Aspek Sosio-Emosional Aspek-aspek Perkembangan Peserta Didik Anak

40 Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya anak mengucapkan kata, antara lain sebagai berikut :  Intelegensia, semakin cerdas anak semakin cepat keterampilan bicaranya.  Kedisiplinan, disiplin yang rendah membuat anak justru cepat berbicara dibanding dengan anak yang orang tuanya bersikap keras dan berpandangan bahwa anak harus dilihat tetapi tidak didengar.  Posisi urutan, anak sulung didorong lebih banyak bicara daripada adiknya.  Besarnya keluarga, anak tunggal didorong lebih banyak bicara dibanding anak-anak dari keluarga besar, sebab orang tuanya lebih banyak waktu untuk berbicara dengannya.  Status sosial ekonomi, dalam keluarga kelas rendah kegiatannya cenderung kurang terorganisasi daripada kelas menengah keatas.  Berbahasa dua  Penggolongan peran seks, misalnya laki-laki dituntut untuk sedikit bicara pada perempuan.

e. Aspek moral

Aspek moral sudah berkembang sejak anak masih kecil. Peranan lingkungan terutama lingkungan keluarga sangat dominan bagi perkembangan aspek moral. Pada mulanya anak melakukan perbuatan bermoral atau keagamaan karena meniru, baru kemudian 41 menjadi perbuatan atas prakarsa sendiri. Perbuatan prakarsa sendiripun pada mulanya dilakukan karena adanya kontrol atau pengawasan dari luar, kemudian berkembang karena kontrol dari dalam atau dari dirinya sendiri. Tingkatan tertinggi dalam perkembangan moral adalah melakukan sesuatu perbuatan bermoral karena panggilan hati nurani, tanpa perintah, tanpa harapan akan sesuatu imbalan atau pujian. Secara potensial tingkatan moral ini dapat dicapai secara maksimal oleh individu, tetapi faktor-faktor dalam diri dan lingkungan individu anak sangat berpengaruh terhadap pencapaiannya Ernawulan, 2009: 10. Perkembangan moral dapat pula dipahami melalui pendekatan kognitif, Piaget dalam Slavin 2006: 51 mempercayai bahwa struktur kognitif dan kemampuan kognitif anak adalah dasar dari pengembangan moralnya. Kemampuan kognitif itulah yang kemudian akan membantu anak untuk mengembangkan penalaran yang berkaitan dengan masalah sosial. Untuk mempelajari penalaran moral anak-anak, Piaget menghabiskan waktu yang panjanguntuk mengamati anak-anak yang sedang bermain kelereng dan menanyakan kepada mereka tentang aturan permainan yang digunakan. Dalam permainan kelereng tersebut Piaget menemukan beberapa hal yaitu anak di bawah usia 6 tahun pada kenyataannya belum mengenal aturan permainan, sedangkan anak mulai usia 6 tahun sudah mengenal adanya aturan dalam permainan, meskipun