69 Moedjadi. 1985.
Ilmu Kimia 1 Petunjuk Praktikum untuk SMA
. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Lee, Wei-Meng. 2011.
Beginning Android Application Development
. Indianapolis: Wiley Publishing, Inc.
Nana Sudjana, Ahmad Rivai. 2007.
Teknologi Pengajaran. Bandung
: Sinar Baru Algesindo.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2009.
Metode Penelitian Pendidikan
. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. 2010.
Teknologi Pendidikan
. Jakarta: Bumi Aksara. Nusa Putra. 2015.
Research Development Penelitian dan Pengembangan: Suatu Pengantar
. Jakarta: RajaGrafindo Persada. OSHA. 2015.
Hazard Communication Standard Pictogram
. Washington: OSHA. [Online] diakses melalui
http:osha.gov
pada tanggal 26 Januari 2016.
Pria Irawan. 2015.
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Mobile Learning Pada Smartphone dengan Platform Android Sebagai Sumber
Belajar untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Listrik
. Yogyakarta: FMIPA UNY. Shameena, J., DhanaLakshmi, Sudha, S. 2010. Safety and First Aid in
Laboratory- A Brief Outline.
Oral Maxillofacial Pathology Journal
, Tahun 2010, No 2, Jul-Dec 2010.
Ratna Wilis, dan Aa Sumarna. 1986.
Pengelolaan Pengajaran Kimia
. Jakarta: UT.
Rusman, Deni Kurniawan, Cepi Riyana. 2012.
Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas
Guru
. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Siregar, Eveline Hartini Nara. 2011.
Teori Belajar dan Pembelajaran
. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sitepu, B.P. 2014.
Pengembangan Sumber Belajar
. Jakarta: Raja Grafindo. Sugiyono. 2009.
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R D
. Bandung: Alfabeta.
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain. 2010.
Strategi Belajar Mengajar
. Jakarta: Rineka Cipta.
Thiagarajan, S., Semmel, D. S., Semmel, M. I. 1974.
Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children: A
Sourcebook
. Minneapolis: Leadership Training InstituteSpecial Education, University of Minnesota.
70 Tjoa Koei Ham, dan Sjahrial Gazali. 1981.
Penuntun Praktikum Kimia untuk Kelas III SMA
. Jakarta: Bumi Restu. Trianto. 2010.
Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif
. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Yusuf Hilmi Adisendjaja. 2004.
Keselamatan dan Keamanan Laboratorium
. Bandung: BIO-UPI. [Online] diakses pada tanggal
Zainal Arifin. 2012.
Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru
. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
71
MATERI KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM KIMIA
a. Pengenalan Laboratorium Kimia
Laboratorium kimia merupakan suatu tempat yang digunakan untuk percobaan dan eksperimen kimia. Tempat ini dapat berupa ruangan tertutup atau
terbuka yang dapat menghasilkan pengalaman belajar kimia yang berbeda dimana peserta didik berinteraksi dengan alat dan bahan untuk mengamati gejala dan
perubahan secara langsung. b.
Tata Tertib di Laboratorium
Selama berada di laboratorium kimia, pengguna harus mematuhi tata tertib yang ada agar tidak membahayakan diri sendiri, orang lain serta alat dan
bahan yang berada di laboratorium. Berikut adalah tata tertib yang harus diikuti oleh pengguna laboratorium kimia:
1 Menggunakan alat perlindungan diri APD pada saat melakukan percobaan.
a Jas Laboratorium
Jas laboratorium berfungsi untuk melindungi badan dari bahan-bahan kimia saat bekerja di laboratorium. Jas laboratorium sebaiknya berwarna
putih untuk memudahkan identifikasi jika terkena tumpahan bahan kimia. Saat digunakan, kancing jas harus dalam kondisi terkancing .dan
sebaiknya ukuran jas pas dengan ukuran badan yang memakai
Sumber :
ohio.edu
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
72 b
Sepatu Sepatu berfungsi untuk melindungi kaki apabila ada bahan-bahan kimia
yang tumpah. Sepatu yang baik adalah yang menutupi permukaan kulit kaki, jangan memakai sandal atau sepatu semi sandal karena tidak
menutupi kaki.
