commit to user
78
2. Teknik penerjemahan tuturan Spongebob dalam komik Amazing Journey
dan terjemahannya.
Setelah data berupa tuturan tokoh Spongebob dalam komik diklasifikasi berdasarkan jenis dan fungsi tindak ilokusinya. Selanjutnya, 163 seratus enam puluh
tiga unit data yang masing–masing berupa kata, kelompok kata dan kalimat akan dianalisis teknik penerjemahannya, peneliti mendasarkan analisisnya pada teori
dikemukakan oleh Molina dan Albir 2002
Tabel 7-IV : Klasifikasi tuturan tokoh Spongebob berdasar teknik penerjemahan MolinaAlbir 2002
NO Teknik Jumlah
Persentase 1
Literal LIT 51
31,2 2
Pinjaman murni PM 17
10,4 3
Kalke KAL 12
7,3 4
Padanan lazim PL 1
0,6 5
Pinjaman naturalisasi PN 6
3,6 6
Modulasi MOD 6
3,6 7
Variasi VAR 1
0,6 8
Duplet DUP 58
35,5 9
Triplet TRI 11
6,7 Total
163 100
commit to user
79
Jenis-jenis teknik penerjemahan dari tuturan tokoh Spongebob dalam komik tersebut dibahas satu persatu dibawah ini.
a. Teknik penerjemahan harfiah atau literal translation Teknik penerjemahan ini berusaha menerjemahakan sebuah kata atau ungkapan
dengan cara penerjemahan kata demi kata Menerjemahkan dengan menggunakan teknik literal atau harafiah terkadang dianggap tidak dapat menghasilkan teks yang
berkualitas. Anggapan ini bisa benar manakala yang diterjemahkan adalah sebauh idiom atau peribahasa, misalnya peribahasa ” kill two birds with one stone” . Jika
peribahasa tersebut diterjemahkan literal kedalam bahasa Indonesia ”membunuh burung dengan satu batu” maka akan mengubah pesan yang terkandung dalam
peribahasa tersebut. Dari 163 data, teknik ini dipakai dalam menerjemahkan tuturan sebanyak 51
31,2 data. Beberapa diantaranya dapat dilihat dalam contoh dibawah ini.
44BsuAJ23BsaPS23 Gambar 15-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik literal
Bsu : Nooo I can’t see a thing Bsa : Tidak Aku tidak bisa lihat apa-apa
commit to user
80
Pada contoh diatas terjemahan tuturan Spongebob Nooo I can’t see a thing diterjemahkan menjadi Tidakkk Aku tidak bisa lihat apa-apa. Penerjemah
nampaknya menerjemahkan setiap kata pada tuturan tersebut sebagaimana makna kata tersebut dalam kamus. Hasilnya, secara harfiah makna atau pesan dari tuturan
tokoh Spongebob tersebut tersampaikan dengan baik. Hal ini terjadi karena secara kebetulan kalimat teks bahasa sumber masih berstruktur sederhana sehingga teknik
literal ini sudah cukup untuk mentransfer seluruh pesan yang ada pada teks bahasa sumber.
10BsuAJ14BsaPS14 Gambar 16-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik literal
Bsu : Patrick Wait for me Bsa : Partick Tunggu akuu
Pada data 10BsuAJ14BsaPS14, teknik literal juga digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tuturan di atas. Tuturan Patrickk Wait for me
diterjemahkan menjadi ”Patrickk Tungguuu Akuu”. Secara harfiah, makna dan
commit to user
81
pesan tersampaikan dengan baik. Hal ini terjadi karena bahasa sasaran memiliki padanan yang cukup tepat menyampaikan makna kata bahasa sumber.
