Karakter perkembangan anak usia 3-6 tahun

35 masih belum terbebani dengan masalah yang serius layaknya orang dewasa sehingga anak dengan mudah bisa menyerap apapun yang diberikan oleh orang tua ataupun guru. Menurut Gardner 1998 sebagaimana dalam bukunya Muhammad Fadhilah 2014:48, menyebutkan bahwa anak usia dini memegang peranan yang sangat penting karena perkembangan otak manusia mengalami lompatan dan berkembang sangat pesat, yaitu mencapai 80, ketika dilahirkan ke dunia anak manusia telah mencapai perkembangan otak 25, sampai usia 4 tahun perkembangannya mencapai 50 dan sampai 8 tahun mencapai 80 selebihnya berkembang sampai usia 18 tahun. Atas dasar inilah, penting kiranya untuk mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki oleh anak, jangan sampai sebagai orang tua tidak mengetahui potensi yang ada dalam diri anaknya dan tidak mematikan perkembangan dari potensi yang dimiliki oleh anak. Pengertian mengenai the golden age tersebut bisa disimpulkan bahwa the golden age adalah masa dimana anak usia dini memiliki masa untuk perkembangan, pembinaan, pembimbingan, pembentukan karakter ataupun segenap potensi yang dimiliki oleh anak sesuai dengan harapan.

c. Karakter perkembangan anak usia 3-6 tahun

a Perkembangan fisik Postur tubuh anak yang berusia 3 tahun biasanya lebih langsing dan panjang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun ukuran kepala masih relatif besar, proporsi tubuh mendekati proporsi orang dewasa. Ukuran berat dan tinggi badan mengikuti pola pada tabel 1. 36 Tabel 1. Perkembangan tinggi dan berat badan pada anak usia 3-6 tahun Nelaon, W.E.et.al Anak laki-laki Anak perempuan Berat badan pon Tinggi tubuh inci Usia Berat badan pon Tinggi tubuh inci 32,2 37,9 3 tahun 31,8 37,7 34,36 39,3 3,5 tahun 33,9 39,2 36,4 40,7 4 tahun 36,2 40,6 38,4 42,0 4,5 tahun 38,5 42,0 40,5 42,8 5 tahun 40,5 42,9 45,6 45,0 5,5 tahun 44,0 44,4 48,3 46,3 6 tahun 46,5 45,6 Sumber : Wiwien Dinar Prastiti 2008 : 80-81 Dalam tabel 1 menggambarkan bahwa perkembangan tinggi dan berat badan anak pada usia 3-6 tahun, yang mana dari bertambahnya usia maka berat badan seorang anak juga akan bertambah berat dan bertambah tinggi, antara anak laki-laki dan perempuan mempunyai berat badan yang berbeda lebih berat dan tinggi anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Selain berat badan dan tinggi, terjadi perkembangan yang pesat pada sistem syaraf, otot, dan kerangka tubuh. Tulang-tulang menjadi semakin padat dan keras. Asupan makan sangat berpengaruh pada proses pematangan pada tulang. Penelitian yang pernah dilakukan menunjukan bahwa anak yang mengalami kekurangan gizi ternyata perkembangan tulangnya terhambat dan memiliki lingkar kepala yang lebih kecil dibanding ukuran normal. Semua gigi susu telah tumbuh sehingga anak mulai dapat merobek dan menggigit makanan atau benda-benda lainnya. Gigi geligi akan terus tumbuh, apabila anak yang berusia 5 tahun masih suka menghisap ibu jari maka akan berpengaruh terhadap gigi dan dimungkinkan mengalami gangguan emosional. 37 b Perkembangan perilaku Perkembangan perilaku pada anak yang berusia diatas 3 tahun, dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Perkembangan anak usia 4-6 tahun kombinasi antara Milestone dengan Gesell dan Matruda Usia Perkembangan motorik Perilaku adaptif Kemapuan berbahasa Perilaku sosial-pribadi 4 tahun Mampu melompat dengan su kaki, mampu menangkap bola, mampu berjalan mengikuti garis Mampu membangun jembatan dari 5 kubus, mampu menggambar orang Mampu menggunakan kata sambung, memahami preposisi dalam kalimat, perbedan dengan bahasa orang dewasa terletak pada gayanya bukan struktur kalimatnya Mampu membasuh dan menyeka wajah, dapat diperintah, mampu bermain bersama. tahun Mampu melompat lompat dengan menggunakan satu kaki bergantian Mampu menghitung sampai 10 Mampu berbicara tanpa nada kekanak- kanakan, mampu bertanya mengapa? Mengenakan baju sendiri, menanyakan arti kata. Sumber : Wiwien Dinar Prastiti 2008 : 82-86 c Perkembangan Kognitif Ketika anak usia 3 tahun, terjadi perkembangan kognitif yang tidak terduga. Semakin dipelajari semakin disadari bahwa anak mengalami perkembangan kognitif yang pesat hanya dalam waktu yang relatif singkat. 