Sumber:
c Sarung Tangan
Sarung tangan digunakan sebagai pelindung tangan dari kontak dengan bahan kimia cair maupun padat serta untuk melindungi dari reaksi kimia
yang mungkin bisa terjadi saat bekerja di laboratorium yang dapat membahayakan praktikan. Terdapat beberapa jenis sarung tangan
berdasarkan bahannya yaitu: sarung tangan kain
sarung tangan asbes sarung tangan kulit
sarung tangan karet d
Masker Masker untuk melindungi saluran pernafasan dari zat-zat yang bebahaya
saat terhirup.
Sumber : Kemendikbud
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
73 e
Kacamata Kacamata berfungsi untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia
pada saat melakukan percobaan. Kriteria kacamata yang baik adalah yang menutupi seluruh area mata dan terbuat dari plastik tahan bahan kimia.
2 Tidak menggunakan aksesoris berlebihan pada saat praktikum. Apabila
menggunakan, selama praktikum dilepas sementara. 3
Mengikat rambut yang panjang terurai untuk menghindari terkena bahan kimia.
4 Mempelajari petunjuk pelaksanaan praktikum yang akan dilakukan.
5 Melakukan praktikum yang hanya disetujui guru. Jangan mencoba-coba tanpa
ada instruksi dari guru. 6
Jangan melakukan kegiatan lain selama praktikum dan memusatkan perhatian pada praktikum.
7 Selalu menyediakan serbet saat praktikum.
8 Alat dan botol bahan jangan dibawa ke meja sendiri karena untuk pemakaian
bersama. 9
Dilarang membawa alat atau bahan laboratorium ke luar laboratorium tanpa izin guru atau laboran.
10 Membaca label pada botol sebelum mengambil isinya.
11 Menggunakan zat menurut petunjuk.
12 Menggunakan alat sesuai dengan keperluannya.
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
74 13
Jangan membuang sampah padat pada lantai atau bak air. 14
Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium baik saat melakukan praktikum ataupun tidak.
15 Melaporkan segera setiap kecelakaan kepada guru.
16 Setelah melakukan praktikum, membersihkan semua alat dan menyimpan
kembali ke tempat semula, mengembalikan botol-botol zat yang digunakan ada tempatnya, memeriksa kran air, membersihkan meja praktikum, dan
mencuci tangan sampai bersih.
c. Peralatan di Laboratorium Kimia
Menurut Permen Nomor 24 Tahun 2007, standar sarana prasarana laboratorium kimia di SMAMA adalah sebagai berikut:
1
Kursi
Digunakan untuk tempat duduk oleh guru maupun siswa.
2
Meja kerja
Digunakan sebagai tempat untuk melakukan percobaan.
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
75 3
Meja demonstrasi
Meja yang digunakan untuk demonstrasi.
4
Meja persiapan
Meja yang digunakan untuk menyimpan atau mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan.
5
Lemari alat
Digunakan untuk menyimpan alat-alat di laboratorium, khususnya untuk alat- alat yang berukuran kecil dan sedang.
6
Lemari bahan
Digunakan untuk menyimpan bahan-bahan, lemari bahan jumlahnya lebih dari satu karena bahan yang disimpan dikelompokkan sesuai dengan sifatnya.
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
76 7
Lemari asam
Digunakan untuk melakukan reaksi yang melibatkan bahan-bahan mudah menguap serta menghasilkan gas-gas yang berbahaya, juga untuk menyimpan
bahan-bahan yang mudah menguap serta memiliki konsentrasi pekat.
8
Bak cuci
Digunakan untuk tempat mencuci alat-alat yang digunakan pada saat percobaan.
