Metode Fasilitasi Metode Pendidikan Karakter

32 values yang diajarkan, dan akhirnya menyadari kebaikan hal- hal yang disampaikan oleh pendidik. 5 Kegiatan fasilitasi menyebabkan pendidik lebih dapat memahami pikiran dan perasaan peserta didik. 6 Kegiatan fasilitasi memotivasi peserta didika menghubungkan persoalan nilai dengan kehidupan, kepercayaan, dan perasaan meraka sendiri. Karena kepribadian seubyek didik terlibat, pembelajaran menjadi lebih menarik.

d. Metode Pengembangan Keterampilan Softskill

Pengembangan keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan agar seseorang dapat mengamankan nilai-nilai yang dianut, sehingga berperilaku konstruktif dan bermoral dalam masyarakat. Keterampilan tersebut antara lain; berpikir kritis, berpikir kreatif, berkomunikasi secara jelas, menyimak, berindak asertif dan menemukan resolusi konflik Darmiyati, 2013: 38.

7. Evaluasi Pendidikan Karakter

Evaluasi merupakan suatu cara untuk mengetahui ketercapaian tujuan. Tujuan pendidikan karakter secara garis besar adalah untuk membentuk kesadaran moral manusia sebagai mahluk sosial, berbangsa dan bernegara sesuai falsafah hidup pancasila. Kesadaran tersebut diwujudkan dalam bentuk penalaran, sikap afektif dan perilaku action. Darmiyati 2013: 43 menjelaskan bahwa dalam 33 evaluasi pendidikan karakter, poin-poin yang dievaluasi mencakup tiga aspek tersebut. a. Evaluasi Penalaran Penalaran yang dimaksud ialah kemampuan bernalar dalam memahami permasalahan moral sampai dapat membuat keputusan secara mandiri dalam menentukan tindakan apa yang harus dilakukan. Evaluasi pada tahap ini biasanya dilakukan melalui diskusi dilema moral. Akan tetapi, wajib dilengkapi dengan evaluasi tingkat perkembangan afektif yang terkait dengan permasalahan moral. b. Evaluasi Afektif Evaluasi afektif sikap dapat dilakukan dengan pengukuran menggunakan skala sikap. Mengukur sikap tidak dapat dilakukan secara langsung, tetapi dapat dengan menafsirkan ada atau tidaknya afek, arah afek positif atau negatif dan intensitas afek tidak pernah sampai dengan selalu. Pengukuran ini pada umumnya dilakukan memakai skala Likert. c. Evaluasi Perilaku Perilaku moral hanya mungkin dilakukan secara akurat dengan observasi pengamatan dalam jangka waktu yang relatif lama secara terus-menerus. Pengamat atau pengobservasi haruslah orang yang sudah mengenal subyek yang diobservasi agar penafsirannya terhadap perilaku yang muncul tidak salah. 34 Dari ketiga tahap evaluasi diatas, evaluasi pendidikan karakter memerlukan kerjasama dari guru dan orang tua peserta didik. Evaluasi dimaksudkan untuk melihat ketercapaian tujuan pendidikan karakter melalui usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pendidik. Jadi dalam proses pelaksanaannya akan diketahui pada bagian mana dari usaha tersebut yang perlu diperbaiki secara kesinambungan.

B. Karakteristik Perkembangan Anak

1. Pengertian

Menanamkan karakter bagi peserta didik, apalagi anak-anak usia dini dan TK memerlukan pemahaman tentang karakteristik perkembangan mereka. Hal ini berguna untuk memastikan metode yang digunakan sudah tepat sasaran sesuai dengan kemampuan yang berkembang pada diri peserta didik. Berikut adalah beberapa pendapat mengenai karakteristik perkembangan peserta didik Ulfiah, 2009 :  Menurut Sudirman 1990 Karakteristik perkembangan peserta didik adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada anak sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya.  Menurut Hamzah. B. Uno 2007 Karakteristik perkembangan peserta didik adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki.