adalah ketika seorang auditor melakukan pengauditan terhadap laporan keuangan suatu entitas maka auditor akan memberikan
opini wajar tanpa pengecualian pada laporan keuangan tersebut dan memberikan pertimbangan bahwa usaha dari klien akan
berlanjut dengan konsekuensi adanya tambahan waktu audit dan
keterlambatan penyampaian
laporan audit
harus ditanggung oleh auditor.
Dalam kondisi Framing negatif, seseorang akan cenderung mengambil keputusan yang lebih beresiko. Dalam hal ini
auditor akan memberikan opini wajar tanpa pengecualian pada laporan keuangan yang diaudit dan menanggung resiko atas
keterlambatan penyampaian laporan audit serta menanggung biaya tambahan audit.
3. Urutan Bukti
a. Pengertian Urutan Bukti
Bukti adalah segala informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang sedang diaudit telah
dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Elder, Randal J. dkk 2010:150. Sedangkan urutan bukti adalah
rangkaian informasi yang diterima oleh seseorang yang dapat digunakan untuk memperkuat atau memperlemah keyakinan
awalnya mengenai suatu hal. Urutan bukti dapat berupa informasi
positif setelah itu negatif, negatif-positif atau konsisten positif- positif dan negatif-negatif.
Bukti positif adalah informasi yang dapat memperkuat keyakinan awal seseorang terhadap suatu hal. Sedangkan bukti
negatif adalah informasi yang dapat memperlemah keyakinan awal seseorang mengenai suatu hal.
Auditor dalam melakukan pertimbangan untuk mengambil keputusan didasari oleh keyakinan awalnya terhadap suatu obyek.
Kemudian melakukan revisi atas keyakinan awal tersebut sesuai dengan bukti audit yang telah diperoleh. Pengaruh urutan atau
Order effect terjadi ketika auditor melakukan pertimbangan bukan berdasarkan substansi dari informasi atau bukti yang diperoleh,
melainkan berdasarkan urutan informasi atau bukti tersebut.
b. Model Belief Adjustment
Belief adjustment model dikembangkan oleh Hogart dan Einhorn 1992. Model ini memproposisikan bahwa individu yang
memproses informasi secara sekuensial akan menggunakan proses penjangkaran
anchoring dan
penyesuaian adjustment.
Penjangkaran terjadi ketika bukti
baru secara bertahap
sequentially dinilai setelah sebelumnya subyek memiliki keyakinan awal. Adanya bukti baru menyebabkan keyakinan awal
disesuaikan adjusted sehingga keyakinan saat ini menjadi jangkar bagi penyesuaian selanjutnya ketika bukti baru menstimulasi
kembali model belief adjustment. Secara khusus, model penyesuaian keyakinan memprediksikan tidak ada pengaruh urutan
no order effects untuk bukti-bukti yang bersifat konsisten keseluruhan positif atau keseluruhan negatif tetapi pengaruh
resensi urutan terjadi ketika individu memperoleh bukti yang beragam beberapa positif dan beberapa negatif Luciana Spica
Almilia, 2010.
Model belief adjustment dapat berupa model respon step-by- step SbS atau end-of-sequence EoS. Pada model SbS, subjek
akan melakukan revisi atas keyakinannya setiap kali menerima tambahan bukti, sedangkan pada model EoS, revisi dilakukan
setelah subjek menerima sekumpulan informasi. Hasil penelitian Ashton dan Asthon 1988 dalam Damai Nasution dan Supriyadi
2007 menunjukkan bahwa revisi keyakinan oleh auditor tergantung pada urutan order bukti yang diterima dan bagaimana
bukti tersebut dipresentasikan. revisi keyakinan yang dilakukan auditor semakin besar jika mereka menerima bukti yang cenderung
mendiskonfirmasi keyakinan awal mereka.
Penelitian ini menggunakan model respon urutan bukti SbS step-by-step ++-- dan --++. Bukti positif adalah bukti tambahan
yang mendukung keyakinan awal, sedangkan bukti negtif adalah bukti tambahan yang tidak mendukung keyakinan awal.
c. Indikator Urutan Bukti