9 Alat Pemadam Api Ringan APAR
Digunakan untuk menangani bahaya kebakaran. Jenis APAR meliputi: jenis air water, busa foam, serbuk kering dry chemical, gas halogen, dan gas
CO2, yang berfungsi untuk menyelimuti benda terbakar dari oksigen di sekitar bahan terbakar sehingga suplai oksigen terhenti.
10 Peralatan P3K
Kotak P3K berisi kasa steril, salep luka bakar, Providon Iodin, obat ringan, plester, kapas, pinset, alkohol 70, sarung tangan sekali pakai, dsb.
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
77 11
Tempat Sampah Tempat sampah di laboratorium jumlahnya lebih dari satu karena setiap jenis
sampah memiliki tempat masing-masing. Sampah padat dan cair ditempatkan secara terpisah. Sampah jenis kertas, plastik, logam, kaca, dan yang dapat
terurai ditempatkan pada wadah yang berbeda. 12
Botol zat
Digunakan sebagai wadah untuk menyimpan bahan kimia baik padat maupun cair.
13
Pipet tetes
Digunakan untuk mengambil dan menambahkan larutan atau zat cair setetes demi setetes.
Cara Menggunakan Pipet Tetes: a
Pegang karet penghisap pipet tetes, lalu karet penghisap ditekan sebelum memasukkan ujung pipet tetes ke cairan atau larutan yang akan di ambil.
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
78 b
Setelah ujung pipet tetes tercelup, tekanan karet penghisap dikurangi sedikit demi sedikit agar larutan masuk ke dalam pipet tetes.
c Angkat pipet tetes setelah larutan masuk ke dalamnya. Untuk
mengeluarkan larutan dari pipet tetes, berilah tekanan pada karet pipet sampai larutan yang berada di dalam pipet menetes keluar. Tekanan
diberikan secara perlahan-lahan.
14
Batang pengaduk
Berfungsi mengaduk larutan atau melarutkan padatan yang biasanya terdapat pada gelas beker.
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
79 15
Gelas kimia
Digunakan untuk tempat melarutkan suatu padatan, mencampurkan cairan, memanaskan larutan, atau untuk mengukur volume kasar suatu zat cair atau
larutan tertentu. Gelas kimia sebaiknya tidk digunakan untuk pengukuran.
16
Labu Erlenmeyer
Biasanya digunakan untuk analisis kuantitatif volumetrik titrasi dan sebagai wadah untuk hasil dari destilasi.
17
Labu takar
Mengencerkan larutan sampai volume tertentu sesuai dengan yang tertera dalam badan labu takar.
Cara Menggunakan Labu Takar : a
Larutan yang akan diencerkan dimasukkan ke dalam labu takar.
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
80 b
Menambahkan akuades ke dalam labu takar sampai batas etsa dan menutupnya dengan penutup labu takar.
c Labu takar kemudian digojog sampai larutan di dalamnya menjadi
homogen.
18
Pipet volume
Mengambil dan menambahkan cairan dengan volume tertentu sebagaimana yang tertera dalam batang pipet volume.
19
Corong
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
81 Menyaring endapan yang terdapat dalam larutan dan untuk memasukkan zat
cair ke dalam wadah yang memiliki lubang yang kecil, misalnya memasukkan zat cair ke dalam buret.
Cara Menggunakan: Corong gelas biasanya digunakan untuk penyaringan
endapan. Proses penyaringan dialakukan dengan cara memasukkan kertas saring yang sudah dilipat ke
dalam corong penyaring. Supaya kertas saring dapat menempel pada dinding corong, gunakan sedikit air
untuk membasahinya. 20
Mortar
Mengahaluskan bahan-bahan organik dan anorganik sebelum dilakukan
perlakuan pada percobaan.
21
Botol semprot
Biasanya digunakan untuk menyimpan aquades dan digunakan untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang tidak larut dalam air.