38 Menurut Piaget dalam Wiwien 2008:85, memasuki usia 2 tahun fungsi kognisi anak memasuki tahap praoperasional yang ditandai oleh kemampuan untuk menggunakan simbol sebagai pengganti objek, peristiwa, ataupun orang, anak mampu berpikir kembali ke belakang dan memberikan antisipasinya di waktu yang akan datang. Pada perkembangan ini anak sudah bisa memiliki konsep, berpikir, mengingat, menalar dan mengambil keputusan. Sebagi contohnya, seorang anak melihat guru yang sedang mengajar, maka anak akan memainkan sekolah-sekolahan dan anak menjadi gurunya. d Perkembangan kepribadian Menurut Wiwien Pratisti 2008:85, anak yang berusia 3-4 tahun berada pada masa Oedipus complex , yakni sindrom yang ditandai oleh keinginan anak untuk menggantikan orang tua yang berjenis kelamin sama untuk memperoleh perhatian dan kasih sayang dari orang tua yang sejenis kelamin berbeda. Misalnya anak laki-laki dia akan berusaha menggantikan perhatian seorang ayahnya supaya dia bisa memperoleh perhatian dari ibunya. Sekitar usia 5-6 tahun, tumbuh superego yang berfungsi untuk menekan id agar tidak muncul ke dalam perilaku, superego pada masa ini bersifat sangat kaku. Anak perempuan yang berasal dari keluarga yang sangat menghargai kebersihan akan menjadi pribadi yang kompulsif sehingga mendorong anak untuk berganti baju enam kali sehari karena tidak suka kotor. Karena hal ini anak belajar di rumah ketika orang tuanya mengajari suatu hal perilaku atau pun sikap yang berulang-ulang kepada anaknya maka anak akan menjadi terbiasa dan dibawa dimana pun anak berada. 39 Maka hal dari itu pembentukan kepribadian seorang individu tergantung atau dipengaruhi oleh peran orang tua dan lingkungan sosial dimana anak tinggal. Menurut Elizabeth, perkembangan fisik sangat penting untuk dipelajari karena baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-hari Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam 2009:29. Perkembangan fisik itu akan mempengaruhi perkembangan yang lainnya juga, apabila fisik seorang anak tidak sehat hal tersebut akan mempengaruhi perkembangan yang lainnya seperti perkembangan kognitifnya, karena fisik yang tidak sehat dan sesuai dengan perkembangannya maka anak tidak bisa melakukan aktifitas atau kegiatan sehari-hari anak, seperti sekolah, bermain atau pun bersosialisasi, tidak bisa menerima stimulus dari orang tua atau pun orang lain tidak bisa berpikir. Menurut Beaty dalam Lilif Mualifatu 2014:59, kemampuan motorik kasar seorang anak paling tidak dapat dilihat melalui empat aspek, yaitu 1 berjalan atau walking, dengan indikator berjalan naik turun tangga dengan menggunakan kedua kaki, berdiri pada satu kaki 2 berlari atau running, dengan indikator menunjukkan kekuatan dan kecepatan berlari, berbelok ke kanan kiri tanpa kesulitan dan mampu berhenti dengan mudah, 3 melompat atau jumping, dengan indikator mampu melompat ke depan ke belakang dan ke samping. 