PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV DENGAN METODE MIND MAPPING DI SD NEGERI TIYARAN 01 BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016.

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV DENGAN METODE MIND MAPPING DI SD NEGERI TIYARAN 01 BULU SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Faisal Arbi Harsanto NIM 12108241172

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v MOTTO

Education is the most powerful weapon we can use to change the world.

(Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk kita bisa mengubah dunia) ~Nelson Mandela~

Kalau kita keras terhadap diri kita, dunia akan lunak kepada kita. Tapi bila kita lemah terhadap diri kita, dunia akan keras kepada kita


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Karyaku ini kupersembahkan kepada:

1. Kedua orangtuaku tercinta atas dukungan, doa, dan kasih sayang yang tak henti-henti.

2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Agama, Nusa dan Bangsa.


(7)

vii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN

METODE MIND MAPPING DI SD NEGERI TIYARAN 1 BULU

SUKOHARJO

Oleh

Faisal Arbi Harsanto NIM 12108241172

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan hasil belajar dan konsentrasi belajar siswa kelas IV dengan metode Mind Mapping pada mata pelajaran IPS di SD Negeri Tiyaran 1, Bulu, Sukoharjo.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) model Kemmis and Mc. Taggart. Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016 dalam dua siklus. Pada setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Tiyaran 1 yang berjumlah 13 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi, dan tes. Data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran melalui penerapan metode

mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar dan konsentrasi belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Tiyaran 1. Peningkatan thasil belajar erjadi pada setiap siklusnya, akan tetapi pada siklus I peningkatan belum mencapai target, karena hanya masuk pada kategori sedang. Pada siklus II terjadi peningkatan hingga masuk pada kategori “tinggi” karena yang lulus sebanyak 92.30%. Pada semua aspek konsentrasi belajar juga mengalami peningkatan dan telah mencapai target karena masuk pada kategori “tinggi” semua.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas IV Dengan Metode

Mind Mapping Di Sd Negeri Tiyaran 01 Bulu Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016” Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini berkat rahmat dan hidayah Allah SWT juga atas bantuan moril maupun materiil dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memeberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penyusunan skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi izin kepada penulis untuk menyusun skripsi dan mengambil data penelitian. 3. Ibu Safitri Yosita Ratri, S.Si, M.Pd, M.Ed. selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu dengan tulus dan sabar dalam membimbing penulisan skripsi.

4. Ibu Parsi, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri Tiyaran 1 yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.

5. Bapak Marzuki Aris, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri Tiyaran 1 yang telah mengijinkan dan membantu selama penelitian berlangsung sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

6. Seluruh peserta didik kelas IV SD Negeri Tiyaran 1 yang telah membantu dalam penelitian sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.


(9)

(10)

x DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Definisi oprasional ... 9

BAB II KAJIAN TEORI A.Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Hakikat IPS ... 11

2. Landasan-landasan IPS ... 15

3. Tujuan IPS ... 16


(11)

xi

Hal B.Tinjauan Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar ... 22

2. Pengertian Hasil Belajar ... 23

3. Faktor-faktor yang Mempegaruhi Belajar ... 26

C.Kajian Metode Mind Mapping 1. Pengertian Metode Mind Mapping... 29

2. Langkah-langkah Penerapan Mind Mapping ... 31

3. Kelebihan Metode Mind Mapping ... 34

4. Manfaat Metode Mind Mapping ... 35

5. Kriteria Penilaian Mind Mapping... 36

D.Implementasi Mind Mapping Pada IPS ... 36

E. Kajian Tentang Karakteristik Anak SD ... 37

F. Hipotesis ... 40

G.Hasil Penelitian Relevan ... 40

H.Kerangka Berpikir ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 43

B.Subjek Penelitian ... 44

C.Waktu Penelitian ... 44

D.Desain PTK ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket ... 46

2. Tes ... 47

3. Observasi ... 47

4. Wawancara ... 47

5. Dokumentasi ... 48

F. Instrumen Penelitian 1. Lembar Angket... 48


(12)

xii

Hal

3. Lembar Observasi ... 51

4. Uji Validitas ... 54

G.Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data Kuantitatif ... 55

2. Teknik Analisis Data Kualitatif ... 56

3. Kriteria Keberhasilan ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 58

2. Deskripsi Waktu Penelitian ... 60

3. Deskripsi Langkah Sebelum Pelaksanaan Tindakan... 61

B.Deskripsi Pelaksanaan Tindakan 1. Hasil Penelitian Siklus I ... 64

2. Hasil Penelitian Siklus II ... 85

C.Pembahasan ... 96

D.Keterbatasan Penelitian ... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 102

B.Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 104


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Kisi-kisi Angket Observasi konsentrasi belajar ... 49

Tabel 2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa... 50

Table 3 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa ... 52

Table 4 Kisi-kisi Lembar Observai Guru ... 54

Table 5 Kategori Angket Konsentrasi Belajar ... 56

Table 6 Ketuntasan Nilai Pra Tindakan ... 62

Table 7 Pelaksanaan Penelitian ... 63

Table 8 Hasil Konsentrasi Belajar Pra Tindakan ... 65

Table 9 Penilaian Aspek Konsentrasi Belajar Pra Tindakan ... 74

Table 10 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 74

Table 11 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I ... 76

Table 12 Hasil Angket Observasi Guru Siklus I ... 77

Table 13 Hasil Angket Observasi Siswa Siklus I... 84

Table 14 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 85

Table 15 Hasil Konsentrasi Belajar siklus II... 87

Table 16 Penilaian Aspek Konsentrasi Belajar siklus II ... 90

Table 17 Hasil Observasi Guru siklus II ... 92

Table 18 Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 93

Table 19 Perbandingan Hasil Tindakan Pra siklus, siklus I, Siklus II ... 94

Table 20 Skor Perbandingan Konsentrasi Belajar ... 95


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Langkah-langkah membuat Mind Mapping ... 31

Gambar 2. Kerangka Berpikir ... 42

Gambar 3. Alur PTK menurut kemmis dan Mc. Taggart ... 45

Gambar 4. Diagram batang pencapaian KKM Pra Siklus ... 62

Gambar 5. Diagram batang Konsentrasi belajar ... 65

Gambar 6. Diagram batang Skor Aspek Konsentrasi Belajar Siswa siklus I ... 66

Gambar 7. Kegiatan kelompok membuat mind mapping ... 71

Gambar 8 Diagram batang perbandingan pra siklus dan siklus I ... 75

Gambar 9. Siswa mempresentasikan hasil mind mapping ... 83

Gambar 10. Guru mengamati hasil kerjaan siswa ... 84

Gambar 11.Diagram batang Konsentrasi belajar siswa siklus II ... 86

Gambar 12. Diagram batang Skor Aspek Konsentrasi Belajar Siswa siklus II ……… 87

Gambar 13. Diagram batang ketuntasan pra siklus, siklus I, dan siklus II …………... 93

Gambar 14. Diagram batang Perbandingan konsentrasi belajar siswa…….. ………… 95


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia dilahirkan disertai dengan potensi pikir yang berbeda-beda. Dengan potensi pikir yang dimiliki, manusia dapat melihat banyak hal yang terjadi. Potensi pikir tersebut juga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang di hadapi dalam kehidupan sehari-hari apabila dimaksimalkan. Cara memaksimalkan potensi tersebut salah satunya melalui pendidikan.

Dalam era globalisasi ini, pemerintah telah menaruh perhatian khusus pada dunia pendidikan. Berbagai cara dan upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan antara lain dibuatlah UU tentang pendidikan dan pembaharuan kurikulum pendidikan.

Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal I ayat (1) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.


(16)

2

Dalam proses pendidikan, siswa belajar sesuatu utuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Guru memberikan pembelajaran bagi siswa melalui mata pelajaran yang ada disekolah.

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dari yang awalnya belum tahu menjadi tahudan atau dari yang belum bisa menjadi bisa. Belajar dapat dilakukan dimana saja termasuk di sekolah. Di sekolah, siswa belajar melalui mata pelajaran yang telah ditentukan oleh pihak sekolah dan pemerintah yang telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah adalah mata pelajaran Ips.

Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar berisi tentang pengetahuan sosial yang berada di sekiltar lingkungan. Agar materi yang disampaikan dapat mudah dipahami, maka penyampaian materi perlu menggunakan pendekatan dengan cara mengenalkan siswa terhadap lingkungan kehidupan sosial dimulai dari lingkungan keluarga sampai lingkungan yang paling jauh.

Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Sapriya (2008:9) adalah penyederhanaan atau disiplin ilmu-ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Pendidikan yang mengajarkan cara untuk memahami keadaan sosial di masyarakat sehingga dapat menjalankan hak dan kewajibannya dimasyarakat dengan baik. Agar dapat tercapai tujuan tersebut peran guru/pendidik sangat dibutuhkan dalam menyampaikan materi pelajaran. Dalam Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dinyatakan tujuan pembelajaran IPS (BSNP, 2006) yaitu:


(17)

3

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, maupun global.