22
Gelas ukur
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
82 Mengukur suatu larutan dengan volume tertentu yang tidak memerlukan
ketelitian tingkat tinggi. Gelas ukur memiliki skala dan terdiri dari berbagai macam ukuran.
Cara Menggunakan: Untuk membaca meniscus, diperlukan teknik tersendiri
dalam membaca volume zat cair yang ada dalam gelas ukur. Air atau larutan dalam gelas akan membentuk
cekungan pada permukaan cairan. Cara membacanya adalah melihat permukaan air tersebut pada arah
mendatar. Arah penglihatan dari mata harus benar-benar horizontal, tidak boleh dari arah atas maupun bawah.
23
Buret
Menambahkan larutan pereaksi dimana volume penambahan harus
diketahuidicatat.
24
Statif
Menopang peralatan gelas dan digunakan bersama dengan klem.
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
83 25
Klem
Digunakan bersama statif, umumnya digunakan untuk menjepit buret atau menggantungkan termometer.
26
Kaca arloji
Wadah yang digunakan untuk menimbang bahan kimia yang berwujud padat atau kristal. Sebelum digunakan, gelas arloji ahrus dicuci dan dikeringkan,
kemudian ditimbang. Bahan yang akan ditimbang selanjutnya didiletakkan di wadah aloji. Berat zar merupakan selisih beratsebelum dan sesduah
penambahan zat.
27
Corong pisah
Memisahkan dua macam pelarut yang tidak saling bercampur.
28
Alat destilasi
- Adaptor
Menyambung pipa pendingin dan erlenmeyer pada seperangkat peralatan destilasi sehingga cairan destilat yang mudah menguap akan tertampung
dalam erlenmeyer dan tidak akan menguap keluar selama proses destilasi berlangsung.
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
84 -
Kondensor atau pendingin Untuk mendinginkan uap destilat yang melewati kondensor sehingga
menjadi cair -
Labu alas bulat Sebagai wadah untuk penyimpanan sampel yang akan didestilasi.
- Termometer
Mengamati suhu dalam proses destuilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat murni.
- Labu Erlenmeyer
Wadah untuk menampung destilat yang diperoleh dari proses destilasi. -
Pemanas
Memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas bulat. -
Statif dan klem Menyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi sederhana sehingga
tidak jatuh atau goyang. 29
Neraca
Untuk menimbang massa zat 30
pH meter
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
85 Menampilkan skala pH suatu larutan atau cairan secara digital
Cara Menggunakan: Mencelupkan kedalam zat yang akan diukur dan secara otomatis alat bekerja
mengukur. Alat pH meter jangan sampai menyentuh wadah zat yang akan diukur pH-nya. Pada saat pertama dicelupkan angka yang ditunjukkan oleh
display masih berubah-ubah, tunggulah kira-kira 2 sampai 3 menit sampai angka digital stabil.
31
Centrifuge
Memutar sampel pada kecepatan tinggi, memaksa partikel yang lebih berat terkumpul ke dasar tabung centrifuge. Digunakan untuk memisahkan suatu
larutan dengan berat molekul yang berbeda berdasarkan gaya centrifugal. 32
Termometer
Mengukur suhu zat. Cara Menggunakan:
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
86 Ujung termometer harus tercelup ke dalam cairan yang diukur suhunya.
Jangan sampai termometer diletakkan pada dasar gelas, karena jika sampai menempel maka suhu yang terukur adalah suhu gelasnya.
33
Multimeter ACDC
Untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan hambatan listrik.
34
Pembakar spirtus
Memanaskan larutan. Cara Menggunakan:
Lampu spirtus digunakan untuk memanaskan cairan atau larutan dalam jumlah kecil. Sebelum dinyalakan, pastikan terlebih dahulu jumlah spirtus di
dalam wadah mencukupi. Untuk menyalakan, buka tutup lampu spirtus kemudian nyalakan dengan korek api. Untuk mematikan, gunakan tutup
lampu untuk menutup api yang sedang menyala. 35
Kaki tiga
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
87 Digunakan saat proses pemanasan sebagai penopang gelas beker atau
Erlenmeyer.
