Prinsip-prinsip Penilaian Prinsip-prisip umum dalam penilaian adalah sebagai berikut.

Bahasa Indonesia SMP KK H 13 b. Pengumpulan data yang berupa kegiatan-kegiatan pelaksanaan penilaian, pemeriksaan hasil penilaian atau lembar tugas, dan pemberian skor. c. Pengolahan data hasil penilaian yang mungkin dilakukan dengan teknik statistik atau nonstatistik, tergantung jenis data yang diperoleh kualitatif atau kuantitatif. d. Penafsiran terhadap hasil kegiatan pengolahan data dengan mendasarkan diri pada norma tertentu.

e. Penggunaan hasil penilaian yang telah selesai diolah dan ditafsirkan sesuai

dengan tujuan penilaian. 5. Pelaksanaan Penilaian Autentik Penilaian autentik autentic assesment merupakan karakteristik lainnya yang menandai pemberlakuan Kurikulum 2013. Penilaian autentik sering pula disebut sebagai penilaian yang senyata-nyatanya, yakni penilaian yang berusaha menggambarkan prestasi belajar siswa sesuai dengan kemampuan mereka yang sesungguhnya; dalam arti tidak parsial ataupun manipulatif. a. Parsial dalam arti hanya aspek tertentu, misalnya pengetahuan ataupun keterampilan saja. Pada kurikulum sebelumnya KTSP, dianggap penilaian itu lebih terfokus pada asek-aspek tertentu dan tidak bersifat menyeluruh, yang seharusnya mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam Kurikulum 2013, semua aspek harus mendapat penilaian guru secara proporsional. b. Manipulatif dalam arti terekayasa atau bersifat seolah-olah. Hal itu terjadi karena kemampuan yang diukur dengan perangkat atau cara pengukurannya tidaklah tepat. Misalnya, untuk mengukur kemampuan siswa berpidato, diukur dengan teknik penilaian pilihan ganda. Seharusnya pengukurannya dilakukan secara nyata, yakni siswa praktik berpidato secara langsung dan ketika itulah penilaian seharusnya dilakukan. Oleh karena itu, penilaian autentik berusaha untuk mengukur kemampuan siswa secara menyeluruh holistik, yakni mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. a. Sikap yang dinilai disesuaikan dengan rumusan yang dinyatakan KD pada KI- 1 dan KI-2 yang mencakup aspek spiritual dan sosial. Dengan demikian, tidak semua aspek harus dinilai oleh guru, melainkan aspek-aspek tertentu yang ada Kegiatan Pembelajaran 14 pada KD tersebut. Meskipun demikian, sikap yang dimaksud dianggap menyokong kompetensi siswa pada KD yang ada pada KI-3 dan KI-4. Misalnya, ketika KD yang dikembangkan dalam KI-4 berkenaan dengan kemampuan menulis teks negosiasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMASMK. Sikap yang harus menjadi fokus penilaian guru adalah jujur, disiplin, peduli, dan santun; sesuai dengan sikap-sikap yang tercantum pada KI-2. b. Pengetahuan yang dinilai sesuai dengan KD yang tertuang pada KI-3. Dalam proses pelaksanaanya, guru harus memperhatikan kata kerja operasional dan materi pembelajaran yang dikehendaki oleh setiap KD. Hal ini nantinya akan berimplikasi pada bentuk soal dan jenis materi yang harus diujikannya. Pelaksanaan penilaian autentik seharusnya berlangsung ketika siswa sedang melakoni pembelajaran dan tidak hanya pada akhir pembelajaran. Hal itu terutama untuk penilaian sikap dan keterampilan. Kedua aspek tersebut dapat dinilai secara langsung dan nyata. 1 Langsung karena pelaksanaannya dilakukan pada saat itu juga sehingga dapat yang diperoleh benar-benar faktual dan bisa dipertanggungjawakan. Hal itu bisa berbeda kalau penilaiannya ditunda, misalnya, dilakukan pada akhir pembelajaran. Cara tersebut bisa menyebabkan aspek-aspek tertentu yang terlewatkan sehingga hasilnya bisa menyebabkan timpang; tidak menggambarkan kemampuan siswa secara utuh-menyeluruh. 2 Nyata dalam arti menunjukkan kemampuan siswa secara jelas dan senyata- nyatanya. Misalnya, dalam pembelajaran teks dongeng. Seorang siswa tidak hanya bisa mengapal mengetahui tentang teori tentang dongeng. Akan tetapi, siswa pun bisa membuktikannya dengan kemampuan menulis atau mendongeng dengan baik. Siswa bisa mendongeng secara jelas dan menarik. Siswa bisa menunjukkan sikap yang penuh percaya diri, santun, menghargai, dan sikap-sikap lainnya yang rerevan dengan kompetensi itu. Dalam hal ini siswa tidak hanya pandai mengapal suatu konseo, tetapi juga bisa mengapresiasi atau bahkan mengkreasikannya secara baik dan menarik. Berdasarkan uraian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang pengembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswa melalui berbegai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan