Latar Belakang Masalah Analisis Terjemahan Tuturan Karakter Spongebob dalam Komik Amazing Journey dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia Rahmat

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan penerjemahan di Indonesia tidak hanya terfokus pada penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan tetapi juga penerjemahan karya-karya sastra yang sangat kental dengan nilai budaya. Nilai-nilai budaya yang terdapat dalam sebuah karya sastra menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam menerjemahkan karya sastra. Apabila seorang penerjemah menerjemahkan sebuah karya sastra, penerjemah tidak hanya mentransfer makna dan pesan karya sastra tersebut ke dalam bahasa sasaran akan tetapi penerjemah juga akan mentransfer nilai-nilai budaya tempat karya sastra tersebut berasal. Dari sini nampak bahwa peran kegiatan penerjemahan mengalami perkembangan dari kegiatan pegalihan pesan dari bahasa satu ke bahasa yang lain menjadi alat untuk mentransfer pengetahuan budaya dari bangsa satu ke bangsa yang lain. Dengan semakin banyaknya terjemahan karya sastra yang ada maka produk terjemahan karya sastra yang diperuntukkan bagi pembaca sasaran anak-anak sangat mudah didapatkan dan jumlahnya tidak kalah banyaknya jika dibandingkan dengan terjemahan karya sastra yang diperuntukkan untuk pembaca sasaran dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa buku terjemahan karya sastra yang diperuntukkan bagi pembaca sasaran anak-anak mendapat tanggapan yang positif di Indonesia. Salah satu karya sastra yang diterjemahkan untuk pembaca sasaran anak-anak adalah komik. commit to user 2 “Translation of children literary book covers comics, short stories, etc. Comics have mostly been considered as children literature” Herkman, Kaindl dalam Koponen, 2004: 24. Banyak sekali komik-komik terjemahan yang dapat dijumpai di toko-toko buku, salah satu contohnya adalah komik Spongebob. Komik yang berkisah tentang petualangan-petualangan Spongebob dengan teman-temannya ini sangat diminati anak-anak sebagai salah satu pilihan bahan bacaan mereka. Komik yang telah diterjemahkan oleh Komik Warna Team ini masih mudah untuk dijumpai di toko- toko buku sampai sekarang. Hal ini menandakan bahwa komik tersebut mendapat tanggapan yang luar biasa di kalangan anak-anak. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika komik tersebut dijadikan dasar cerita film Spongebob yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta di tanah air. Apabila ditinjau dari sudut pandang penerjemahan, keberhasilan penerjemahan suatu karya sastra dapat dilihat dari keberhasilan seorang penerjemah dalam mempertahankan aspek gaya pengarang dan gaya teks Hu, 2003. Jika penerjemah dapat mempertahankan kedua aspek tersebut di atas, maka nilai estetika suatu karya sastra akan tampak dalam produk terjemahan dan dampaknya tentu saja penerjemahan karya sastra tersebut akan bermutu tinggi. Akan tetapi, dalam menerjemahkan karya sastra untuk anak-anak khususnya komik tidaklah mudah. Dalam menerjemahkan sebuah komik, penerjemah dihadapkan pada karakteristik bahasa komik dan keterbatasan ruang. Karakteristik bahasa komik yang sederhana dan banyak menggunakan kalimat-kalimat pendek serta keterbatasan ruang atau balon-balon tempat meletakkan kalimat-kalimat tersebut merupakan faktor-faktor commit to user 3 yang harus diperhatikan penerjemah. Selain itu, penerjemah juga dituntut jeli dalam memilih teknik-teknik penerjemahan yang tepat agar semua pesan yang dibawa dalam bahasa sumber dapat tersampaikan ke dalam bahasa sasaran. Pemilihan teknik yang tepat akan sangat terkait dengan kecenderungan metode serta ideologi penerjemahan dan tentu saja juga akan sangat berdampak pada kualitas suatu produk terjemahan. Kesalahan dalam pemilihan teknik dapat berakibat fatal dalam menghasilkan suatu karya terjemahan. Oleh karena itu, sejauh mana kejelian penerjemah dalam memilih teknik yang tepat sebagai realisasi dari strategi yang digunakanya menjadi hal yang utama dalam kegiatan menerjemahkan. Selain narasi yang diberikan oleh pengarang, komik juga mengandung dialog yang berisi ungkapan langsung dari karakter atau tokoh. Dialog-dialog yang