36
Kasa kawat
Sebagai alas gelas beker atau Erlenmeyer pada saat pemanasan dengan lampu spirtus.
37
Kertas saring
Kertas saring dilipat sedemikian rupa, sehingga tetap mempunyai luas permukaan yang semaksimal mungkin. Cara melipat kertas saring, mula-mula
menyesuaikan diameter kertas saring dengan diameter corong gelas. Kertas saring dilipat menjadi dua bagian, sehingga bentuk kertas menjadi busur
setengah lingkaran. Kemudian kertas saring dilipat lagi menjadi dua, sehingga berbentuk seperempat lingkaran. Kertas saring dilipat lagi menjadi dua,
sehingga membentuk bentuknya berlekuk-lekuk. Kertas saring siap
digunakan.
38 Stopwatch
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
88 Digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam suatu
reaksi kimia atau mengatur lamanya reaksi kimia yang telah ditentukan. 39
Tabung reaksi
Mereaksikan larutan atau cairan.
40
Rak tabung reaksi
Meletakkan tabung reaksi pada saat percobaan.
41
Sikat tabung reaksi
Membersihkan tabung reaksi setelah digunakan. 42
Tabung centrifuge
Tempat bahan yang akan diendapkan dengan alat sentrifuge.
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
89
d. Simbol-Simbol Bahaya Bahan Kimia di Laboratorium
1 Mudah meledak
Explosive
osha.gov
Sifatnya dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Hindari pukulanbenturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber
nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Contoh : KClO
3
, NH
4
NO
3
, Trinitro Toluena TNT. 2
Pengoksidasi
Oxidizing
osha.gov
Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi.
Hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor. Contoh : Kalium klorat KClO
3
, Kalium permanganat KMnO
4
, Hidrogen peroksida H
2
O
2
, Asam nitrat HNO
3
pekat, dan K
2
Cr
2
O
7
. 3
Mudah Terbakar
Flammable
osha.gov
Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah dan mudah terbakar. Hindari atau jauhkan dari api terbuka, sumber api dan loncatan api.
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
90 Contoh: Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin, dietil
eter C
2
H
5
OC
2
H
5
, karbon disulfide CS
2
, asetilena C
2
H
2
. 4
Beracun
Toxic
osha.gov
Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius bahkan kematian bila tertelan atau terhirup. Jangan ditelan dan jangan dihirup,
hindari kontak langsung dengan kulit. Contoh: Benzene
5
Health Hazzard
osha.gov
Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh: NaOH, C
6
H
5
OH, Cl
2
6 Korosif
Corrosive
osha.gov
Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat kulit
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
91 mengelupas. Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari benda-
benda yang bersifat logam. Contoh: HCl, H
2
SO
4
7 Berbahaya bagi Lingkungan
Environmental Hazard
osha.gov
Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa komponen lingkungan. Dapat menyebabkan kematian pada ikan atau organisme akuatik serta
kerusakan ekosistem. Hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup.
Contoh: Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum bensin. 8
Serious Health Hazzard
osha.gov
Bahan yang menyebabkan gangguan kesehatan serius, bersifat karsinogenik, tertragenik, dan mutagenik. Hindari kontak langsung dengan tubuh.
Contoh: Formalin 9
Gas Under Pressure
osha.gov
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
92 Bahan kimia gas yang ditempatkan dalam tabung dengan tekanan tinggi.
Dapat meledak apabila terkena panas. Hindarkan bahan dari panas. Contoh: LPG
e. Teknik Kerja di Laboratorium Kimia
1 Jangan mencicipi zat dan memegang langsung zat kecuali diperintah oleh
guru. 2
Jika saat bekerja menimbulkan uap atau gas yang berbahaya, lakukanlah di lemari asap atau di luar laboratorium.
