14
BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Audit judgment
a. Pengertian Audit
Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian
antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen
Elder, Randal, J, dkk 2011:4. Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan
dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif
untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan Al Haryono,2001:11 Menurut American Accounting Association Commite dalam
Basic Auditing Concepts audit adalah suatu proses sistematis yang secara objektif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait
dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan
kriteria yang telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan- catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut Agoes, Sukrisno, 2012.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa audit adalah suatu proses pengevaluasian bukti
untuk menentukan tingkat kesesuaian antara informasi yang disajikan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit dilakukan
oleh orang yang independen dan hasil audit akan disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Standar Audit
Standar audit telah diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI dalam Standar Profesional Akuntan Publik 2011
seksi 150 yang terdiri dari :
1 Standar Umum
a Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai
auditor.
b Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor.
c Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama. 2 Standar Pekerjaan Lapangan
a Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika dipergunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b Pemahaman memadai atas pengendalian internal harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,
saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. c Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan
dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. 3 Standar Pelaporan
a Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
Indonesia. b Laporan auditor harus menunjukkan dan menyatakan, jika
ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan
periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan
auditor. d Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan
audit yang
dilaksanakan, jika
ada dan
tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor.
c. Tahap Audit