ada dalam komik dapat membantu pembaca untuk mengetahui alur cerita dalam komik tersebut. Dengan demikian, dialog-dialog antar tokoh dalam komik menjadi bagian yang penting pada alur cerita sebuah komik. Dialog dalam komik memang bukanlah dialog yang diproduksi langsung oleh tokoh-tokoh dalam komik, akan tetapi dialog tersebut tetap dapat dikategorikan sebagai dialog. ”Dialog is conversation, especially between two people, e.g. in a book, play or film.” Higgleton Seaton, 1995. Dalam sebuah dialog yang merupakan peristiwa tutur speech event didalamnya mungkin ditemukan beberapa tindak tutur speech act. The term speech event will be resctricted to activities, or aspects of activities, that are directly governed by rules or norms for the use of speech. An event may consist of a single, but will often comprise several...a speech act may be the whole of a speech event, and of a speech sitiation.... more often, however, one will find a difference in magnitude : a party speech situation , a commit to user 4 conversation during the party speech event, a joke within the conversation speech act. It is of speech event and speech act that one writes formal rules for their occurrence and characteristics. Notice that the same type of speech act may recur in different types of speech event, and the same type of speech event in different context of situation. Hymes, 1972:56 Tindak tutur speech act yang merupakan segala tindak yang dilakukan melalui bertutur secara umum dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu: tindak tutur lokusi the act of saying something, tindak tutur ilokusi the act of doing something dan perlokusi the act of affecting someone. Dari ketiga jenis tindak tutur tersebut, tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang paling penting karena tindak tutur ini terkait bukan hanya dengan makna sebuah tuturan. Tindak tutur ilokusi lebih menekankan pada fungsi dan maksud dari sebuah tuturan. Melalui tindak tutur ilokusi dapat diketahui fungsi dan maksud sebuah tuturan dengan melihat konteks situasi dan konteks budaya dimana tuturan tersebut diucapkan. Gambar 1-I. Contoh tuturan tokoh Spongebob Contoh 1 BSu: Um….You remember the hooks we talked about yesterday? BSa: Um….kau tahu pengait yang kita bicarakan kemarin? commit to user 5 Tuturan Um….You remember the hooks we talked about yesterday? Diatas diucapkan oleh tokoh Spongebob kepada Mr. Krab, pemilik restoran tempatnya bekerja. Tuturan tersebut diucapkan Spongebob ketika dirinya terlambat masuk kerja karena terkena pengait. Apabila dilihat dari kategori tindak ilokusinya maka tuturan yang diucapkan oleh Spongebob termasuk tindak ilokusi asertif dengan fungsi menjelaskan. Meskipun, tuturan Um….You remember the hooks we talked about yesterday? yang diucapkan Spongebob di atas diakhiri dengan tanda tanya tetapi tuturan tersebut sebenarnya adalah tuturan yang diucapkannya untuk menjawab tuturan Mr.Krab yang menanyakan mengapa hari ini dia terlambat masuk kerja. Jadi, dalam hal ini penutur memberitahu mitra tutur tentang sesuatu yang belum diketahuinya agar sesuatu itu menjadi jelas. Penerjemah menerjemahkan tuturan Um….You remember the hooks we talked about yesterday? di atas menjadi “Um….kau tahu pengait yang kita bicarakan kemarin?” dengan menggunakan teknik literal. Penggunaan teknik ini membuat pesan yang dalam bahasa sumber kurang tersampaikan dalam bahasa sasaran. Pemilihan kata ‘kau’ sebagai terjemahan dari kata ‘you’ membuat kesan bahwa Mr. Krab adalah sahabat atau teman Spongebob. Padahal dalam konteks percakapan tersebut Mr. Krab adalah pemilik restoran tempat dimana Spongebob bekerja. Oleh kerena itu, seharusnya kata ‘you’ diterjemahkan menjadi ‘anda.’ commit to user 6 Gambar 2-I. Contoh tuturan tokoh Spongebob Contoh 2 Bsu: Hooks are fun Bsa: Pengait memang menyenangkan Berbeda dengan contoh 1, pada contoh 2 tuturan Bsu: Hooks are fun dituturkan oleh tokoh Spongebob ketika dia sedang bermain pengait dengan sahabatnya Patrick. Tuturan Hooks are fun Di atas dikategorikan dalam tindak ilokusi asertif dengan fungsi mengatakan. Melalui tuturan tersebut Spongebob ingin mengungkapkan pikiran atau isi hatinya dalam bermain