Pengertian Karakteristik Perkembangan Anak

36 seimbang. Sementara itu perkembangan motorik anak dapat dibagi menjadi dua, perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus. Perkembangan motorik kasar anak pada usia 3 tahun adalah gerakan sederhana seperti berjingkrak, melompat, berlari. Akan tetapi, beberapa ahli menilai bahwa usia 3 tahun adalah usia bagi anak dengan tingkat aktivitas tertinggi dari seluruh masa hidup manusia, terutama tingkat aktivitas yang tinggi dari perkembangan otot besar mereka lengan dan kaki. Sedangkan pada usia 4 tahun, anak sudah berani mengambil resiko tindakannya atau dapat dikatakan anak sudah memiliki keberanian. Pada usia 5 tahun, anak sudah memiliki rasa percaya diri dan mencoba untuk berlomba dengan teman sebayanya atau orang tua Ulfiah, 2009: 50. Perkembangan motorik yang kedua adalah motorik halus, pada kategori usia 3 tahun, kemampuan anak masih terkait dengan kemampuan bayi untuk menempatkan dan memegang benda- benda. Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah meningkat dan menjadi lebih tepat seperti bermain balok. Mereka kadang kesulitan karena khawatir tidak akan sempurna susunannya. Sedangkan pada usia 5 tahun, mereka sudah memiliki koordinasi mata yang cukup bagus dengan memadukan tangan, lengan dan anggota tubuh lainnya untuk bergerak Ulfiah, 2009: 50. 37

b. Aspek Kognitif

Perkembangan aspek kognitif anak diawali dengan perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan dan memecahkan masalah sederhana. Selanjutnya berkembang ke arah pemahaman dan pemecahan masalah yang lebih rumit. Pada anak usia 0-2 tahun perkembangan kognitif yang nampak adalah aktivitas motorik sebagai reaksi stimulasi sensorik. Kemudian berkembang ke arah pemahaman dan pemecahan masalah yang lebih rumit. Aspek ini berkembang pesat pada masa anak mulai masuk sekolah dasar usia 6-7 tahun. Berkembang konstan selama masa belajar dan mencapai puncaknya pada masa sekolah menengah atas usia 16-17 tahun Ernawulan, 2009: 9. Pada usia 2-7 tahun, anak berada dalam periode perkembangan kognitif pra-operasional. Anak sudah menguasai secara sempurna objek-objek permanen, artinya anak sudah memiliki kesadaran akan eksistensi suatu benda yang harus ada atau biasa ada. Pada usia ini anak juga mampu mengembangkan peniruan ketika melihat perilaku orang lain saat merespon sesuatu. Selain itu, anak juga mampu memahami sebuah keadaan yang mengandung masalah, kemudian berpikir sesaat dan menemukan reaksi. Reaksi ini merupakan pemahaman yang spontan untuk memecahkan masalah, atau dikatakan anak sudah mampu berpikir solutif tapi menurut versi anak-anak. Namun, meski sudah mampu