Yang menarik dalam kasus ini adalah penulisan kata-kata yang ditulis dengan melipat gandakan huruf-huruf tertentu. Pemilihan kata dengan
menambahakan huruf-huruf tertentu ini ternyata turut menggambarkan konteks situasi yang terjadi pada saat tuturan tersebut diucapkan.
b. Teknik peminjaman murni Teknik ini menghasilkan terjemahan yang akurat karena penerjemah tidak
menerjemahkan ke dalam bahasa sasaran. Dalam hal ini penerjemah hanya meminjam istilah atau kata yang sudah dipakai dalam bahasa sumber. Pada penelitian ini
terdapat 17 data yang menggunakan teknik peminjaman murni. Berikut beberapa contoh diantaranya:
91BsuAJ47BsaPS47 Gambar 17-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik
peminjaman murni Bsu : Ouchh
Bsa : Ouchh
commit to user
82
Pada kasus ini kata ouchh tetap diterjemahkan menjadi kata ouchh tanpa mengalami penyesuaian bunyi dalam bahasa sasaran. Penerjemah hanya meminjam
kata tersebut tanpa menyesuaikan ejaannya dalam bahasa sasaran, sehingga teknik ini diketegorikan dalam teknik peminjaman murni. Meskipun penerapan teknik ini
memungkinkan pembaca mengalami sedikit kesulitan dalam memahami makna sebuah tuturan, namun dalam penerjemahan tuturan-tuturan Spongebob teknik ini
kebanyakkan digunakan dalam menerjemahkan nama tokoh, nama kota dan ungkapan expressif dari tokoh Songebob.
113BsuAJ59BsaPS59 Gambar 18-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik
peminjaman murni Bsu : SquidwardSquidward
Bsa : SquidwardSquidward Pada kasus ini, nama-nama tokoh dalam komik Bsa juga dipakai dalam komik
Bsu. Dalam beberapa cerita anak, nama tokoh banyak yang mengalami adaptasi atau perubahan. Misalnya pada cerita dalam Disney World. Dalam versi bahasa Indonesia
muncul nama-nama seperti Kwik,kwek,kwak, Paman Gober, dll. Dalam komik
commit to user
83
Petualangan Seru yang merupakan terjemahan komik Amazing Journey semua nama tokoh menggunakan nama sebagaimana nama tokoh dalam komik bahasa sumber.
c. Teknik kalke Terdapat 12 7,3 data dari 163 data yang diterjemahkan dengan
menggunakan teknik ini. Dalam menerjemahkan sebuah frasa atau kalimat dengan menggunakan teknik kalke, penerjemah berusaha mentrasfer frasa atau kalimat dari
bahasa sumber kedalam bahasa sasaran, baik secara leksikal maupun struktural. Berikut beberapa data yang digolongkan kedalam teknik ini:
070BsuAJ39BsaPS39 Gambar 19-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik kalke
Bsu : Souvernir shop? Bsa : Toko survernir?
Dalam menerjemahkan tuturan diatas, penerjemah merubah stuktur frasa souvernir shop
pada Bsu menjadi “toko suvernir” dalam Bsa. Penerapan teknik ini sangat tepat dalam menerjemahkan tuturan-tuturan Spongebob dalam komik ini. Hal
ini dikarenakan perbedaan struktur gramatikal antara Bsu dan Bsa. Sehingga, penerapan teknik ini banyak menghasilkan terjemahan yang akurat dan berterima
commit to user
84
98BsuAJ51BsaPS51 Gambar 20-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik kalke
Bsu : Giant clam Bsa : Kerang raksasa
Penerjemahan tuturan Gaint clam menjadi “kerang raksasa” juga menerapkan penggunaan teknik kalke. Dalam hal ini penerjemah juga mentransfer makna dengan
merubah susunan strukturalnya sesuai dengan Bsa. Jika dilihat dari makna yang disampaikan tuturan tersebut, maka dapat diamati bahwa penerjemahan dengan
menggunakan teknik ini tetap menghasilkan jenis dan fungsi ilokusi yang sama antara tuturan dalam Bsu dan Bsa.
d. Padanan lazim Sebanyak 1 0,6 data diterjemahkan dengan teknik padanan lazim. Teknik
ini berusaha menggunakan istilah atau ungkapan yang telah dikenal atau diakui baik dalam kamus atau bahasa sasaran sabagai padanan dari teks bahasa sumber tersebut.