pengait. Dalam menerjemahkan tuturan tersebut, penerjemah masih menerapkan teknik literal. Dengan menggunakan teknik literal dalam menerjemahkan tuturan Hooks are fun tersebut, nampaknya penerjemah tidak hanya berhasil menyampaikan pesan dalam bahasa sasaran tetapi dia juga dapat menghasilkan terjemahan yang terasa alamiah dalam bahasa sasaran. commit to user 7 Dari contoh-contoh di atas dapat diamati bahwa penerjemah menggunakan teknik yang sama dalam menerjemahkan tuturan-tuturan di atas. Dalam menerjemahkan tuturan-tuturan dengan menggunakan teknik yang sama nampaknya terjemahan yang dihasilkan juga menunjukkan perbedaan. Pada contoh 1 penerjemah terlihat kurang berhasil mentransfer pesan ke dalam bahasa sasaran, sementara dalam contoh 2 penerjemah berhasil menyampaikan makna sekaligus terjemahan yang dihasilkan terasa alamiah dalam bahasa sasaran. Namun demikian, kedua terjemahan tuturan yang dihasilkan penerjemah mempunyai jenis dan fungsi ilokusi yang sama dengan bahasa sumbernya. Dari temuan-temuan diatas, penelitian ini akan membahas jenis dan fungsi tindak ilokusi dari tuturan karakter Spongebob dalam teks bahasa sumber dan pergeserannya dalam teks bahasa sasaran, teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tuturan tersebut serta dampak penggunaan teknik tersebut terhadap tingkat keakuratan dan keberterimaan. Penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Agus Rianto Basuki 2002 dengan judul Tindak ilokusi dalam seni pertunjukkan ketoprak . Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan pragmatik yang mengkaji salah satu dari tiga kategori tindak tutur yaitu tindak tutur ilokusi. Dalam penelitian ini hanya meneliti tidak tutur ilokusi tanpa ada keterkaitan dengan penerjemahan. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Adventina Putranti 2007 mengenai Kajian terjemahan tindak ilokusi ekspresif dalam teks terjemahan film American Beauty . Penelitian ini hanya difokuskan pada tindak tutur ilokusi yang termasuk dalam kategori ekspresif saja tanpa melihat kategori tindak commit to user 8 tutur ilokusi yang lain. Selain itu, penelitian ini juga hanya melihat tingkat kesepadanan makna dan bentuk dari tindak ilokusi ekspresif dalam bahasa sumber yaitu bahasa Inggris kedalam bahasa sasaran yaitu bahasa Indonesia. Dengan demikian, sebagai sebuah penelitian penerjemahan yang berorientasi pada produk, penelitian ini belum menyentuh salah satu aspek lain yang mungkin diteliti dalam penelitian penerjemahan yang beorientasi pada produk yaitu teknik penerjemahan. Penelitian yang berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Faido Simanjuntak 2006 dengan judul Kajian Terhadap Strategi Penerjemahan dan Kualitas Terjemahan Buku Cerita Komik The Very Best of Donald Duck Comics dalam Bahasa Indonesia . Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang penerjemahan dengan memfokuskan analisis pada strategi dan kualitas terjemahan dengan mengambil komik sebagai sumber datanya. Dalam penelitian ini dikaji strategi penerjemahan dan kualitas terjemahan dari semua kalimat, klausa, frasa dan kata yang terdapat dalam komik The Very Best of Donald Duck dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Masalah yang diteliti dalam penelitian-penelitian di atas masih belum mencoba melihat keterkaitan antara penerjemahan dengan pragmatik, kecuali penelitian yang dilakukan oleh Adventina Putranti. Namun demikian, penelitian ini hanya mengkaji salah satu kategori tindak ilokusi yaitu tindak ilokusi ekspresif dengan mengambil teks film sebagai sumber datanya. Penelitian ini juga belum meneliti teknik penerjemahan sebagai salah satu aspek yang mungkin diteliti dalam penelitian yang berorientasi pada produk terjemahan. commit to user 9 Sementara itu, penelitian ini meneliti semua kategori tindak tutur ilokusi yang ada dalam tuturan karakter Spongebob dalam komik yang berjudul Amazing Journey dan terjemahannya dan memfokuskan penelitian tidak hanya pada kualitas terjemahan yang berupa keakuratan dan keberterimaan tetapi penelitian ini juga akan memfokuskan pada teknik penerjemahan dan dampak penggunaan teknik tersebut terhadap keakuratan dan keberterimaan.

B. Batasan Masalah