37
b. Aspek Kognitif
Perkembangan aspek kognitif anak diawali dengan perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan dan
memecahkan masalah sederhana. Selanjutnya berkembang ke arah pemahaman dan pemecahan masalah yang lebih rumit. Pada anak
usia 0-2 tahun perkembangan kognitif yang nampak adalah aktivitas motorik sebagai reaksi stimulasi sensorik. Kemudian
berkembang ke arah pemahaman dan pemecahan masalah yang lebih rumit. Aspek ini berkembang pesat pada masa anak mulai
masuk sekolah dasar usia 6-7 tahun. Berkembang konstan selama masa belajar dan mencapai puncaknya pada masa sekolah
menengah atas usia 16-17 tahun Ernawulan, 2009: 9. Pada usia 2-7 tahun, anak berada dalam periode
perkembangan kognitif pra-operasional. Anak sudah menguasai secara sempurna objek-objek permanen, artinya anak sudah
memiliki kesadaran akan eksistensi suatu benda yang harus ada atau biasa ada. Pada usia ini anak juga mampu mengembangkan
peniruan ketika melihat perilaku orang lain saat merespon sesuatu. Selain itu, anak juga mampu memahami sebuah keadaan yang
mengandung masalah, kemudian berpikir sesaat dan menemukan reaksi. Reaksi ini merupakan pemahaman yang spontan untuk
memecahkan masalah, atau dikatakan anak sudah mampu berpikir solutif tapi menurut versi anak-anak. Namun, meski sudah mampu
38
berpikir solutif, anak belum memahami jika terjadi perbedaan dengan orang lain. Artinya anak tetap memberikan solusi sesuai
dengan pemahamannya dan keinginannya. Apabila mengacu pada teori yang dikemukanan oleh Piaget Ulfiah, 2009: 51 dapat
disimpulkan tahap perkembagan kognitif ana, yaitu: Tahap Sensori Motor terjadi pada usia 0-2 tahun
Tahap pra operasional terjadi pada usia 2-7 tahun Tahap konkrit operasional terjadi pada usia 7-11 tahun
Tahap formal operasional terjadi pada usia 11-15 tahun
c. Aspek Sosio-Emosional
Perkembangan aspek sosial diawali pada masa kanak-kanak usia 3-5 tahun. Anak senang bermain bersama teman sebayanya.
Hubungan persebayaan ini berjalan terus dan agak pesat terjadi pada masa sekolah usia 11-12 tahun dan sangat pesat pada masa
remaja 16-18 tahun. Perkembangan sosial pada masa kanak- kanak berlangsung melalui hubungan antar teman dalam berbagai
bentuk permainan Ernawulan, 2009: 9.
Kognisi sosial anak berusia 0-1 tahun merupakan tumbuhnya perasaan sebagai seorang pribadi sehingga lebih
menyukai orang yang familiar. Sedangkan usia 1-2 tahun sudah tumbuh pengenalan sosial dengan mengenali perilaku yang
disengaja. Kemudian pada usia 3-5 tahun muncul keinginan anak menjalin persahabatan yang didasarkan atas aktivitas bersama.
39
Lalu, ketika anak berusia 6-10 tahun persahabatan yang terbangun lebih pada kesamaan fisik dan adanya kepercayaan secara timbal
balik Ulfiah, 2009: 53-54.
d. Aspek Bahasa
Perkembangan ini sangat berhubungan erat dengan perkembangan kognisi dan sosial. Bahasa merupakan alat untuk
berpikir dan berpikir merupakan suatu proses melihat dan memahami hubungan antar hal. Bahasa juga merupakan suatu alat
untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan komunikasi berlangsung dalam suatu interaksi sosial. Dengan demikian
perkembangan kemampuan berbahasa juga berhubungan erat dan saling menunjang dengan perkembangan kemampuan sosial.
Perkembangan bahasa dimulai dengan peniruan bunyi dan suara, berlanjut dengan meraban. Pada usia 1 tahun anak dapat
menyebutkan 1 kata, disebut dengan periode holoprastik. Kemudian berlanjut pada usia 18-24 bulan anak mengalami
percepatan perbendaharaan kata dengan memproduksi kalimat, dua atau tiga kata yang disebut periode telegrafik. Pada usia 2,5-5
tahun, pengucapan kata mengalami peningkatan. Bahasa anak mirip dengan orang dewasa, anak mulai memproduksi ujaran yang
lebih panjang, kadang secara gramatik, kadang tidak. Pada usia diatas 6 tahun anak sudah mengucapkan kata layaknya orang
dewasa Ulfiah, 2009: 54.