Seorang guru harus memiliki keterampilan dalam menyampaikan materi sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Materi yang dikemas secara menarik dan sederhanaakan dapat perhatian lebih dari peserta didik. Oleh karena itu seorang guru harus selalu inovatif dalam menyampaikan materi dan menggunakan metode-metode yang tepat agar tidak membosankan dan berkesan bagi siswa.

Namun kenyataan berbanding terbalik dengan teori. Banyak guru mengajar hanya dengan metode ceramah yang relative monoton sehingga menjadikan peserta didik bosan untuk mengikuti pelajaran. Alhasil materi yang di sampaikan tidak dapat diterima secara optimal oleh peserta didik. Terlebih pada mata pelajaran IPS yang materinya begitu banyak dan sebagian masih bersifat abstrak bagi siswa yang seharusnya membutuhkan metode dan media yang tepat untuk mengajarkannya. Seperti yang terlihat pada SD N Tiyaran 01,


(18)

4

bahwa dalam pembelajarannya guru sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja, tidak ada inovasi untuk menggunakan media ataupun mengubah cara belajarnya dengan metode lain.

Pada kesehariannya murid-murid hanya melakukan kegiatan mencatat apa yang ditulis dan diucapkan oleh guru saja kemudian menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Biasanya pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya di jawab oleh siswa yang sama dan siswa yang lainnya hanya diam saja bahkan ada beberapa yang malah tidak memperhatikan guru.

Dampak yang diakibatkan dari model pembelajaran yang monoton tersebut juga terjadi pada mata pelajaran IPS. Nilai pada mata pelajaran IPS masih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Apalagi pada mata pelajaran IPS, buku yang disediakan pihak sekolah masih sangat minim sedangkan materi yang harus dipelajari sangat banyak. Ini dikarenakan pihak sekolah lebih memilih menyediakan buku mata pelajaran yang nantinya akan digunakan saat Ujian Nasional pada saat kelas VI.

Dengan sedikitnya fasilitas yang disediakan menyebabkan hasil belajar IPS menjadi rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran lain, karena sumber belajarnya masih kurang. Ini dibuktikan dari hasil pengamatan Ujian Tengah Semester nilai rata-rata kelas IV adalah 76.92 dan ada 6 siswa atau 46.15% yang tidak lulus KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. Sedangkan nilai rata-rata untuk mata pelajaran Matematika adalah 82.30 dan rata-rata untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 85.70. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh guru kelas IV bahwa siswa sering mengalami kesulitan


(19)

5

dalam menerima materi IPS terutama yang masih bersifat abstrak. Berbeda dengan materi yang ada pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia yang seringkali dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Pada proses pembelajaran IPS, guru hanya berpegangan pada buku ajar yang disediakan oleh pihak sekolahan saja dan hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Jarang sekali guru kelas IV menggunakan media yang dapat menunjang untuk proses belajar mengajar sehingga materi yang diajarkan dapat tersampaikan secara optimal. Padahal apabila guru mau berinovasi sedikit menggunakan media, siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar sehingga materi yang disampaikan akan lebih berkesan dan mudah untuk diterima. Dengan banyaknya keaktifan siswa yang dilakukan di dalam kelas maka perhatian siswa dapat terpusat pada materi yang disampaikan dan sebisa mungkin seluruh siswa diajak untuk aktif dalam proses belajar.

Guru yang professional adalah guru yang mampu menciptakan suasana yang mendukung untuk proses belajar mengajar sehingga materi yang disampaikan dapat diterima oleh siswa dengan baik dan optimal. Berawal dari suasana kelas yang kondusif dan mendukung, seorang guru dapat mendidik siswa untuk memahami akan suatu materi yang disampaikan. Terlebih lagi apabila seorang guru dapat menggunakan media dan metode yang dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat aktif saat proses pembelajaran, maka kemungkinan untuk tercapainya tujuan pendidikan akan lebih besar. Penggunaan media yang tepat dengan materi dan metode yang tepat untuk siswa akan memberi pengalaman yang menyenangkan bagi siswa sehingga


(20)

6

materi yang disampaiakan dapat berkesan bagi siswa. Salah satu metode yang dapat diterapkan dikelas IV ini adalah metode Mind Mapping.

Mind Mapping ditemukan dan dikembangkan oleh Tony Buzan seorang peneliti dari Inggris yang mengajarkan bagaimana cara mengingat sesuatu dengan cara memetakan informasi dalam bentuk dekrit-dekrit atau akar pikiran sesuai dengan keinginan masing-masing. Mind Mapping sendiri merupakan cara termudah menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar dari otak, cara mencatat kreatif, efektif, secara harfiah memetakan pikiran-pikiran kita dengan sangat sederhana (Buzan, 2007: 4).

Mind Mapping dapat dijadikan solusi untuk permasalahan yang terjadi di mata pelajaran IPS yang memiliki begitu banyak materi. Dengan menggunakan metode Mind Mapping, maka materi tersebut dapat di buat sederhana dalam bentuk seperti pola akar pohon dan menggunakan kata-kata yang sederhana sehingga mudah untuk di ingat oleh siswa. Hal tersebut dikarenakan tujuan

Mind Mapping menurut Michael Michalko (dalam Buzan, 2007: 6) adalah: 1) mengaktifkan seluruh otak, 2) membereskan akal dari kekusutan mental, 3) memungkinkan kita berfokus untuk pokok bahasan, 4) membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah, 5) memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian, 6) memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya, dan 7) mensyaratkan kita untuk memusatkan pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.


(21)

7

Berdasarkan kondisi kelas dan analisis peneliti, maka peneliti tertarik untuk maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Mind Mapping

Pada Kelas IV Tahun Ajaran 2015/2016 SD N Tiyaran 01, Sukoharjo, Jawa Tengah”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Hasil belajar IPS pada siswa kelas IV masih rendah bila dibandingkan dengan Matematika dan Bahasa Indonesia

2. Siswa sulit memahami materi yang telah disampaikan oleh guru karena materinya terlalu banyak dan bersifat abstrak dan disajikan secara tidak menarik.

3. Kurangnya motivasi belajar siswa terhadap materi IPS karena dianggap kurang menarik dan berisi banyak materi.

4. Pembelajaran di kelas masih monoton hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja sehingga belum bisa menarik perhatian siswa.

5. Metode Mind Mapping belum diterapkan di kelas IV dalam penyampaian materi IPS.


(22)

8 C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah pada hasil belajar IPS siswa kelas IV yang masih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD N Tiyaran 01 tahun ajaran 2015/2016 dengan metode Mind Mapping?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada kelas IV SD N Tiyaran 01 dengan metode Mind Mapping.

F. Manfaat Penelitian a. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV 2) Kegiatan belajar dikelas menjadi menarik dan berkesan. 3) Dapat memudahkan memahami materi yang disampaikan. b. Bagi Guru

1) Memudahkan bagi guru dalam penyampaian materi pelajaran. 2) Meningkatkan keterampilan dalam menyampaikan materi. 3) Menambah wawasan terkait metode Mind Mapping.


(23)

9 c. Bagi peneliti

Memberikan pengalaman dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Mind Mapping.

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah tafsir tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Maka perlu dijelaskan makna beberapa definisi operasional variable sebagai berikut:

1. Hasil belajar IPS adalah perubahan yang diperoleh dari hasil pengalaman belajar. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar kognitif berupa penguasaan materi setelah guru menerapkan merode mind mapping

pada saat proses pembelajaran yang ditunjukkan pada penilaian tes kognitif. jenjang yang diperoleh dibagi menjadi empat kategori yaitu C1 (mengetahui), C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4 (analisis). Hasil belajar afektif berupa perubahan tingkah laku setelah guru menerapkan metode mind mapping, yaitu perhatian dan minat siswa yang termasuk bagian konsentrasi belajar siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar psikomotor setelah guru mengajarkan dengan metode mind mapping adalah berupa hasil karya dalam bentuk mind mapping.


(24)

10

2. Metode Mind Mapping adalah cara termudah dalam menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak. Informasi tersebut dibuat mirip dengan jaring akar tumbuhan dengan ide utama berada ditengah kertas, lalu dilanjutkan ke sub ide (tema) dengan dihubungkan cabang-cabang dengan diberikan kata kunci di setiap cabangnya.


(25)

11 BAB II Kajian Teori

A. Tinjauan tentang Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu program pendidikan yang mengintegrasi konsep-konsep terpilih dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pembinaan warga negara yang baik. Ilmu Pengetahuan sosial tidak jauh-jauh dari peran yang mendukung didalamnya, yaitu ilmu-ilmu sosial( khususnya ilmu sejarah, geografi, ilmu ekonomi, ilmu politik dan pemerintahan, sosiologi, antropologi, dan psikologisosial). Ilmu-ilmu sosial tersebut telah memberi sumbangan berupa konsep-konsep ilmu yang diubah menjadi “pengetahuan” yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang harus di pelajari.(Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 1998: 1)

Pendidikan IPS (somantri, 2001: 92) adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanior, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. .

Menurut Barr, Barth & Shermis (1978:18) IPS di definisikan sebagai: “Social Studies is an integration of social sciences and humanities for the purposes of instruction in citizenship education. We emphasize „integration‟for Social Studies is the only field which deliberately attempts to draw upon, in an integrated fashion, the data of social sciences and insights of humanities. We emphasize „citizenship‟ for Social Studies, despite the different in orientation, outlook, purpose, and methods of teachers, is almost universally perceived as preparation for citizenship in a democracy”

Arti dari pernyataan tersebut adalah ilmu sosial merupakan sebuah integrasi ilmu sosial dan budaya untuk tujuan instruksi dalam pendidikan kewarganegaraan .Kita hanya menekankan “ hubungan“ sosial mempelajari


(26)

12

adalah satu satunya lapangan yang sengaja mencoba untuk diteliti , secara terpadu , data ilmu sosial dan wawasan ilmu budaya .Kita hanya menekankan “kewarganegaraan“ untuk ilmu sosial , meskipun berbeda dalam orientasi , pandangan , tujuan , dan metode guru , hampir semua dianggap sebagai persiapan untuk kewarganegaraan dalam sebuah demokrasi.

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah, baik itu di SD, SMP, dan SMA. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Mulyasa, 2007: 125) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD atau MI sampai MTS atau SMP. Sesuai dengan Depdiknas (2003 : 6) menyatakan bahwa IPS adalah seperangkat fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan lingkungannya berdasarkan pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya (konsep dasar ips). Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seringkali ada beberapa masalah yang dialami. Melalui Ilmu Pengetahuan sosial ini maka siswa diperkenalkan bagaimana gambaran tentang kehidupan sehari-hari dan bagaimana cara untuk mengatasi apabila menemui masalah.


(27)

13

Menurut Fakih Samlawi (Savage dan Armstrong, 1996:24), Ilmu pengetahuan termasuk ilmu sosial tersusun dalam tiga tingkatan dari yang paling sempit ke yang paling luas, yaitu fakta, konsep, dan generalisasi.

1. Fakta, yaitu informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan dan dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya. Namun fakta ini mempunyai kekuatan menjelaskan yang terbatas. Fakta merujuk pada suasana yang khusus dan keberlakuannya terbatas (kurang umum). Fakta sangat penting dalam struktur atau susunan ilmu karena fakta tersebut membantu membentuk konsep dan generalisasi.

2. Konsep, yaitu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah.

3. Generalisasi yaitu pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi. Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian.

Ada beberapa karakteristik pembelajaran IPS yang dikaji bersama ciri dan sifat pembelajaran. IPS menurut A. Kosasih Djahiri (Sapriya, 2007: 19) adalah sebagai berikut:

a. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu)

b. Penelaahan dan pembelajaran IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komprehensif (meluas) dari


(28)

14

berbagai sumber ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu digunakan untuk menelaah satu masalah/tema/topik.

c. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu mengembangkan verfikir kritis, rasional, dan analisis. d. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan atau

menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata dimasyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan dimasa yang akan datang baik dari lingkungan fisik maupun budaya.

e. IPS dihadapkan pada konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah) sehingga titik berat pembelajaran adalah proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakat.

f. IPS mengutamakan hal-hal arti dan penghayatan hubungan antar manusia yang bersifat manusiawi.

g. Pembelajaran IPS tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata juga nilai dan keterampilannya.

h. Pembelajaran IPS berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.


(29)

15

i. Dalam pengembangan program pembelajaran IPS senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan yang terjadi pada ciri IPS itu sendiri.

2. Landasan-landasan Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial

a. Landasan Filosofis, yaitu memberikan gagasan pemikiran mendasar yang digunakan untuk menentukan objek kajian atau domain apa saja yang menjadi menjadi kajian pokok dan dimensi pengembangan pendidikan ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan disiplin ilmu.

b. Landasan Ideologis, sebagai sistem gagasan mendasar untuk memberikan pertimbangan dan menjawab pertanyaan: (1) bagaimana keterkaitan antara das sein IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu dan das solen IPS; dan (2) bagaimanan keterkaitan antara teori-teori pendidikan dengan hakikat praksis etika, moral, politik, dan norma-norma perilaku dalam membangun dan mengembangkan pendidikan ilmu pengetahuan sosial.

c. Landasan Sosiologis, memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kekuatan, aspirasi, serta pola kehidupan masa depan melalui interaksi sosial yang akan membangun teori-teori atau prinsip-prinsip pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu.

d. Landasan Antropologis, memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan pola, sistem, dan struktur pendidikan disiplin ilmu sehingga relevan dengan pola, sistem, dan struktur kebudayaan bahkan dengan pola , sistem, dan struktur perilaku manusia yang kompleks.


(30)

16

e. Landasan Kemanusiaan, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk menentukan karakteristik ideal manusia sebagai sasaran proses pendidikan.

f. Landasan Politikus, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik pendidikan dari IPS. g. Landasan Psikologis, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar

untuk menentukan cara-cara pendidikan IPS membangun strutur tubuh disiplin pengetahuannya, baik dalam tataran personal maupun komunal berdasarkan entitas-entitas psikologi.

h. Landasan Religius, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar tentang nilai-nilai, norma, etika, dan moral yang menjadi jiwa yang melandasi keseluruhan bangunan pendidikan IPS, khususnya pendidikan di Indonesia.

3. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu pengetahuan sosial mencakup beberapa konsep, sehingga tujuannya pun juga begitu komplek.Menurut Etin Solihatin dan Raharjo, (2009:15) Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki tujuan untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri.

Pada Kurikulum 2004 dalam Kartono, dkk (2009: 30) untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) menyatakan bahwa pada Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki tujuan antara lain sebagai berikut :

a. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.


(31)

17

b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif , inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan proses.

c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d. Meningkatkan kemampuan majemuk, baik secara nasional maupun global.

Adapun menurut Chapin dan Messick (1992: 5) bahwa tujuan pembelajaran IPS dapat dikelompokkan ke dalam enam komponen, yaitu:

1. Memberikan pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. 2. Mengembangkan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi. 3. Mengembangkan nilai sikapdemokrasi dalam bermasyarakat.

4. Menyediakan kesempatan siswa untuk berperan serta dalam kehidupan sosial.

5. Ditujukan pada pembekalan pengetahuan, pengembangan berpikir, dan kemampuan berpikir kritis, melatih kebebasan keterampilan dan kebiasaan.

6. Ditujukan kepada peserta didik untuk memahami hal yang bersifat kongkret,realistis dalam kehidupan.

Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Sapriya (2009: 7) mengemukakan bahwa “salah satu karakteristik sosial studies adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan tingkatan perkembangan


(32)

18

masyarakat.”.perubahan dapat dalam aspek materi, pendekatan, bahkan tujuan sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.

Rudy Gunawan (2011: 37) mengemukakan bahwa pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri ditengah-tengah kekuatan fisik dan dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab, sedangkan ilmu sosial bertujuan menciptakan tenaga ahli dalam bidang ilmu sosial.

The Multi Consortium of Performance Based Teacher Educational di AS pada tahun 1973 (dalam Rudy Gunawan. 2011: 20) menyatakan bahwa IPS memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui dan mampu menerapkan konsep-konsep ilmu sosial yang penting, generalisasi (konsep dasar) dan teori-teori kepada situasi data yang baru.

2. Memahami dan mampu menggunakan beberapa struktur dari suatu disiplin atau antar disiplin untuk digunakan sebagai bahan analisis data baru.

3. Mengetahui tehnik-tehnik penyelidikan dan metode-metode penjelasan yang dipergunakan dalam studi sosial secara bervariasi serta mampu menerapkan sebagai teknik penelitian dan evaluasi suatu informasi. 4. Mampu mempergunakan cara berpikir yang lebih tinggi sesuai dengan


(33)

19

5. Memiliki keterampilan dalam memecahkan permasalahan (problem solving)

6. Memiliki konsep atau prinsip sendiri yang positif. 7. Menghargai nilai-nilai kemanusiaan.

8. Kemampuan mendukung nilai-nilai demokrasi.

9. Adanya keinginan untuk belajar dan berfikir secara rasional.

10. Kemampuan berbuat berdasarkan system nilai yang rasional dan mantap. Menurut National Council for the Social Studies (1983: 251) Social Studies memiliki tujuan sebagai berikut:

Social Studies program have responsibility to prepare young people to identify .understands, and work to solve problems that face our increasingly diverse nation and independence world. Over the past several decade, the professional consensus has been that such program ought to include goals in the broads area of knowledge and skill with the application of democratic values of life, through social participation present an ideal balance in social studies. It is essential that these major goal be viewed an equally important. The relationship among knowledge, values, and skills is one of mutual support”.

Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa program ilmu pengetahuan sosial memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan pemuda untuk mengenal, mengerti, dan bekerja menyelesaikan masalah yang kita alami yang semakin bermacam-macam dalam bernegara dan di dunia.

Tujuan IPS menurut Isjoni (2007: 50-51) dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, sebagai berikut :

1. Knowledge, yang merupakan tujuan utama pendidikan IPS, yaitu meembantu para siswa belajar tentang diri mereka sendiri dan lingkungannya.


(34)

20

2. Skill, yang berhubungan dengan tujuan IPS dalam hal ini mencakup keterampilan berfikir.

3. Attitudes, dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok sikap yang diperlukan untuk tingkah laku (intelektual behavior) dan tingkah laku sosial (sosial behavior).

4. Value, dalam hubungan ini adalah nilai yang terkandung dalam masyarakat sekitar didapat dari lingkungan masyarakat sekitar maupun lembaga pemerintah (falsafah bangsa).

Sementara menurut Wahab (Rudy Gunawan, 2011:21) menyatakan bahwa pengajaran IPS disekolah tidak lagi semata-mata untuk memberi pengetahuan dan menghafal sejumlah fakta dan informasi, akan tetapi lebih dari sekedar itu. Para siswa selain diharapkan memiliki pengetahuan mereka juga dapat mengembangkan keterampilan dalam berbagai segi kehidupan dimulai dari keterampilan akademiknya sampai pada keterampilan sosialnya

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa tujuan ilmu pengetahuan sosial adalah mengajarkan dan mengembangkan konsep-konsep dan nilai-nilai ilmu pengetahuan sosial sebagai bekal untuk menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari

4. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV

Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar telah disederhanakan sesuai dengan tingkat perkembangan, kematangan, dan kebutuhan peserta didik. Sehingga sumber belajar dari IPS adalah ilmu sosial yang telah disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan usia siswa (Hidayati, 2002:18).


(35)

21

Menurut Hidayati (2002: 18) materi IPS di sederhanakan dari ilmu-ilmu sosial yang terdiri dari yang pertama adalah fakta, konsep, generalisasi, dan teori , yang kedua metodologi penyelidikan dari masing-masing ilmu sosial, dan yang ketiga adalah keterampilan-keterampilan intelektual yang diperlukan.

Berdasarkan panduan KTSP SD/MI Tahun 2006 ruang lingkup mata pelajaran IPS kelas IV SD/MI sebagai berikut:

1) Peta.

2) Penampakan Alam dan keragaman sosial budaya. 3) Sumber daya alam.

4) Suku bangsa dan budaya Indonesia. 5) Berbagai bentuk peninggalan sejarah. 6) Kepahlawanan dan patriotisme.

7) Kegiatan ekonomi berdasarkan potensi daerah. 8) Koperasi dalam perekonomian Indonesia. 9) Perkembangan teknologi.

10) Masalah sosial dilingkungan setempat.

Materi pokok IPS semester 2 dengan Standar Kompetensi mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan Kabupaten/kota dan Provinsi diantaranya meliputi sumber daya dan kegiatan ekonomi, memahami pentingnya koperasi dan perkembangan teknologi. Oleh karena itu, ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini manusia, lingkungan, waktu, sistem sosial, dan budaya.


(36)

22 B. Tinjauan Hasil Belajar IPS

1. Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut Nasution (1986: 85) adalah perubahan-perubahan dalam system saraf ilmu pengetahuan, belajar sebagai perubahan-perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Purwanto (1990: 85) mengungkapkan bahwa belajar adalah tingkah laku seseorang yang terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman yang telah dilalui, jadi belajar akan membawa perubahan-perubahan pada individu baik fisik maupun psikis, perubahan tersebut akan nampak tidak hanya berkaitan dengan percakapan, keterampilan, dan sikap.

Witherington (1952) seperti yang di kutip oleh Sukmadinata (2004:55) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang di manifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.

Winkel (1996: 53) belajar aalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.

Gagne (1977), seperti yang dikutip oleh dahar (1993: 76) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya, yaitu peningkatan kemampuan melakukan berbagai jenis kinerja.


(37)

23

Driver and Bell (1986) dalam Leo Sutrisno (1994) mendefinisikan belajar merupakan suatu proses aktif menyusun makna melalui setiap interaksi dengan lingkungan, dengan membangun hubungan antara konsepsi yang telah dimiliki dengan fenomena yang sedang dipelajari.

Menurut Suparwoto (2004: 41) menyatakan bahwa belajar pada intinya adalah proses internalisasi dalam diri individu yang belajar dapat dikenali produk belajar yakni berupa perubahan, baik penguasaan materi, tingkah laku, maupun keterampilan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang dialami oleh seseorang sebagai hasil dari internalisasi sehingga terjadi perubahan pada tingkah laku dan pola piker seseorang. Dapat juga terjadi perubahan pada fisik dan psikis seseorang yang akan nampak pada seseorang yang telah belajar dari lingkungan.oleh karena itu, seseorang yang telah belajar akan mengalami sesuatu yang baru baik itu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

2. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan hasil interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.


(38)

24

Dalam sistem pendidikan nasional, hasil belajar secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah yakni kognitif, afektif, psikomotor. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bloom (Hamzah B. Uno, 2008: 35-38) yang mengemukakan bahwa hasil belajar terdiri dari:

a. Kawasan kognitif yaitu kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yaitu evaluasi. Kawasan kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu:

1) Tingkat pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.

2) Tingkat pemahaman (comprehension), yaitu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.

3) Tingkat penerapan (application), yaitu kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

4) Tingkat analisis (analysis), yaitu kemampuan seseorang dalam memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarki dan susunannya.


(39)

25

5) Tingkat sintesis (synthesis), yaitu kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

6) Tingkat evaluasi (evaluation), yaitu kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya.

b. Kawasan afektif yaitu satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai sosial, interest, apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkat afeksi adal lima, yaitu: 1. Kemampuan menerima 2. Kemampuan menanggapi. 3. Berkeyakinan, 4. Penerapan karya, dan 5. Ketekunan dan ketelitian.

c. Kawasan psikomotor, yaitu mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motoric. Urutan tingkatan dari yang paling sederhana sampai ke yang paling komplek adalah 1. Persepsi, 2. Kesiapan melakukan suatu kegiatan. 3. Mekanisme, 4. Respon terbimbing, 5. Kemahiran, 6. Adaptasi, dan 7. Originasi.

Menurut Nana Sudjana (2009: 3) menjelaskan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan kriteria tertentu. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah


(40)

26

menerima pengalaman-pengalaman belajar yang berasal dari buku maupun lingkungan yang di ubah menjadi suatu tingkah laku baik dalam bentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar IPS

Baik buruknya hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Sugihartono (2007: 76) berpendapat bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang melekat pada diri setiap individu, yaitu kesehatan dan cacat tubuh, intelegensi, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar tubuh individu, yaitu keluarga, sekolah, masyarakat, dan lain-lain.

M. Ngalim Purwanto (1997: 102) berpendapat mengenai faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu ada dua golongan. Golongan pertama adalah faktor yang ada pada diri individu yang disebut faktor individual, dan golongan kedua faktor yang ada di luar individu yang di sebut faktor sosial. Faktor individual meliputi faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan motivasi pribadi. Sedangkan faktor sosial meliputi keadaan keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan untuk mengajar, lingkungan, kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial


(41)

27

Menurut Slamet (2003: 54-56) faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor Intern yaitu yang berasal dari dalam individu, meliputi: a. Kesehatan

Kesehatan adalah hal yang paling berpengaruh dalam proses belajar. Pada diri individu yang sehat akan dapat dengan mudah dalam mempelajari sesuatu.

b. Intelegensi

Intelegensi berpengaruh pada cepat lambatnya seseorang dalam belajar dalam menangkap suatu hal. Seseorang yang memiliki intelegensi yang tinggi akan dengan mudah mempelajari sesuatu dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi bila dibandingkan dengan orang yang memiliki tingkat intelegensi yang rendah.

c. Minat dan Motivasi

Minat dapat diartikan sebagai kehendak yang datang dari diri individu. Motivasi dapat diartikan penggerak atau keinginan. Belajar akan mudah berhasil apabila dalam diri individu di barengi dengan minat dan motivasi. Faktor ekstern yaitu yang berasal dari luar individu, meliputi:

a. Lingkungan keluarga.

