Proses Penilaian Penilaian merupakan sebuah proses. Dalam sebuah penilaian pembelajaran harus
Kegiatan Pembelajaran
14
pada KD tersebut. Meskipun demikian, sikap yang dimaksud dianggap menyokong kompetensi siswa pada KD yang ada pada KI-3 dan KI-4.
Misalnya, ketika KD yang dikembangkan dalam KI-4 berkenaan dengan kemampuan menulis teks negosiasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SMASMK. Sikap yang harus menjadi fokus penilaian guru adalah jujur, disiplin, peduli, dan santun; sesuai dengan sikap-sikap yang tercantum pada
KI-2.
b. Pengetahuan yang dinilai sesuai dengan KD yang tertuang pada KI-3. Dalam proses pelaksanaanya, guru harus memperhatikan kata kerja operasional dan
materi pembelajaran yang dikehendaki oleh setiap KD. Hal ini nantinya akan berimplikasi pada bentuk soal dan jenis materi yang harus diujikannya.
Pelaksanaan penilaian autentik seharusnya berlangsung ketika siswa sedang melakoni pembelajaran dan tidak hanya pada akhir pembelajaran. Hal itu terutama
untuk penilaian sikap dan keterampilan. Kedua aspek tersebut dapat dinilai secara langsung dan nyata.
1 Langsung karena pelaksanaannya dilakukan pada saat itu juga sehingga
dapat yang diperoleh benar-benar faktual dan bisa dipertanggungjawakan. Hal itu bisa berbeda kalau penilaiannya ditunda, misalnya, dilakukan pada akhir
pembelajaran. Cara tersebut bisa menyebabkan aspek-aspek tertentu yang terlewatkan sehingga hasilnya bisa menyebabkan timpang; tidak
menggambarkan kemampuan siswa secara utuh-menyeluruh.
2 Nyata dalam arti menunjukkan kemampuan siswa secara jelas dan senyata- nyatanya. Misalnya, dalam pembelajaran teks dongeng. Seorang siswa tidak
hanya bisa mengapal mengetahui tentang teori tentang dongeng. Akan tetapi, siswa pun bisa membuktikannya dengan kemampuan menulis atau
mendongeng dengan baik. Siswa bisa mendongeng secara jelas dan menarik. Siswa bisa menunjukkan sikap yang penuh percaya diri, santun, menghargai,
dan sikap-sikap lainnya yang rerevan dengan kompetensi itu. Dalam hal ini siswa tidak hanya pandai mengapal suatu konseo, tetapi juga bisa
mengapresiasi atau bahkan mengkreasikannya secara baik dan menarik.
Berdasarkan uraian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang pengembangan dan pencapaian
pembelajaran yang dilakukan siswa melalui berbegai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan
Bahasa Indonesia SMP KK H
15
pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Kegiatan tersebut tidak hanya pada akhir kegiatan, tetapi pada kegiatan nyata siswa sepanjang proses
pembelajaran. Bentuk penilainnya tidak selalu berbentuk tes tertulis. Agar gambarannya itu berupa kemampuan nyata siswa secara keseluruhan,
penilaiannya itu harus meluputi pula tes berbahasa lisan ataupun perbuatan. Misalnya, penilaian untuk kemampuan siswa dalam berpidato. Yang dinilai tidak
hanya kemampuan dia di dalam menjawab tentang cara-cara berpidato, pengertian pidato, dan wawasan kognitif lainnya. Yang tidak kalah pentingnya
adalah kecakapan dia yang sesunggunya ketika berbicara di depan umum, termasuk pula sikap-sikapnya.
6. Bentuk-bentuk Penilaian Berdasarkan Permdikbud No. 23 Tahun 2016, jenis penilaian autentik mencakup
tiga jenis, yakni sebagai berikut.