4 memanjat atau climbing dengan indikator memanjat naik turun tangga dan memanjat pepohonan. Perkembangan fisik motorik itu berkaitan dengan tinggi, berat badan dan kemampuan anak dalam melakukan kecepatan, kelincahan dan kekuatan seorang anak dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dimana anak tersebut berada. Perkembangan kognitif menurut Jean Piaget pada anak berusia 2-7 tahun yang disebut masa praoperasional, pada masa ini seorang anak sudah memiliki kemampuan menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Perkembangan 40 emosi menurut Muhammad Fadhillah 2014:64, masa perkembangan emosi ini akan muncul ketika anak berinteraksi pada lingkungannya. Karena saat berinteraksi dengan lingkungan, anak akan melakukan sosialisasi dengan orang-orang baru, baik dengan teman sebaya ataupun dengan anak yang umurnya lebih tua. Melalui interaksi dengan lingkungan seperti bermain dengan teman-temannya, akan terlihat emosi yang dimilikinya sebagai contoh apabila anak tidak mendapatkan mainan seperti temannya dia akan marah kemudian menangis, akan tetapi apabila anak mendapatkan permainan yang dia inginkan seperti punya temannya maka anak akan senang, tersenyum bahkan tertawa. Karakteristik emosi anak dalam tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Perbedaan Karakteristik Emosi Emosi yang stabil sehat Emosi yang tidak stabil tidak sehat 1. Menunujukan wajah yang ceria 2. Mau bergaul dengan teman secara baik 3. Bergairah dalam belajar 4. Dapat berkonsentrasi dalam belajar 5. Bersikap respek atau menghargai terhadap diri sendiri dan orang lain 1. Menunjukkan wajah yang murung 2. Mudah tersinggung 3. Tidak mau bergaul dengan orang lain 4. Suka marah-marah 5. Suka mengganggu teman 6. Tidak percaya diri Sumber : Muhammad Fadhillah 2014:65 Perkembangan moral menurut piaget dalam Muhammad Fadhillah 2014:69, “pada awalnya pengenalan nilai dan pola tindakan masih bersifat paksaan, dan anak belum mengetahui maknanya”. Anak masih dipaksa dalam perkenalan nilai dan pola tindakan, karena pada masa usia dini anak belum tahu dan paham mengenai moral perbuatan yang baik dan tidak, sehingga anak harus dipaksa untuk menerimanya dengan diberikan hukuman atau imbalan apabila 41 anak melakukan tindakan yang salah, akan tetapi anak akan mengerti perbuatan yang salah dan benar pada saat anak sudah bertambah usianya dengan berkembanganya kecerdasan dan pemahaman anak. Berkaitan dengan perkembangan moral, Lawrence Kohlberg yang dikutip oleh Santrock dalam bukunya Lilif Mualifatu K 2014:69, “tahap prakonvesional untuk usia 2-8 tahun, pada tahap ini anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai- nilai moral, penalaran moral dikendalikan oleh imbalan atau hadiah dan hukuman eksternal, anak-anak taat karena orang-orang dewasa menuntut mereka untuk taat, dan apa yang benar adalah apa yang dirasakan baik dan apa yang dianggap menghasilkan hadiah”. Pada usia 2-8 tahun anak belum mengetahui perbuatan yang salah dan benar, mereka tahu dengan cara meraka dituntut oleh orang tua ataupun orang yang lebih tua agar mereka mematuhi hal tersebut apabila tidak patuh maka akan diberikan hukuman, dari hal tersebut anak belajar sesuatu yang baik dan salah yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Beberapa pendapat ahli di atas terkait karakter anak usia 3-6 tahun dapat disimpulkan dalam hal karakteristik perkembangan fisik motorik, anak berusia 3-6 tahun mengalami kenaikan berat badan dan tinggi dari tiap bertambah usianya. Pada perkembangan motorik anak sudah mampu melakukan berbagai gerakan seperti melompat, berjalan, berlari dan memanjat dengan benar dan baik. Pada perkembangan kognitif anak sudah bisa berpikir, menghapal apapun yang dia liyat dengan mempraktekannya saat bermain. Pada perkembangan bahasa anak bisa bertanya kata yang dianggap belum pernah didengar dengan menanyakan kenapa dan mengapa. Pada sosial perilaku, anak sudah bisa membasuh wajahnya sendiri, sudah bisa diperintah, sudah bisa memakai baju sendiri, dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain. 42

4. Tinjauan Pola Asuh a