Keluarga merupakan tempat pertama kali seseorang belajar sesuatu. setiap keluarga memiliki cara yang berbeda-beda dalam mendidik anak. Keluarga yang baik akan memberi pengaruh yang baik bagi perkembangan


(42)

28

anak, karena waktu terbanyak yang dihabiskan oleh setiap peserta didik adalah dikeluarga, maka sudah seharusnya keluarga dapat memberi pembelajaran yang baik bagi anak didik.

b. Lingkungan sekolah

Faktor sekolah yang mampu memberi pengaruh pada hasil belajar siswa mencakup metode mengajar, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan siswa, hubungan antara guru dengan siswa, disiplin sekolah, dan fasilitas yang disediakan yang dapat menunjang proses belajar siswa. c. Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat juga dapat menentukan hasil belajar, karena nantinya hasil belajar siswa akan diterapkan di lingkungan masyarakat. d. Tata cara belajar

Tata cara belajar sesuai dengan materi belajar dan kesukaan siswa mampu memberi pengaruh yang besar pada hasil belajar siswa.

Menurut Sumadi Suryabrata (2002: 233) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:

1) Faktor yang berasal dari luar individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

a. Faktor-faktor non-sosial, contohnya: keadaan udara, cuaca, lokasi, alat-alat yang digunakan untuk belajar.

b. Faktor-faktor sosial, contohnya : teman bermain dan belajar, orang-orang yang ada di sekitar.


(43)

29

2) Faktor yang berasal dari dalam individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

a. Faktor-faktor fisiologis, contohnya: panca indera, nutrisi, dan penyakit dalam tubuh.

b. Faktor-faktor psikologis, contohnya: sifat ingin tahu, kreatifitas, adanya keinginan mendapatkan simpati,dll.

Faktor- Internal maupun eksternal semua memiliki peran dalam memepengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu sudah sewajarnya kita memperhatikannya sehingga hasil yang diperoleh akan memuaskan. Terlebih untuk faktor eksternal yang mana kita bisa lebih mempersiapkan secara matang agar dapat memberi pengaruh yang baik bagi peserta didik. Salah satu yang perlu disiapkan dalam faktor eksternal yang nantinya dapat mempengaruhi hasil belajar adalah penggunaan metode belajar. Metode belajar yang tepat akan mempermudah siswa dalam menangkap materi yang terkandung dalam mata pelajaran.

Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan metode Mind Mapping yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam menangkap nilai-nilai pada materi IPS yang cakupannya sangat luas.

C.Kajian tentang Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) 1. Pengertian Metode Mind Mapping

a. Metode Pembelajaran

Menurut Martimis Yamin dan Maisah (2009: 148) metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sama


(44)

30

halnya dengan pendapat tersebut, menurut Winarno Surachmad dalam hidayati (2004: 64) yang berpendapat bahwa metode merupakan cara yang fungsinya adalah sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Pendapat lain dari Dwi Siswoyo (2008: 133) menyatakan bahwa metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan belajar dalam proses pembelajaran.

Dilihat dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara atau langkah yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efekti dan efisien. Untuk mencapai hal-hal tersebut seorang guru harus dapat menentukan menggunakan metode yang tepat bagi peserta didiknya sesuai kemampuan dan tingkat perkembangan peserta didik. Metode yang tepat akan memberikan hasil belajar yang baik

b. Metode Mind Mapping

Konsep Mind Mapping sendiri telah diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Mind Mapping atau sering biasa disebut sebagai Peta Pikiran adalah alternative pemikiran keseluruhan terhadap pemikiran linier. Menurut Michael Michalko (2007: 2) metode Mind Mapping dapat menggapai pikiran dari segala arah dan sudut.

Menurut Tony Buzan,Mind Mapping adalah alat berpikir kreatif yang mencerminkan cara kerja alami otak dan cara termudah untuk menempatkaninformasi kedalam otak serta mengambil informasi ke luar otak. Selain itu, Mind Mappingjuga merupakan cara mencatat yang kreatif


(45)

31

dan efektif yang akan memetakan pikiran-pikiran kita (Tony Buzan, 2007:4)

Bentuk Mind Mapping seperti halnya sebuah pohon yang memiliki akar dan batang yang bercabang. Dengan pokok bahasan ada di batang utama yang akan bercabang. Pada cabang tersebutlah akan berisi bahasan-bahasan yang muncul karena ada batang utamanya.

A. Langkah-langkah penerapan Mind Mapping

Menurut Tony Buzan (2010: 35-36) ada tujuh langkah penerapan

Mind Mapping yang lengkap dengan cara yang sederhana, mudah, dan menyenangkan. Adapun langkahnya sebagai berikut:

a) Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar. Di mulai dari bagian tengah yang memberi kesan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan didirinya lebih bebas dan alami.


(46)

32

b) Menggunakan gambar dan foto sebagai ide sentral. Dengan sebuah gambar dapat membantu untuk berimajinasi, karena sebuah gambar bermakna seribu kata. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap focus, berkonsentrasi dan mengaktifkan otak kita. c) Menggunakan warna selama dalam proses pembuatan. Alasannya

karena warna dapat merangsang berfikir kreatif, membantu kita memilah-milah areanya, merangsang pusat-pusat warna pada otak dan menangkap perhatian serta minat mata kita.

d) Menghubung-hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan menghubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Otak kita bekerja berdasarkan asosiasi dan jika cabang-cabang saling berkaitan dikepala kita dan menyalakan lebih banyak pikiran kreatif.

e) Membuat garis melengkung, bukan garis lurus. Garis lusrus membosankan otak. Cabang-cabang melengkung dan organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih menarik.

f) Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Kata kunci tunggal memberi banyak daya dan fleksibel kepada Mind Mapping.setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti penggandaan, menghasilkan sederet asosiasi dan hubungannya sendiri. Dengan kitamenggunakan kata tunggal, maka otak akan bebas berkreasi dan memicu ide dan pikiran baru.


(47)

33

g) Menggunakan gambar. Alasan menggunakan gambar adalah karena gambar mudah di ingat dan dapat merangsang otak kita untuk lebih berkembang dan mengingatnya.

Sibermen (2009: 60) mengungkapkan langkah-langkah menulis dengan menggunakan metode Mind Mapping. Adapun langkah-lagkahnya sebagai berikut:

1. Menulis gagasan utama di tengah kertas.

2. Menambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap gagasan utamanya. Jumlah cabangnya akan berfariasi tergantung dari jumlah gagasannya. Menggunakan warna bagi setian cabangnya. 3. Menuliskan kata kunci pada setiap bagian cabang yang akan dikembangkan. Kata kunci ialah kata-kata yang menyampaikan inti gagasannya.

4. Menambahkan simbol-simbol dan ilustrasi untuk mendapatkan ingatan yang baik.

5. Memberikan kertas, pena, dan dan sumber-sumber lain yang dapat membantu peserta didik membuat peta pikiran yang berwarna dan indah.

6. Memberikan waktu yang banyak bagi peserta didik untuk mengembangkan peta pikiran yang dibuat peserta didik.


(48)

34 B. Kelebihan metode Mind Mapping

De Porter Bobbi, dkk ( 2007: 172) mengungkapkan manfaat Mind Mapping antara lain :

1. Fleksibel, Mind Mapping dapat dengan mudah menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, tanpa membuat kebingungan.

2. Dapat memusatkan perhatian.

3. Meningkatkan pemahaman. Ketika siswa belajar sesuatu yang membutuhkan menghafal, Mind Mapping mempermudah dalam memahaminya, karena diambil dari inti pokok bahasan tersebut. 4. Meyenangkan. Siswa dengan karakteristik SD nya sangat senang di

ajak untuk mengembangkan ide kreatifitasannya dalam bentuk gambar yang berwarna warni.

Sedangkan menurut Michael Michalko ( Tony Buzan, 2010: 6-7) kelebihan Mind Mapping sebagai berikut:

1. Mengaktifkan seluruh sel otak yang di miliki. 2. Memungkinkan akal dari kekusutan mental.

3. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah

4. Memberikan gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian. 5. Memungkinkan dalam pengelompokan konsep dan membantu dalam


(49)

35

6. Mensyaratkan untuk memusatkan perhatian pada pokok pikiran yang membantu megalihkan informasi dari ingatan jangka pendek ke jangka panjang.

C. Manfaat Metode Mind Mapping

Menurut Tony Buzan (2007: 6) metode Mind Mapping dapat dimanfaatkan di berbagai bidang termasuk pendidikan, seperti:

a. Merangsang bekerjanya otak kiri dan otak kanan

b. Membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan ketika mengawali belajar.

c. Membantu seseorang mengalirkan diri tanpa hambatan d. Memuat rencana atau kerangka cerita.

e. Mengembangkan sebuah ide.

f. Membuat perencanaan sasaran pribadi. g. Memulai usaha baru.

h. Meringkas isi sebuah buku. i. Dapa memusatkan perhatian. j. Meningkatkan pemahaman.

k. Menyenangkan dan mudah di ingat

Dari pendapat-pendapat diatas, dapat kita ketahui bahwa Mind Mapping dapat meningkakan konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga sangat cocok digunakan di mata pelajaran IPS yang memang memuat materi cukup banyak dan membutuhkan konsentrasi yang tinggi.