3 Gunakan serbet atau penjepit untuk memegang alat yang panas.
4 Cara mencium bau gas
Posisi muka berhadapan langsung dengan sumber gas. Usahakan jarak tidak terlalu dekat, tetapi juga tidak
terlalu jauh. Kipaskan dengan menggunakan salah satu tangan di atas sumber gas secara perlahan-lahan. Hirup
udara yang dikipaskan dengan hati-hati. 5
Cara memanaskan dengan tabung reaksi Gunakan tabung reaksi yang tahan panas. Peganglah
tabung reaksi dengan menggunakan penjepit kayu. Mulut tabung reaksi sedikit dicondongkan dengan
kemiringan sekitar 45
o
. Arahkan mulut tabung reaksi ke arah ruangan kosong, jangan diarahkan ke diri sendiri
ataupun orang lain. Hal ini untuk menghindari jika panas terlalu berlebih, larutan akan memancar keluar
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
93 dari tabung reaksi. Gerakkan tabung reaksi mendekat
dan menjauh untuk menghindari panas yang berlebihan. 6
Cara melakukan titrasi Titrasi dilakukan untuk analisis kuantitatif. Larutan
standar diisikan pada buret 50 mL atau 10 mL sesuai kebutuhan. Kemudian larutan sampel yang akan
dititrasi dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan menambahkan
2-3 tetes
indikator. Erlenmeyer
diletakkan di bawah ujung buret da titrasi dilakukan. Tangan
kiri digunakan
untuk memegang
dan mengendalikan kran buret. Sementara tangan kanan
digunakan untuk menggoyang-goyangkan Erlenmeyer. Tambahkan sedikit demi sedikit larutan standar sampai
terjadi perubahan warna. Untuk lebih menguatkan perubahan warna larutan, maka letakkanlah kertas putih
sebagai alas Erlenmeyer.
f. P3K di Laboratorium Kimia
Kecelakaan di laboratorium mungkin saja dapat terjadi meskipun mengikuti dengan baik petunjuk yang diberikan. Oleh karena itu orang yang
melakukan kerja di laboratorium kimia harus mengetahui pengetahuan yang cukup tentang tindakan-tindakan yang harus diambil bila peristiwa yang
diharapkan terjadi. 1
Bila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak tersebar.
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
94 2
Terkena asam Kulit segera dihapuskan dengan kapas atau lap halus, dicuci dengan air
mengalir sebanyak-banyaknya. Selanjutnya cuci dengan 1 Na
2
CO
3
, kemudian cuci lagi dengan air, keringkan dan olesi dengan salep levertran
3 Terkena kalium atau natrium
Logam yang menempel segera diambil menggunakan pinset, kulit dicuci dengan air mengalir kira-kira selama 15-20 menit, netralkan dengan larutan
1 asam asetat. 4
Jika terkena benda panas luka bakar diolesi dengan salep minyak ikan atau levertran, dicelupkan ke dalam air es secepat mungkin atau dikompres sampai
rasa nyeri agak berkurang. 5
Mata terkena percikan larutan asam Mata dapat dicuci dengan air bersih mengalir kira-kira 15 menit terus-
menerus, dicuci dengan larutan 1 Na
2
CO
3
6 Jika mata terkena percikan larutan basa
Mata dicuci dengan air bersih kira-kira 15 menit terus-menerus, dicuci dengan larutan 1 asam borat dengan gelas pencuci mata.
7 Keracunan zat kimia karena menghirup Cl
2
, HCl, SO
2
, NO
2
, formaldehid, ammonia: menghindarkan korban dari lingkungan zat tersebut, kemudian
pindahkan korban ke tempat yang berudara segar. Jika korban tidak bernafas, segera berikan pernafasan buatan. Hindari pemberian nafas buatan dari mulut
ke mulut karena akan membahayakan penolong.
Lampiran 1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
95 8
Jika bahan kimia masuk tidak sengaja tertelan dan belum diketahui jenisnya, sementara diberikan susu atau putih telur.
