10
minta diambilkan makanan pada saat makan, minta disuapi oleh orang tua pada waktu makan, bahkan pada saat tidur masih tidur bersama orang tua. Hal ini
terjadi karena anak tidak dibiasakan untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan atau kebutuhan anak secara mandiri dari sejak kecil,
kebiasaan ini bisa saja akan berlanjut sampai nanti anak sudah dewasa. Keadaan seperti di atas menunjukkan bahwa kemandirian anak dalam keluarga
sangat penting dan peran orang tua dalam proses menanamkan kemandirian anak sangat dibutuhkan. Anak-anak pada saat ini masih ada yang belum memiliki
kemandirian dalam melakukan kegiatan di dalam keluarga, seperti dalam hal membereskan kamar tidur, dalam hal membantu orang tua dalam merapikan dan
membersihkan rumah, dalam hal makan dan mandi semua hal tersebut masih diperintah oleh orang tua padahal tersebut tanpa sadar merupakan kepentingan
mereka. Berdasarkan latar belakang di atas serta melihat permasalahan yang ada maka
penulis ingin mengangkat masalah-masalah tersebut ke dalam skripsi yang berjudul “ Korelasi Tingkat Pendidikan Orang Tua Dan Pola Asuh Terhadap
Kemandirian Anak Dalam Keluarga”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat diidentifikasikan masalah seperti berikut :
1. Para orang tua yang hanya memperhatikan kebutuhan fisik atau materi untuk perkembangan dan kebutuhan anaknya.
11
2. Orang tua yang tidak memberikan contoh ataupun model yang baik dalam berperilaku di lingkungan keluarga.
3. Masih ada sebagian para orang tua yang buta huruf atau tidak bisa membaca sehingga mendidik anak dengan cara tradisional atau
naluriah. 4. Masih ada sebagian para orang tua yang tidak mengajarkan
kemandirian anak di dalam keluarga dari sejak usia dini.
C. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, maka peneliti membatasi permasalahan ini sebagai berikut:
1. Ada atau tidak hubungan antara tingkat pendidikan dengan pola asuh orang tua.
2. Ada atau tidak hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan kemandirian anak dalam keluarga.
3. Ada atau tidak hubungan antara pola asuh dengan kemandirian anak
dalam keluarga. D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan pola asuh orang tua?
12
2. Apakah ada hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan kemandirian anak?
3. Apakah ada hubungan antara pola asuh dengan kemandirian anak? 4. Apakah ada kecenderungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan
pola asuh orang tua? 5. Apakah ada kecenderungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan
kemandirian anak dalam keluarga? 6. Apakah ada kecenderungan antara pola asuh dengan kemandirian anak
dalam keluarga?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Mengetahui hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan pola asuh. 2. Mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan kemandirian anak.
3. Mengetahui hubungan pola asuh denga kemandirian anak. 4. Mengetahui kecenderungan tingkat pendidikan orang tua dengan pola
asuh. 5. Mengetahui kecenderungan tingkat pendidikan orang tua dengan
kemandirian anak dalam keluarga. 6. Mengetahui kecenderungan pola asuh dengan kemandirian anak dalam
keluarga.
13
F. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis:
1. Secara teoritis: hasil temuan penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan teori tentang pengaruh tingkat
pendidikan orang tua dan pola asuh terhadap kemandirian anak dalam keluarga. Selain itu diharapkan juga hasil penelitian ini dapat
menambah referensi ilmiah. 2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi: a. Orang tua: untuk memberikan kesadaran kepada orang tua bahwa
melatih atau menanamkan kemandirian anak di dalam keluarga sangat penting agar anak bisa memiliki perilaku kemandirian yang
tinggi, baik di dalam keluarga maupun di lingkungan sosial. b. Peneliti: untuk menambah wawasan peneliti, khususnya dibidang
kemandirian anak dalam keluarga dan untuk mengetahui upaya atau usaha apa yang dilakukan oleh orang tua dalam menanamkan atau
pun melatih perilaku kemandirian anak dalam keluarga.
14
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori 1.
Tingkat Pendidikan a.
Pengertian Tingkat
Tingkat adalah jenjang, strata atau tata urut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996:856. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001:1197,
Tingkat adalah susunan yang berlapis-lapis, tinggi rendah martabat kedudukan, jabatan, kemajuan, peradaban, pangkat, derajat, kelas.
Tingkat adalah tinggi rendah martabat kedudukan, jabatan, kemajuan, peradaban, pangkat, derajat, taraf, kelas.
b. Pengertian Pendidikan
M enurut Dwi Siswoyo 2013:45, “secara historis, pendidikan dalam arti
luas telah mulai dilaksanakan sejak manusia berada di muka bumi ini”. Pendidikan dilakukan pada awal manusia sudah berada di dunia atau bumi, dan
penyelenggaraan pendidikan tersebut disesuaikan dengan perkembangan zaman dan ide-ide baru dari manusia.
Menurut George F.Kneller dalam Dwi Siswoyo 2013:47, “pendidikan
dapat dipandang dalam arti luas dan dalam arti teknis, atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam artinya yang luas pendidikan menunjuk pada suatu
tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh yang berhubungan dengan pertumbuhan atau perkembangan jiwa mind, watak character, atau
kemampuan fisik physical ability individu
”. Pendidikan dalam artian ini berlangsung terus seumur hidup. Dalam arti
teknis, pendidikan adalah proses di mana masyarakat, melalui lembaga-lembaga pendidikan sekolah, perguruan tinggi atau lembaga-lembaga lain, dengan