Kegiatan Pembelajaran
12
f. Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian
yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik. g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku. h. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya. i. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta
didik dalam belajar. Prinsip khusus dalam penilaian hasil belajar adalah sebagai berikut.
a. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum. b. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
c. Berkaitan dengan kemampuan siswa. d. Berbasis kinerja siswa.
e. Memotivasi belajar siswa. f. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar siswa.
g. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responsnya. h. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
i. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen. j. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
k. Menghendaki balikan yang segera dan terus-menerus. l. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.
m. Terkait dengan dunia kerja. n. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.
o. Menggunakan berbagai cara dan instrumen.
4. Proses Penilaian Penilaian merupakan sebuah proses. Dalam sebuah penilaian pembelajaran harus
dilakukan beberapa tahap menuju penilaian. Tahapan dalam sebuah penilaian meliputi tahapan berikut.
a. Perencanaan, yang berisi kegiatan-kegiatan perumusan tujuan penilaian,
penetapan aspek-aspek yang akan dinilai, penentuan metode penilaian yang akan dipergunakan, penyusunan alat penilaian, penentuan kriteria yang
dipergunakan, dan penentuan frekuensi pelaksanaan penilaian.
Bahasa Indonesia SMP KK H
13
b. Pengumpulan data yang berupa kegiatan-kegiatan pelaksanaan penilaian, pemeriksaan hasil penilaian atau lembar tugas, dan pemberian skor.
c. Pengolahan data hasil penilaian yang mungkin dilakukan dengan teknik statistik atau nonstatistik, tergantung jenis data yang diperoleh kualitatif atau
kuantitatif. d. Penafsiran terhadap hasil kegiatan pengolahan data dengan mendasarkan diri
pada norma tertentu.
e. Penggunaan hasil penilaian yang telah selesai diolah dan ditafsirkan sesuai
dengan tujuan penilaian.
5. Pelaksanaan Penilaian Autentik Penilaian autentik autentic assesment merupakan karakteristik lainnya yang
menandai pemberlakuan Kurikulum 2013. Penilaian autentik sering pula disebut sebagai penilaian yang senyata-nyatanya, yakni penilaian yang berusaha
menggambarkan prestasi belajar siswa sesuai dengan kemampuan mereka yang sesungguhnya; dalam arti tidak parsial ataupun manipulatif.
a. Parsial dalam arti hanya aspek tertentu, misalnya pengetahuan ataupun
keterampilan saja. Pada kurikulum sebelumnya KTSP, dianggap penilaian itu lebih terfokus pada asek-aspek tertentu dan tidak bersifat menyeluruh, yang
seharusnya mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam Kurikulum 2013, semua aspek harus mendapat penilaian guru secara
proporsional.
b. Manipulatif dalam arti terekayasa atau bersifat seolah-olah. Hal itu terjadi karena kemampuan yang diukur dengan perangkat atau cara pengukurannya
tidaklah tepat. Misalnya, untuk mengukur kemampuan siswa berpidato, diukur dengan teknik penilaian pilihan ganda. Seharusnya pengukurannya dilakukan
secara nyata, yakni siswa praktik berpidato secara langsung dan ketika itulah penilaian seharusnya dilakukan.
Oleh karena itu, penilaian autentik berusaha untuk mengukur kemampuan siswa secara menyeluruh holistik, yakni mencakup sikap, pengetahuan, serta
keterampilan. a. Sikap yang dinilai disesuaikan dengan rumusan yang dinyatakan KD pada KI-
1 dan KI-2 yang mencakup aspek spiritual dan sosial. Dengan demikian, tidak semua aspek harus dinilai oleh guru, melainkan aspek-aspek tertentu yang ada