Penokohan Tokoh dalam pementasan drama mempunyai posisi yang penting. Tokohlah yang

Bahasa Indonesia SMP KK H 55 Pada saat melakukan dialog ataupun monolog, aspek-aspek suprasegmental lafal, intonasi, nada atau tekanan dan mimik mempunyai peranan sangat penting. Lafal yang jelas, intonasi yang tepat, dan nada atau tekanan yang mendukung penyampaian isipesan Sebelum memerankan drama, kegiatan awal yang perlu kita lakukan ialah membaca dan memahami naskah drama. Naskah drama adalah karangan atau tulisan yang berisi nama-nama tokoh, dialog yang diucapkan, latar panggung yang dibutuhkan, dan pelengkap lainnya kontum, lighting, dan musik pengiring. Dalam naskah drama, yang diutamakan ialah tingkah laku acting dan dialog percakapan antartokoh sehingga penonton memahami isi cerita yang dipentaskan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kegiatan membaca naskah drama dilakukan sampai dikuasainya naskah drama yang akan diperankan. Dalam naskah drama yang perlu kita pahami ialah pesan-pesan dan nilai-nilai yang dibawakan oleh pemain. Dalam membawakan pesan dan nilai-nilai itu, pemain akan terlibat dalam konflik atau pertentangan. Dengan demikian, yang perlu kita baca dan pahami ialah rangkaian peristiwa yang membangun cerita dan konflik-konflik yang menyertainya. Hal penting lainnya yang harus dilakukan sebelum pementasan drama adalah pengahayatan terhadap tokoh yang akan diperankan. Untuk itu, kita perlu mengenali karakter tokoh itu dengan baik. Caranya adalah sebagai berikut. 1. Membaca keseluruhan dialog tokoh itu dari awal hingga akhir. Dengan demikian, kita akan mengetahui secara baik karakter tokoh itu sebagaimana yang diiinginkan penulis skenarionya. Karaker tokoh dapat diidentifikasi melaui 1 narasi pengarang, 2 dialog-dialog dalam teks drama, 3 komentar atau ucapan tokoh lain terhadap tokoh tertentu, dan 4 latar yang mengungkapkan watak tokoh. 2. Mengamati tokoh itu dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya untuk lebih mengenali perilakunya secara lebih nyata. Kalau cara ini tidak memungkinkan, kita bisa membacanya dari berbagai literatur. 3. Mengimajinasikan diri menjadi tokoh yang akan diperankan itu, baik itu dalam gaya bicara, gaya berjalan, dandanan, dan perilaku lainnya. Kegiatan Pembelajaran 2 56 Untuk menghayati karakter seorang tokoh, seseorang perlu memperhatikan petunjuk kramagung yang ditulis pengarang mengenai suasana dan gerak tokoh itu. Di samping itu, kita pun perlu memperhatikan kalimat yang diucapkan tokoh. Kalimat-kalimat yang diucapkan tokoh harus diekspresikan dengan disertai lafal, intonasi, serta nada yang menggambarkan karakter tokoh itu. Dalam hal inilah perlunya kemampuan meniru-niru tingkah laku tokoh. Seorang pemain drama yang baik adalah orang yang dapat menirukan tokoh yang diperankannya dengan wajar, apa adanya. Melalui menghayati yang sungguh-sungguh, kita dapat memerankan tokoh tertentu dengan baik. Watak seorang tokoh dapat diekspresikan melalui cara sang tokoh memikirkan dan merasakan, bertutur kata, dan bertingkah laku, seperti dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Artinya, watak seorang tokoh bisa dihayati mulai dari cara sang tokoh memikirkan dan merasakan sesuatu, cara tokoh bertutur kata dengan tokoh lainnya, dan cara tokoh bertingkah laku. Kita perlu mengawalinya dengan pengenalan dan pemahaman terhadap tokoh yang akan dimainkan. Kita harus menelusuri tokoh itu ditinjau dari bebagai aspek, misalnya: 1. usia, 2. jenis kelamin, 3. status sosial sosial, 4. latar belakang budaya 5. pendidikan, dan 6. pekerjaan. Antara lain, kelima aspek itulah yang berpengaruh terhadap watak seorang tokoh. Oleh karena itu, aspek-aspek itu harus dipertimbangkan ketika mendialogkan sebuah naskah drama.