tersebut disajikan dalam bentuk berurutan atau Step by Step SbS auditor akan lebih sering untuk menyesuaikan keyakinannya karena
auditor akan melakukan penyesuaian keyakinan setiap menerima bukti baru sebelum ahirnya membuat judgment berdasarkan bukti-bukti
tersebut. Penyesuaian yang berlebihan dan jenis bukti yang beragam positif dan negatif dapat menimbulkan terjadinya order effect yaitu
kecenderungan auditor untuk melakukan pertimbangan yang tidak didasarkan pada isi dari informasi yang diperoleh, namun berdasrkan
urutan diperolehnya informasi tersebut. Apabila auditor mengalami order effect maka Audit Judgment yang dihasilkan oleh auditor
cenderung kurang tepat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Haryanto dan Bambang Subroto 2012 menyatakan bahwa Urutan Bukti
berpengaruh terhadap Audit Judgment.
3. Pengaruh Pengalaman Kerja Auditor Terhadap Audit judgment
Pengalaman Kerja Auditor merupakan suatu proses pembelajaran yang diperoleh oleh auditor dari hal-hal yang dialaminya dalam
melaksanakan penugasan pengauditan. Pengalaman kerja auditor akan meningkat seiring dengan lamanya ia bekerja sebagai auditor. Selain
itu, banyaknya tugas pengauditan yang pernah dilakukan juga memungkinkan auditor untuk belajar dari kesalahan-kesalahan maupun
dari keberhasilan-keberhasilan yang pernah dialami dimasa lalu sehingga kedepannya auditor dapat melakukan penugasan audit dengan
lebih baik.
Semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh seorang auditor akan meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam
melaksanakan penugasan pengauditan sehingga dapat merumuskan Audit Judgment dengan tepat. Hasil penelitian Kadek Evi Ariyantini,
Edi Sujana dan Nyoman Ari Surya Darmawan 2014 menunjukkan bahwa Pengalaman Auditor berpengaruh terhadap Audit Judgment.
4. Pengaruh Framing, Urutan Bukti dan Pengalaman Kerja Auditor
secara bersama-sama terhadap Audit judgment
Dalam proses pengauditan, auditor merumuskan judgment dalam setiap tahap pengauditan. Audit Judgment dari setiap tahap
pengauditan ini nantinya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan opini atas kewajaran dari laporan keuangan yang
diaudit. Dalam merumuskan audit judgment, auditor memerlukan
informasi-informasi dari berbagai pihak. Cara atau bagaimana informasi tersebut disampaikan kepada auditor dapat mempengaruhi
Audit Judgment yang dibuat oleh auditor. Selain itu, informasi dan bukti yang beragam dan disajikan dalam format sekuensial atau
berurutan SbS cenderung membuat auditor lebih sering melakukan penyesuaian terhadap keyakinannya sehingga dapat mempengaruhi
auditor dalam merumuskan Audit Judgment. Perumusan Audit Judgment juga erat kaitannya dengan pengalaman
yang dimiliki oleh auditor. Auditor yang berpengalaman dinilai dapat
X
1
X
2
X
3
lebih objektif dalam menganalisis bukti-bukti yang diperoleh sehingga dapat merumuskan Audit Judgment secara akurat.
D. Paradigma Penelitian