(50)

36 D. Kriteria Penilaian Mind Mapping

Berdasarkan langkah-langkah membuat Mind Mapping menurut Tony Buzan (2007: 15), maka penilaian Mind Mapping yang disimpulkan adalah: a. Penilaian media Mind Mapping siswa

1. Letak ide atau gagasan utama berada pada tengah kertas kosong. 2. Gambar sesuai dengan gagasan utama yang telah ditentukan.

3. Pemilihan warna menarik dan menggunakan warna beda untuk tiap sub gagasan.

4. Penjabaran gagasan menjadi sub gagasan.

5. Terdapat garis hubung yang melengkung pada setiap kata kunci. 6. Ketetapan menentukan kata kunci pada setiap cabang.

b. Penilaian metode Mind Mapping guru 1. Guru melaksanakan apersepsi.

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Guru bersama siswa membahas materi.

4. Guru membimbing siswa membuatMind Mapping

5. Guru melaksanakan evaluasi.

6. Implementasi metode Mind Mapping dalam IPS KTSP

Menurut pendapat Tony Buzan (2010: 6) metode Mind Mapping

dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Metode

Mind Mapping dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa.

Pembelajaran IPS adalah mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan


(51)

37

pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya (konsep dasar ips). Dilihat dari banyaknya konsep-konsep yang ada maka diperlukan metode yang dapat menyederhanakannya sehingga mudah dipahami oleh siswa. Untuk itu metode Mind Mapping sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran IPS di sekolahan.

Metode Mind Mapping merupakan metode atau cara termudah untuk menempatkan informasikedalam otak dan mengambil informasi dari luar otak. Mind Mapping mengambil ide-ide dari berbagai segi dan sudut, serta dapat memusatkan pikiran siswa. Metode Mind Mapping merupakan salah satu inovasi pendidikan karena dapat digunakan untuk memecahkan masalah pendidikan atau untuk mencapai tujuan pedidikan.

D. Kajian Tentang Karakteristik Anak SD

Anak usia Sekolah Dasar merupakan kategori usia anak yang mengalami banyak perubahan yang sangat banyak, baik itu fisik maupun mentalnya. Dilihat dari usianya, anak SD berusia antara 6 – 12 tahun. Menurut Seifert dan Haffung memiliki tiga jenis perkembangan:

1. Perkembangan Fisik Siswa SD

Pada usia SD perkembangan fisik sangat nampak. Pada laki-laki maupun perempuan sangat terlihat perubahan pada fisik mereka seperti tambah tingginya badan mereka maupun berat badan mereka.


(52)

38 2. Perkembangan Kognitif Siswa SD

Perkembangan kognitif pada siswa SD tersebut mencakup perubahan-perubahan dalam perkembangan pola pikir. Tahap perkembangan kognitif individu menurut Piaget melalui empat stadium yaitu:

a. Sensorimotorik (0-2 tahun) bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan mendorong mengeksploitasi dunianya.

b. Pra oprasional (2-7 tahun) anak belajar menggunakan dan mempresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Tahap pemikirannya yang lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran oprasional dan lebih bersifat egosentris dan intuiotif ketimbang logis. c. Oprasional kongkrit (7-11 tahun) penggunaan logika yang memadai.

Tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda kongkrit.

d. Operasional formal (12-15 tahun), kemampuan untuk berpikir secara abtrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

3. Perkembangan Psikososial

Perkembangan ini terkait dengan emosional seseorang. Menurut J. Havighurt bahwa setiap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek lain seperti diantaranya adalah aspek psikis, moral, dan sosial.


(53)

39

Menurut Piaget (1896 – 1980) mengidentifikasi perkembangan individu ke dalam empat tahap, yaitu:

1. Usia 0-2 tahun di kenal dengan tahap sensori motor. Pada masa ini perkembangan tertuju pada gerak reflex sebagai bukti adanya kemampuan menyadari ada sesuatu didekatnya.

2. Usia 2-7 tahun dikenal dengan tahap Pra-oprasional. Pada masa ini muncul ciri-ciri yang di sebut dengan egosentris, yaitu kemampuan mengasosiasi sesuatu dengan dirinya.

3. Usia 7-18 tahun dikenal dengan tahap oprasional konkret. Pada masa ini anak telah memiliki kemampuan untuk mengenali urutan hierarki. 4. Usia>18 tahun di kenal dengan tahap formal oprasional. Pada masa ini

terbentuk kemampuan berpikir proporsional dan berpikir deduktif. Dilihat dari tahapan-tahapan tersebut, anak usia sekolah dasar termasuk pada tahap praoprasional dan oprasional konkrit sehingga memiliki ciri-ciri egosentris (untuk usia 6-7 tahun) dan memiliki kemampuan mengenali urutan hierarki (untuk usia 7-12 tahun).

Menjelang masuk SD, anak telah mengembangkan keterampilan bertindak dan berpengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai pada masa ini anak pada dasarnya masih egosentris (berpusat pada dirinya), dan dunia mereka adalah rumah, keluarga, dan taman kanak-kanaknya.

Implikasi Karakteristik Usia SD terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Karakteristik anak usia SD adalah senang bermain, bergerak, senang bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan sesuatu secara


(54)

40

langsung. Oleh karena itu guru, dalam dunia pendidikan terutama SD para guru disarankan menyajikan proses pembelajaran dengan mengikut sertakan siswanya untuk berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

E. Hipotesis

Hipotesis dalam tindakan ini adalah penggunaan metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD N Tiyaran 01, Bulu, Sukoharjo, Jawa Tengah.

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh Muhammad Anshori di Madrasah Ibtidaíyah Ma‟arif Karangasem Kecamatan Wonosegoro, Boyolali dengan menerapkan metode mind mapping pada mata pelajaran IPS telah terjadi peningkatan pada hasil belajar. Pada pra siklus nilai rata-rata pada kelas tersebut hanya sebesar 55.66%. Setelah dilaksanakan metode mind mapping pada siklus I, terjadi sedikit peningkatan menjadi 58.66% dan pada siklus II juga mengalami peningkatan menjadi 74.66%. karena belum mencapai kriteria ketuntasan KKM yang ditetapkan yaitu sebesar 80%, maka dilaksanakan siklus III dan memperoleh hasil terjadi peningkatan menjadi sebesar 83.33%.

Dari penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti dari data yang menunjukkan dari setiap siklus siswa mengalami peningkatan nilai rata-rata mata pelajaran IPS.


(55)

41

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang saya lakukan adalah:

1. Penelitian tersebut diterapkan di Madrasah Ibtidaíyah Ma‟arif Karangasem Kecamatan Wonosegoro, Boyolali. Sedangkan penelitian yang saya lakukan adala di SD Negeri Tiyaran 1, Bulu, Sukoharjo.

2. Penelitian tersebut diterapkan di kelas V, sedangkan penelitian yang saya laksanakan di kelas IV

3. Peningkatan hasil belajar pada penelitian tersebut adalah sebesar 83.33%, sedangkan hasil penelitian saya mengalami peningkatan sebesar 93.30%

G. Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPS merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk mengajarkan ilmu pengetahuan sosial dengan menggunakan metode mind mapping dengan harapan siswa dapat memahami materi yang disampaikan secara optimal sehingga memperoleh hasil belajar yang baik dan tuntas KKM. Guru sebagai pendidik harus selalu melakukan inovasi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa selalu tertarik dan tidak merasa bosan.

Pembelajaran yang terjadi di SD N Tiyaran 1 hanya terfokus pada buku pedoman saja yang dimiliki secara turun temurun, seperti pembelajaran. IPS yang hanya terfokus tanya jawab tentang materi yang ada di buku


(56)

42

pedoman saja. Jarangnya sekali guru menggunakan media untuk mempermudah pemahaman materi.

