bahwa Pengalaman Auditor berpengaruh terhadap Audit Judgment. Sampel penelitian ini adalah auditor yang bekerja di BPKP Provinsi
Bali. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menguji Pengalaman Auditor terhadap Audit Judgment. Perbedaannya terletak
pada tempat dan waktu penelitian, selain itu penelitian ini juga tidak menggunakan variabel tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Framing terhadap Audit judgment
Framing berkaitan dengan cara penyampaian informasi.. Framing adalah sebuah strategi untuk menyampaikan informasi tentang suatu
hal dengan cara tertentu yang kemudian akan ditanggapi oleh khalayak sesuai dengan cara penyampaian informasi tersebut.
Dalam teori prospek dijelaskan bahwa Framing yang dipakai oleh pembuat keputusan dapat mempengaruhi keputusannya..Format
Framing dapat berbentuk positif dan negatif. Dalam kondisi Framing negatif, pengambil keputusan akan cenderung mengambil keputusan
yang lebih berisiko sedangkan dalam Framing positif, pengambil keputusan akan cenderung bersikap lebih hati-hati dan menghindari
risiko. Audit Judgment merupakan suatu pertimbangan yang dibuat oleh
auditor untuk menentukan pendapat mengenai hasil audit yang telah dilakukan sebelumnya berdasarkan bukti-bukti yang ada. Audit
Judgment dibuat oleh auditor dalam setiap tahap pengauditan yang
nantinya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan opini atas kewajaran dari laporan keuangan yang diaudit.
Dalam menjalankan penugasan pengauditan auditor membutuhkan informasi dari berbagai pihak sebagai bahan pertimbangan untuk
membuat Audit Judgment. Cara bagaimana informasi-informasi tersebut disampaikan kepada auditor dapat mempengaruhi keputusan
atau judgment yang dibuat oleh auditor. Menurut Tversky dan Kahneman 1986 dalam Haryanto dan Bambang Subroto 2012
judgment dipengaruhi oleh bahasa yang digunakan. Hasil penelitian Haryanto dan Bambang Subroto 2012 menyatakan bahwa Framing
berpengaruh terhadap Audit Judgment.
2. Pengaruh Urutan Bukti terhadap Audit judgment
Urutan bukti adalah serangkaian informasi yang diterima oleh seseorang
yang dapat
digunakan untuk
memperkuat atau
memperlemah keyakinan awalnya mengenai suatu hal. Dalam Model Belief Adjustment yang dikembangkan oleh Hogart dan Einhorn 1992
menyatakan bahwa individu yang memproses informasi secara sekuensial akan menggunakan proses penjangkaran dan penyesuaian.
Adanya bukti baru menyebabkan keyakinan awal disesuaikan sehingga keyakinan saat ini menjadi jangkar bagi penyesuaian selanjutnya
ketika bukti baru ditemukan. Dalam proses pengauditan, bukti-bukti yang didapatkan oleh
auditor dapat berupa bukti positif dan bukti negatif. Jika bukti-bukti
tersebut disajikan dalam bentuk berurutan atau Step by Step SbS auditor akan lebih sering untuk menyesuaikan keyakinannya karena
auditor akan melakukan penyesuaian keyakinan setiap menerima bukti baru sebelum ahirnya membuat judgment berdasarkan bukti-bukti
tersebut. Penyesuaian yang berlebihan dan jenis bukti yang beragam positif dan negatif dapat menimbulkan terjadinya order effect yaitu
kecenderungan auditor untuk melakukan pertimbangan yang tidak didasarkan pada isi dari informasi yang diperoleh, namun berdasrkan
urutan diperolehnya informasi tersebut. Apabila auditor mengalami order effect maka Audit Judgment yang dihasilkan oleh auditor
cenderung kurang tepat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Haryanto dan Bambang Subroto 2012 menyatakan bahwa Urutan Bukti
berpengaruh terhadap Audit Judgment.
3. Pengaruh Pengalaman Kerja Auditor Terhadap Audit judgment