Lampiran 2. Soal-Soal Kuis Keselamatan Kerja di Laboratorium
A. Pilihan Ganda
1. Pernyataan yang tepat mengenai laboratorium kimia, kecuali….
a. Tempat untuk melakukan percobaan dan eksperimen kimia
b. Merupakan ruang tertutup ataupun terbuka
c. Tempat untuk mengamati gejala dan perubahan secara langsung
d. Hanya boleh digunakan oleh guru
e. Dalam menggunakan laboratorium kimia harus ada izin dari guru
Jawaban : D
2. Salah satu tata tertib di laboratorium kimia adalah menggunakan APD.
Kepanjangan dari APD adalah…. a.
Alat Perlengkapan Diri b.
Alat Perlindungan Diri c.
Alat Pengamanan Diri d.
Alat Pembersih Diri e.
Alat Pengembangan Diri
Jawaban: B
3. Sepatu yang aman digunakan saat bekerja di laboratorium kimia adalah….
a .
b.
c. d.
e.
Jawaban: A
Lampiran 2. Soal-Soal Kuis Keselamatan Kerja di Laboratorium
a. Membiarkan saja
b. Melaporkan kepada teman
c. Melaporkan kepada guru
d. Menangani sendiri
e. Berteriak dan panic
Jawaban: C
5. Alat yang digunakan sebagai wadah untuk menimbang bahan kimia yang
berwujud padat atau kristal adalah….
Jawaban: E
6. Cara penggunaan pipet tetes yang tepat pada saat meneteskan larutan ke
dalam tabung reaksi adalah….
Jawaban: A
a
b c
d
e
a
b
c d
e 4.
Hal yang harus dilakukan apabila terjadi kecelakaan pada saat bekerja di laboratorium kimia adalah….
Lampiran 2. Soal-Soal Kuis Keselamatan Kerja di Laboratorium 7.
Suatu bahan kimia memiliki simbol peringatan seperti di bawah ini.
Hal yang harus dilakukan agar bahan kimia tersebut tetap aman, kecuali ….
a. Disimpan di ruangan dingin
b. Jauhkan dari panas dan api
c. Hindakan dari gesekan
d. Hindarkan dari tumbukan
e. Disimpan di ruangan dengan suhu tinggi
Jawaban: E
8. Pertolongan pertama yang tepat apabila mata terkena bahan kimia bersifat
asam adalah…. a.
Menggosoknya dengan tangan b.
Mencuci dengan air mengalir c.
Menggaruk dengan tangan d.
Mengelapkan ke baju e.
Membiarkan saja
Jawaban: B
9. Hal yang dilakukan pertama kali apabila kulit terkena bahan kimia yang
mudah bereaksi dengan air adalah…. a.
Membasuhnya dengan air mengalir b.
Membersihkan dengan lap basah c.
Membersihkan dengan serbet kering d.
Membiarkan zat kimia kering dengan sendirinya e.
Membersihkannya dengan tangan
Jawaban: C
Lampiran 2. Soal-Soal Kuis Keselamatan Kerja di Laboratorium 10.
Suatu bahan kimia memiliki peringatan simbol seperti gambar di bawah ini.
Maksud dari simbol tersebut adalah…. a.
Zat bersifat mudah meledak b.
Zat bersifat mudah terbakar c.
Zat bersifat korosif d.
Zat bersifat pengoksidasi e.
Zat bersifat racun bagi tubuh
Jawaban: D
11. Fungsi alat yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini adalah….
a. Mengukur suhu zat cair
b. Mengukur massa zat
c. Mengukur pH gas
d. Mengukur pH zat padat
e. Mengukur pH zat cair
Jawaban: E
12. Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengenceran larutan asam sulfat yang
adalah…. a.
Pengenceran dilakukan dengan menuangkan asam sulfat pekat menggunakan gelas ukur ke dalam akuades.
b. Pengenceran dilakukan dengan menambahkan asam sulfat pekat sedikit
demi sedikit menggunakan pipet tetes ke dalam akuades.