Oleh sebab itu, peneliti menerapkan metode mind mapping di kelas IV SD N Tiyaran 1 Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo dapat menjadi terobosan dalam proses pembelajaran. Metode mind mapping mampu memadukan materi pelajaran dengan kreatifitas siswa dalam menyajikannya. Dengan begitu siswa terpacu untuk berfikir kratif dan aktif pada saat proses pembelajaran. Kerangka Berpikir Masalah \ Teori Tujuan Solusi Hasil

Peningkatan konsentrasi belajar IPS kelas IV di SD Negeri Tiyaran 1 Peningkatan hasil belajar IPS kelas IV di SD Negeri Tiyaran 1

Gambar 2. Kerangka Berpikir Peningkatan hasil belajar IPS kelas

IV dengan metode Mind Mapping di SD Negeri Tiyaran 1, Bulu, Sukoharjo

1. Konsentrasi belajar IPS kelas IV di SD Negeri Tiyaran 1 masih rendah

2. Hasil belajar IPS kelas IV di SD Negeri Tiyaran 1 masih rendah

Metode mind mapping dapat

menjadi alternative solusi untuk meningkatkan hasil belajar IPS kelas IV (Tony Buzan, 2007:16)

Tujuan menerapkan metode mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV. Karena pada metode mind mapping siswa dituntut aktiv dan kreatif serta dapat mempermudah siswa dalam mencatat materi yang dipelajari. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dengan menerapkan metode Mind Mapping


(57)

43 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan ini termasuk ke dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Eileen Ferrance (2000) mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai sebuah proses yang didalamnya para partisipan mengkaji praktik pendidikan mereka secara sistematis dan seksama, dengan menggunakan teknik-teknik penelitian.

Suharsimi Arikunto (2010: 4) berpendapat bahwa kegiatan PTK bermaksud untuk memperbaiki situasi pembelajaran di kelas, yang merupakan inti dari kegiatan mengajar.

Jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan dalam penelitian adalah kolaboratif, yaitu peneliti terlibat sejak awal proses penelitian sampai berakhirnya penelitian. Peneliti menyiapkan scenario dan perencanaan yang di konsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru kelas. Perencanaan tersebut dibuat dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi segala kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Kemudian guru dan peneliti bekerja sama melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario yang telah di buat sebelumnya, dan setelah itu dilakukanlah refleksi dan evaluasi terhadap proses pembelajaran. Setelah semua itu dilaksanakan, peneliti dapat menarik kesimpulan dari proses pembelajaran tersebut.


(58)

44 B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Tiyaran 01, Sukoharjo, Jawa Tengah yang berjumlah 13 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Subjek penelitian dipilih berdasarkan saran dan data yang diberikan oleh guru kelas yang memiliki peserta didik yang pada track record nilai yang masih rendah dalam mata pelajaran IPS.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD N Tiyaran 01 Bulu Sukoharjo yang beralamat di desa Tiyaran, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. Peneliti memilih SD tersebut karena dalam pembelajaran IPS para peserta didik nilainya masih tergolong rendah dan siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016.

D. Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart dengan model spiral dari siklus yang satu ke siklus yang lain. Konsep pokok penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart terdapat tiga tahap meliputi: perencanaan, pelaksanaan & pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2010: 132). Siklus spiral dan tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat di lihat pada gambar berikut ini:


(59)

45

Keterangan:

Siklus I: 1. Perencanaan I 2. Tindakan I

3. Observasi I 4. Refleksi

Siklus II 1. Revisi Rencana II 2. Tindakan II

3. Observasi II 4. Refleksi II

Gambar 3. alur PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart Penjelasan alur di atas sebagai berikut:

a) Perencanaan

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti membuat perencanaan berupa rumusan masalah, tujuan penelitian, dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), termasuk didalamnya ada instrumen penelitian, perangkat pembelajaran, dan skenario pembelajaran.

b) Pelaksanaan dan pengamatan

Pelaksanaan dan pengamatan meliputi tindakan yang sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru kelas. Pada saat guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar, penelitimelaksanakan kegiatan pengamatan. Peneliti mengamati pelaksanaan tindakan guru yang telah dibuatkan skenario pembelajaran, sehingga peneliti dapat mengamati tindakan yang dilakukan oleh guru kelas sesuai dengan yang telah direncanakan atau tidak. Guru


(60)

46

melaksanakan proses pembelajaran metode Mind Mapping sesuai rencana peneliti.

c) Refleksi

Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat (Arikunto, 2010: 138-140).

Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus dengan masing-masing siklus membutuhkan dua kali pertemuan dengan dikenai perlakuan yag sama. Setelah pembelajaran satu siklus telah selesai, maka diakhiri dengan tes evaluasi yang dilakukan di akhir siklus. Di buat dua siklus karena untuk melihat perkembangan yang terjadi dari pra siklus, siklus pertama dan siklus ke dua.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan dengan cara sebagai berikut: 1. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien dengan cara mengetahui variabelnya terlebih dahulu sehingga peneliti dapat memperoleh keterangan informasi atau keterangan sebagaimana yang dibutuhkan. Angket di berikan kepada peserta didik yang akan diteliti. Angket tersebut berisi tentang konsentrasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS.


(61)

47 2. Tes

Teknik tes dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui tingkat kepemahaman (kognitif) peserta didik terhadap pelajaran IPS setelah menggunakan metode Mind Mapping. Bentuk tes tersebut adalah tes objektif berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 butir soal yang harus diselesaikan siswa pada waktu yang telah ditentukan, tanpa bantuan buku, orang lain, ataupun sumber lain serta diawasi oleh guru kelas dan peneliti. Soal yang dibuat berdasarkan kisi-kisi sehingga mampu mengukur kemampuan kognitif tingkat C1, C2, C3, dan C4. 3. Observasi

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses saat pembelajaran IPS berlangsung dengan menggunakan metode Mind Mapping. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui dampak atau pengaruh dari metode Mind Mapping terhadap konsentrasi peserta didik yang nantinya akan menentukan hasil belajar IPS.

4. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru kelas, dan beberapa siswa kelas IV. Wawancara tersebut bertujuan untuk mencari informasi masalah yang dialami oleh siswa. Diperoleh informasi bahwa siswa kelas IV SD Negeri Tiyaran 1 mengalami masalah pada hasil belajar IPS


(62)

48 5. Dokumentasi

peneliti mencari informasi lebih lanjut tentang hasil belajar siswa yang masih rendah pada mata pelajaran IPS. Dari pihak guru menunjukkan daftar nilai siswa kelas IV yang menunjukkan masih banyak siswa kelas IV yang belum tuntas KKM

F. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data yang valid sehingga dapat dengan mudah diolah. Instrumen tersebut terdiri dari :

1. Lembar angket

Lembar angket digunakan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan konsentrasi pada peserta didik terhadap mata pelajaran IPS. Angket yang digunakan berupa cheklist pernyataan dengan pilihan jawaban “Ya” atau “Tidak”.

Kisi-kisi angket konsentrasi belajar siswa yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan pendapat dari Slameto dan Hendra Surya. Kisi-kisi tersebut sesuai dengan tabel berikut ini:


(63)

49

Tabel 1. Kisi-kisi angket observasi konsentrasi belajar Variable Sub Variabel *Indikator No

Item

Jumlah Angket

konsentrasi belajar

a.Minat pada mata

pelajaran IPS

1) Rasa senang pada materi yang diajarkan

2) Selalu mengikuti pelajaran IPS. 3) Belajar IPS dengan

senang hati 1 3 4 3 b.Perhatian pada materi IPS yang diajarkan

1) Tertarik dengan materi pelajaran IPS

2) Mampu memusatkan

perhatian ketika pelajaran IPS 3) Selalu belajar dan

membaca materi IPS

2

5

10

3

c.Aktif dalam belajar

1) Dapat mengerjakan semua perintah guru

2) Berdiskusi dengan teman

3) Berani

menunjukkan hasil belajar di depan kelas

4) Dapat memberi pendapat dari hasil belajar teman 5) Berani bertanya

kepada guru 6 8 11 12 14 5 d.Tekad mencapai tujuan belajar

1) Mempelajari materi yang akan di jelaskan guru 2) Selalu berusaha

mengerjakan soal latihan meskipun sulit

3) Mempelajari materi yang telah di ajarkan di sekolah 4) Mencatat kembali

apa yang dijelaskan 7

9

20

13


(64)

50 guru

5) Tidak mengalami kesulitan belajar IPS

19

e.suasana mendukung untuk belajar

1) Patuh terhadap tata tertib

2) Tetap belajar walaupun guru tidak hadir

3) Dapat

menggunakan media belajar yang ada

4) Tidak merasa lelah meskipun setelah jam istirahat istirahat

15 16

17

18

4

2. Tes Hasil Belajar

Tes diberikan pada akhir siklus untuk mengetahui perkembangan dari hasil belajar menggunakan metode Mind Mapping pada mata pelajaran IPS. Siswa diberikan soal berupa soal kognitif. Setiap butir soal sudah melalui uji validitas dari para pakarnya. Soal evaluasi tersebut berjumlah 20 soal pilihan ganda.


