yang diterima dalam penyampaian materi, tetapi tetap pada pengawasan dan jalur yang telah ditentukan oleh guru. Untuk mengetahui tingkat kepemahaman materi, guru memilih beberapa siswa untuk maju dan mempresentasikan hasil belajar menggunakan metode mind mapping serta melakukan refleksi dan evaluasi terhadap hasil pekerjaan siswa. 101

F. Keterbatasan Penelitian

Selama proses penelitian dilaksanakan, peneliti menyadari bahwa terdapat keterbatasan yang dihadapi selama melaksanakan penelitian. Hal ini yang sempat menghambat prosesnya penelitian, antara lain: 1. Waktu yang di miliki guru kelas untuk melakukan diskusi dalam perencanaan penelitian sangat sedikit, sehingga kadang guru kelas melaksanakan pengajaran tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti. 2. Peneliti kesulitan mengamati keseluruhan siswa yang berjumlah 13 siswa, sehingga data yang diperoleh kurang maksimal. 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa penerapan metode mind mapping sangat tepat di terapkan di kelas ini. Terbukti dengan meningkatnya konsentrasi dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Tiyaran 01 setelah menggunakan metode tersebut. Metode mind mapping juga dapat dikaitkan dengan kehidupan di sekitar sehingga mudah untuk dipahami. Mind mapping juga dapat di modifikasi sesuai kebutuhan dan materi yang di sampaikan, sehingga dapat di terapkan pada mata pelajaran yang lain. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari mulai siklus I sampai dengan siklus II. Ini di buktikan dengan meningkatnya ketuntasan siswa kelas IV yang awalnya sebelum diterapkannya metode mind mapping yang tuntas hanya sebanyak 7 siswa atau masuk pada kriteria :sedang”, setelah di terapkan mind mapping pada siklus I yang tuntas KKM menjadi sebanyak 9 siswa. Meskipun telah terjadi peningkatan, tetapi hal tersebut masih masuk pada kategori “sedang” dan masih belum sesuai dengan harapan peneliti. Maka dilanjutkan pada siklus II dan menghasilkan sebanyak 12 siswa yang tuntas KKM dan masuk pad a kategori “tinggi”. 103

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka peneliti memiliki beberapa saran bagi siswa bagi guru kelas IV maupun bagi peneliti selanjutnya. 1. Bagi Siswa Siswa terlebih dahulu mempelajari di rumah materi yang akan disampaikan guru di sekolah, sehingga saat dijelaskan guru di sekolah siswa akan lebih mudah untuk memahaminya. 2. Bagi Guru Diharapkan guru dapat menggunakan metode mind mapping karena metode ini telah terbukti dapat meningkatkan konsentrasi dan hasil belajar siswa kelas IV dan metode ini sangat membantu siswa untuk dapat aktif dan menyalurkan bakat yang dimiliki. 3. Bagi Peneliti Selajutnya Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik menggunakan metode mind mapping harus melihat kondisi lapangan dulu. Pastikan sarana prasarana dan materi yang akan di sampaikan dapat menggunakan metode ini mind mapping. Dan pada saat melakukan penelitian, diharapkan peneliti mengajak seseorang untuk melakukan penelitian, sehingga data yang diperoleh dari siswa-siswa yang diteliti dapat optimal.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING SISWA KELAS IV SDN 3 JEPUN TULUNGAGUNG

0 5 20

Pengaruh Metode Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Alat Optik

0 26 211

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV Peningkatan partisipasi belajar ipa melalui model pembelajaran mind mapping pada siswa kelas iv Sd negeri 01 sudimoro tahun 2015/2016.

0 3 16

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI DAGEN 01 JATEN Pengaruh strategi pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD negeri Dagen 01 Jaten Karanganyar Tahun pelajaran 2014

0 2 8

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA IPA DI KELAS IV SD NEGERI 104188 MEDAN KRIO TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 1 24

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Tangkisan 01 Kabupaten Sukoharjo Tahun

0 0 18

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV DENGAN METODE MIND MAPPING DI SD NEGERI TIYARAN 01 BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 167

PENGARUH METODE MIND MAPPING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS IV SD NEGERI PURWOMARTANI.

2 20 222

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI BALANGAN 1.

0 6 292

PENINGKATAN KONSENTRASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE MIND MAPPING SISWA KELAS V SD NEGERI JOMBLANGAN BANGUNTAPAN BANTUL.

0 0 197