Berikut ini adalah contoh penerapan teknik padanan lazim:
commit to user
85
004BsuAJ9BsaPS9 Gambar 21-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik padanan
lazim Bsu : Cool
Bsa : Kerennn Tuturan Spongebob cool Diatas diterjemahkan menjadi ”kerennn”. Teknik
yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tuturan tersebut adalah padanan lazim. Kata cool yang diucapkan Spongebob disini tidak terkait dengan keadaan atau
kondisi cuaca, sehingga padanan yang lazim untuk kata cool diatas adalah keren. e. Pinjaman naturalisasi
Teknik ini adalah salah satu teknik yang rekomendasikan oleh Molina Albir kepada penerjemah ketika menerjemahkan kata atau ungkapan dengan cara
mengambil langsung kata atau ungkapan tersebut dari Bsu. Namun demikain, dalam teknik ini penerjemah tidak hanya mengambil langsung sebuah kata atau istilah dari
bahasa sumber tetapi penerjemah juga menyesuaikan kata atau istilah tersebut kedalam bahasa sasaran. Dibawah ini adalah contoh penerapan teknik tersebut.
commit to user
86
016BsuAJ16BsaPS16 Gambar 22-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik pinjaman
naturalisasi Bsu : Bus
Bsa : Bis Terjemahan Bus Menjadi Bis Merupakan penerapan dari teknik
peminjaman naturalisasi. Penerjemah nampaknya mengambil kata bus dan diterjemahkan dengan menyesuaikan ejaan dalam bahasa Indonesia. Pengambilan
kata bus yang kemudian diterjemahkan dengan menyesuaikan ejaan dalam bahasa indonesia inilah yang disebut teknik peminjaman dengan naturalisasi.
f. Modulasi Teknik ini hanya digunakan pada 6 3,6 dari keseluruhan data. Teknik
modulasi berupaya merubah sudut pandang, fokus, atau kategori kognitif ungkapan dalam teks Bsu kedalam suatu ungkapan dalam Bsa, baik secara leksikal maupun
gramatikal. Kalimat I cut my finger yang diterjemahkan menjadi jariku teriris adalah contoh dari penerapan teknik modulasi. Berikut data dalam penelitian yang terdapat
teknik modulasi didalamya:
commit to user
87
055BsuAJ26055BsaPS26 Gambar 23-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik modulasi
Bsu : Wow I can see Bikini Bottom Bsa : Wow Bikini Bottom sudah terlihat
Pada contoh data 055BsuAJ26BsaPS26 teknik modulasi diterapkan dengan mengubah struktur aktif pada teks bahasa sumber menjadi struktur pasif
dalam teks bahasa sasaran. Di sini teknik modulasi diterapkan secara struktural pada tataran kaimat. tuturan “ wow I can see Bikini Bottom,” berubah menjadi
bentuk pasif “Wow Bikini Bottom sudah terlihat” . g. Teknik Variasi
Teknik ini adalah teknik penggantian unsur linguistik atau para linguistik intonasi,gesture yang mempengaruhi aspek keragaman linguistik. Misalnya,
perubahan pada textial tone, style, social dialect, geograpical dialect, dll. Dari 163 data hanya 1 data yang diterjemahkan menggunakan teknik ini Berikut data yang
diterjemahkan dengan teknik variasi:
commit to user
88
064BsuAJ32BsaPS32 Gambar 24-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik variasi
Bsu : Ummm? Bsa : Hah
Teknik variasi di sini diterapkan dengan menerjemahkan kata, “ummm?” menjadi “hah”. Pada kasus ini terjemahan yang dihasilkan dapat menyampaikan
pesan dari Bsu ke Bsa. Dalam konteks tuturan tersebut, Spongebob terkejut dengan adanya pengait. Kata “hah” sangat akurat dan berterima untuk menerjemahkan kata
“ummm” dalam konteks ini. h. Teknik Duplet
Sebanyak 58 35,5 data diterjemahkan dengan duplet atau penggunaan dua teknik dalam menterjemahkan sebuah tuturan. Teknik yang muncul dominan adalah
literal dengan 42 kali, peminjaman murni dengan 32 kali, amplifikasi dengan 11 kali. Selain tiga teknik tersebut, teknik yang juga turut dikombinasikan adalah kalke,
reduksi, variasi, peminjaman naturalisasi dan modulasi. Kombinasi teknik literal dan
commit to user
89
peminjaman murni adalah dua teknik yang paling banyak ditemukan dalam data yang diterjemahkan dengan teknik duplet ini. Berikut salah satu contoh diantaranya:
058BsuAJ28BsaPS28 Gambar 25-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik literal dan
peminjaman murni Bsu : Who’s back Mr.Krabs?