(65)

51 Tabel 2. kisi-kisi tes hasil belajar siswa

SK KD Indikator No Butir Soal Jumlah

soal

C1 C2 C3 C4

Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi Mengenal permasalah an sosial di daerahnya

 Menjelaskan pengertian permasalahan sosial

1 19

2, 13 4, 9, 10, 20

3, 8 20

 Memberi contoh

masalah sosial yang sering

ditemui di

daerahnya

12 6 10,

20

7,18

 Menjelaskan upaya penanggulang

an masalah

sosial di

masyarakat

14 11, 15

5, 17 16

3. Lembar Observasi

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan pada siswa maupun guru. Adapun kisi-kisi observasi pembelajaran adalah sebagai berikut:


(66)

52 Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa

No Aspek yang diamati

Deskripsi No

Item

Jumlah

1 Persiapan 1. Kesiapan siswa 1 1 2 Konsentrasi

belajar IPS

1. Minat terhadap mata pelajaran IPS.

2. Perhatian terhadap materi yang dibahas

3. Aktif dalam proses pembelajaran

4. tekad yang kuat untuk mencapai tujuan belajar 5. Suasana mendukung untuk

belajar 2 3\ 4 5 6 5

3 Penggunaan

Mind

Mapping

1. Ide atau gagasan ada di tengah kertas kosong

2. Gambar untuk ide utama dengan gagasan yang telah ditentukan

3. Gunakan warna yang menarik dan berbeda-beda pada setiap sub gagasan 4. Penjabaran gagasan

7

8

9

10


(67)

53

menjadi sub gagasan, sub gagasan menjadi sub-sub gagasan

5. Gunakan garis yang melengkung untuk menghubungkan setiap kata kunci.

6. Tentukan kata kunci yang mudah dipahami dan diingat

7. Gunakan gambar yang menarik pada setiap cabang.

11

12

13

13

lembar observasi siswa tersebut nantinya digunakan untuk mengetahui kesiapan siswa saat proses pembelajaran dan kesesuaian siswa dalam melaksanakan perintah guru. Dengan begitu guru dapat mengetahui ada tidaknya peningkatan pada ranah afektif siswa sebelum di terapkan metode


(68)

54

Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Observasi Guru No Aspek yang

diamati

Deskripsi No Item

Jumlah 1. Persiapan 1. kesiapan guru

2. ketersediaan fasilitas dalam mengajar

1 2

2

2. Proses tindakan 1. guru melakukan apersepsi

2. guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3. guru bersama siswa

membahas materi 4. guru melibatkan siswa

dalam proses pembelajaran

5. guru membimbing siswa membuat Mind Mapping

a. guru mengajari cara menggambar untuk pola Mind Mapping

b. memberi contoh cara

menempatkan gagasan yang berhubungan dengan tema utama

c. mengarahkan siswa untuk menulis kata kunci pada setiap cabang

6. guru melakukan evaluasi 3 4 5 6 7 8 9 10 8

Jumlah 10

G. Uji Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat tersebut dapat mengukur apa yang hendak di ukur . Dengan instrument valid maka peneliti dapat memperoleh data yang di ukur secara valid.


(69)

55

Dalam penelitian ini untuk menguji kevaliditasan instrumen peneliti menggunakan uji validitas expert judgement. Uji validitas expert judgement merupakan uji validitas melalui pertimbangan para ahli. Disini peneliti meminta pertimbangan dosen pembimbing skripsi dan guru kelas. Melalui pertimbangan para ahli tersebut, peneliti membuat butir instrument soal. bentuk butir soal tersebut mencakup C1, C2,C3, dan C4. H. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Data Kuantitatif

a. Analisis Data Angket Konsentrasi Belajar

Data hasil angket konsentrasi belajar dapat dianalisis dengan menggunakan skala Guttman. Indikator jawaban “Ya” memiliki nilai 1 dan jawaban “tidak” memiliki nilai 0. Setelah itu gunakan rumus presentase sebagai berikut:

x 100%

Untuk mengetahui tingkat konsentrasi belajar IPS dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai maksimal yaitu 1 x 20 = 20,sedangkan nilai minimal 0x20=0. Setelah di temukan hasilnya, maka di ubah menjadi persen (%).

Dari data tersebut, konsentrasi belajar dapat dikategorikan menjadi 4 kategori yaitu kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi yang jarak interview 25%


(70)

56

Tabel 5. Kategori angket Konsentrasi belajar IPS

Batas (interval) kategori

0% - 25% Sangat rendah

26% - 50% Rendah

51% - 75% Sedang

76% - 100% tinggi

b. Analisis Data Tes

Tes yang digunakan adalah soal pilihan ganda sebanyak 20 butir soal. Perhitungan nilai diperoleh dari :

x 100

Hasil belajar siswa dihitung nilai rata-rata pada setiap akhir siklus. Apabila jumlah siswa yang mencapai nilai 74 setelah pembelajaran IPS menggunakan metode Mind Mapping lebih dari 90% maka penelitian dapat dikatakan berhasil.

2. Teknik Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif disini adalah hasil observasi siswa dan guru selama proses penelitian berlangsung. Data kualitatif digunakan untuk mendukung data kuantitatif yang telah di proleh. Data kualitatif didapat dari hasil pra tindakan, sikus I dan siklus II yang telah diperoleh melalui proses kualitatif.


(71)

57 I. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini adalah adanya peningkatan hasil hasil belajar IPS siswa kelas IV dengan metode

Mind Mapping di SD N Tiyaran 1 Bulu Sukoharjo selama proses penelitian berlangsung. Penelitian dikatakan berhasil apabila:

1. Banyak siswa yang mendapat nilai 74 (KKM) minimal mencapai 90% dari jumlah keseluruhan peserta didik.


(72)

58 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tiyaran 01 yang beralamat di desa Tiyaran, kecamatan Bulu, kabupaten Sukoharjo, provinsi Jawa Tengah. SD Negeri Tiyaran 1 memilik fasilitas yang cukup lengkap dan layak untuk menunjang proses pembelajaran.

a) Kondisi Fisik

SD Negeri Tiyaran 1 memiliki beberapa fasilitas fisik antara lain: 6 ruangan kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 lapangan voli, 1 lapangan bola (milik desa, tapi biasa di gunakan untuk sekolah), 1 masjid (milik desa, tapi biasa di gunakan untuk aktivitas sekolahan), 2 kantin, 4 kamar mandi, dan halaman yang cukup luas di depan sekolahan.

b) Kondisi Non Fisik

Kondisi non fisik yang dimaksud adalah SDM (Sumber Daya Manusia) baik itu pendidik maupun peserta didik. Dalam proses pembelajaran, pendidik merupakan salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan mencapai tujuan pendidikan.


(1)

148

Lembar Observasi Guru

Nama Sekolah : SD N Tiyaran 1

Hari/tanggal : Siklus/pertemuan : Perintah

1. Lembar observasi ini di isi pengamat untuk mengobservasi guru saat proses pembelajaran.

2. Pengamat memberikan tanda centang (√) pada kolom “Ya”atau “Tidak”berdasarkan kondisi sebenarnya. “

No Aspek Jawaban Deskripsi

Ya Tidak

1 Guru sudah menyiapkan materi yang akan diberikan

2 Guru sudah menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk belajar 3 Guru menarik perhatian siswa

dengan media Mind Mapping yang disediakan

4 Guru melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran 5 Guru menjelaskan

langkah-langkah membuat mind mapping dengan jelas dan mudah di pahami

6 Guru membimbing dan membantu siswa untuk mengikuti 7 langkah dalam pembuatan Mind Mapping 7 Guru mengulang kembali


(2)

149 pembelajaran yang telah

disampaikan

8 Guru melakukan evaluasi pembelajaran

Catatan :

……… ………

Yogyakarta, Pengamat


(3)

150

Lampiran Lembar Kerja Siswa pada pertemuaan I. Lembar Kerja Siswa

(LKS) Nama: ...

Kelas: ...

A. Tujuan: Dapat membuat mind mapping tentang daur air dengan benar.

B. Alat dan Bahan 1. Kertas putih

2. Pensil warna

C. Langkah Kegiatan

1. Buatlah Mind Mapping materi masalah sosial dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Siapkan kertas putih kalian, lalu tentukan ide utama yang dimulai dari bagian

tengah kertas kosong.

b) Untuk membuat ide utama, kalian dapat menggunakan gambar (simbol). Gambar yang digunakan bebas sesuai keinginan kita.

c) Jangan lupa, gunakan warna yang menarik agar mind mapping yang kalian buat akan lebih hidup dan menyenangkan.


(4)

151

d) Langkah selanjutnya, hubungkan cabang-cabang utama pada gambar pusat. Lalu, hubungkan pula cabang-cabang tingkat dua ke tingkat satu, dan seterusnya dengan menggunakan garis hubung yang melengkung.

e) Kemudian, tulislah satu kata kunci untuk setiap garis.

f) Langkah terakhir, gunakan gambar yang sesuai pada setiap cabang untuk memperjelas kata kunci.

2. Jika selesai mengerjakan, presentasikan hasil mind maping mu di depan kelas.


(5)

152

Foto Dokumentasi

Guru sedang bercerita tentang sungaiku dulu bersih


(6)

153