Evaluasi Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter

34 Dari ketiga tahap evaluasi diatas, evaluasi pendidikan karakter memerlukan kerjasama dari guru dan orang tua peserta didik. Evaluasi dimaksudkan untuk melihat ketercapaian tujuan pendidikan karakter melalui usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pendidik. Jadi dalam proses pelaksanaannya akan diketahui pada bagian mana dari usaha tersebut yang perlu diperbaiki secara kesinambungan.

B. Karakteristik Perkembangan Anak

1. Pengertian

Menanamkan karakter bagi peserta didik, apalagi anak-anak usia dini dan TK memerlukan pemahaman tentang karakteristik perkembangan mereka. Hal ini berguna untuk memastikan metode yang digunakan sudah tepat sasaran sesuai dengan kemampuan yang berkembang pada diri peserta didik. Berikut adalah beberapa pendapat mengenai karakteristik perkembangan peserta didik Ulfiah, 2009 :  Menurut Sudirman 1990 Karakteristik perkembangan peserta didik adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada anak sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya.  Menurut Hamzah. B. Uno 2007 Karakteristik perkembangan peserta didik adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki. 35 Beberapa ahli dalam bidang pendidikan dan psikologi memandang periode usia TK merupakan periode yang penting yang perlu mendapat penanganan sedini mungkin. Maria Montessori Elizabeth B. Hurlock, 1978 : 13 berpendapat bahwa usia 3 - 6 tahun sebagai periode sensitive atau masa peka yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Misalnya masa peka untuk berbicara pada periode ini tidak terlewati maka anak akan mengalami kesukaran dalam kemampuan berbahasa untuk periode selanjutnya. Demikian pula pembinaan karakter anak, pada periode tersebut karakter anak harus dapat dibangun melalui kegiatan dan pekerjaan. Jika pada periode ini anak tidak didorong aktivitasnya, perkembangan kepribadiannya akan menjadi terhambat. Masa-masa sensitif mencakup sensitivitas terhadap keteraturan lingkungan, sensitivitas untuk mengeksplorasi lingkungan dengan lidah dan tangan, sensitivitas untuk berjalan, sensitivitas terhadap obyek-obyek kecil dan detail, serta sensitivitas terhadap aspek-aspek sosial kehidupan Ernawulan, 2009: 6.

2. Aspek-aspek Perkembangan Peserta Didik Anak

a. Aspek Fisik-Motorik

Pertumbuhan fisik seorang anak tidak selalu sama, ada yang mengalami pertumbuhan secara cepat, ada yang lambat. Akan tetapi, pada usia dini, pertambahan tinggi dan berat badan relatif 36 seimbang. Sementara itu perkembangan motorik anak dapat dibagi menjadi dua, perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus. Perkembangan motorik kasar anak pada usia 3 tahun adalah gerakan sederhana seperti berjingkrak, melompat, berlari. Akan tetapi, beberapa ahli menilai bahwa usia 3 tahun adalah usia bagi anak dengan tingkat aktivitas tertinggi dari seluruh masa hidup manusia, terutama tingkat aktivitas yang tinggi dari perkembangan otot besar mereka lengan dan kaki. Sedangkan pada usia 4 tahun, anak sudah berani mengambil resiko tindakannya atau dapat dikatakan anak sudah memiliki keberanian. Pada usia 5 tahun, anak sudah memiliki rasa percaya diri dan mencoba untuk berlomba dengan teman sebayanya atau orang tua Ulfiah, 2009: 50. Perkembangan motorik yang kedua adalah motorik halus, pada kategori usia 3 tahun, kemampuan anak masih terkait dengan kemampuan bayi untuk menempatkan dan memegang benda- benda. Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah meningkat dan menjadi lebih tepat seperti bermain balok. Mereka kadang kesulitan karena khawatir tidak akan sempurna susunannya. Sedangkan pada usia 5 tahun, mereka sudah memiliki koordinasi mata yang cukup bagus dengan memadukan tangan, lengan dan anggota tubuh lainnya untuk bergerak Ulfiah, 2009: 50.