Bsa : Siapa yang kembali, Tuan Krabs? Dalam menerjemahkan tuturan diatas, penerjemah menggunakan dua teknik
yaitu literal dan peminjaman murni. Penerjemahan dengan teknik literal pada tataran kalimat ini menghasilkan terjemahan yang sudah baik. Penggunaan teknik
literal ini sudah cukup untuk mentransfer seluruh pesan yang ada pada teks bahasa sumber. Teknik peminjaman murni dapat dilihat pada nama tokoh “ Mr. Krab”
yang dipertahankan oleh penerjemah, dalam komik ini nama-nama tokoh, dan tempat yang menjadi setting carita dalam komik tersebut diterjemahkan
menggunakan teknik peminjaman murni. i. Teknik Triplet
commit to user
90
Sebanyak 11 6,7 data yang diterjemahkan dengan teknik triplet. Dalam teknik ini penerjemah menggunakan tiga teknik sekaligus dalam menerjemahkan
sebuah tuturan. Teknik yang muncul dominan adalah literal dengan 10 kali, peminjaman murni dengan 6 kali, amplifikasi dengan 4 kali. Selain tiga teknik
tersebut, teknik yang juga turut dikombinasikan adalah kalke, peminjaman naturalisasi, reduksi dan transposisi. Berikut salah satu contohnya.
008BsuAJ12BsaPS12 Gambar 26-IV. Contoh tuturan yang diterjemahkan dengan teknik
peminjaman murni, literal, amplifikasi Bsu : Rock Bottom. It’s creedy here. Even the sand looks different.
Bsa : Rock Bottom. Sangat aneh di sini, keadaanya sangat lain. Bahkan tanahnya saja kelihatan lain.
Dalam menerjemahkan tuturan diatas penerjemah menggunakan teknik peminjaman murni, literal dan amplifikasi. Penggunanan teknik peminjaman murni
dapat dilihat dari tetap dipertahankanya kata “Rock Bottom” tempat setting
commit to user
91
peristiwa itu terjadi. Penerjemah mempertahankan kata ini dengan tujuan membantu pembaca untuk mengetahui dimana setting percakapan tersebut terjadi.
Selain teknik peminjaman murni, penerjemah juga menerapkan teknik literal dalam menerjemahkan tuturan diatas. It’s creedy here. Even the sand looks
different . Penerjemahan dengan teknik literal pada tataran kalimat ini menghasilkan
terjemahan yang sudah baik karena seluruh pesan yang ada pada teks bahasa sumber tersampaikan dalam bahasa sasaran.
Teknik amplifikasi juga diterapkan dalam menerjemahkan tuturan diatas. It’s creedy here
diterjemahkan menjadi “sangat aneh disini, keadaanya sangat lain”. Penambahan adverb “keadaanya sangat lain”yang ditambahkan pada klausa
“sangat aneh disini” membuat ujaran yang mempunyai fungsi ilokusi mengatakan ini lebih jelas menggambarkan situasi yang ada di Rock Bottom. Meskipun tanpa
penambahan adverb “keadaanya sangat lain” tuturan tersebut sudah mampu menggambarkan kondisi Rock Bottom yang diungkapkan melalui tuturan karakter
Spongebob. Kasus ini menunjukan bahwa teknik penambahan ini bersifat opsional.
3. Evaluasi terhadap keakuratan dan keberterimaan terjemahan