PENGEMBANGAN MINI CHEMISTRY LABORATORY (MCL) BERBASIS ANDROID PADA MATERI KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM KIMIA UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS X.
i
PENGEMBANGAN MINI CHEMISTRY LABORATORY (MCL) BERBASIS ANDROID PADA MATERI KESELAMATAN KERJA DI
LABORATORIUM KIMIA UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS X
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
ANA SITI NURJANAH 12303241012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(2)
(3)
(4)
(5)
v MOTTO
“Harus sayang sama diri sendiri” (My SuperDad)
“Bobot pangayun timbang taraju” (Anonim)
“The future depends on what we do in the present” (Mahatma Gandhi)
“Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu tetapi ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu tetapi ia buruk bagimu, dan Allah
mengetahui dan kamu tidak mengetahui” (Q.S. Al-Baqarah: 216)
(6)
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulilah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan anugerah kepada umat-Nya. Karya sederhanaku ini
kupersembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku, Bapak Solihin dan Ibu Nuryani yang
telah memberikan kesempatan kepadaku untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Terima kasih atas doa, kasih
sayang, nasihat, dukungan materi, dan semua yang kalian lakukan dengan tulus.
2. My lil sister, si Bungsu Mita yang inshaallah akan mengikuti
jejakku masuk perguruan tinggi. Terima kasih doa dan dukungannya selama ini. Hey sist, 4 tahun itu bukan waktu yang
lama, jangan terlena oleh waktu dan jangan menunda-nunda.
3. Saudara-saudaraku yang selalu memberikan doa dan
semangat.
(7)
vii
PENGEMBANGAN MINI CHEMISTRY LABORATORY (MCL) BERBASIS ANDROID PADA MATERI KESELAMATAN KERJA DI
LABORATORIUM KIMIA UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS X
Oleh Ana Siti Nurjanah NIM 12303241012
Pembimbing: Prof. Dr. Sri Atun
ABSTRAK
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengatahui tahap-tahap pengembangan aplikasi berbasis android pada materi keselamatan kerja di laboratorium kimia kelas X SMA/MA sebagai sumber belajar mandiri dan mengetahui kulitasnya ditinjau dari aspek materi, perangkat soal, bahasa, keterlaksanaan, tampilan dan audio.
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian diadaptasi dari model pengembangan 4-D (four D) yang terdiri atas empat tahapan, yaitu define,
design, develop, disseminate. Subjek validasi penelitian, yaitu dosen pembimbing
sekaligus ahli materi, ahli media, dan peer reviewer. Subjek penilaian penelitian, yaitu lima guru kimia SMA/MA sebagai reviewer dan sepuluh peserta didik kelas X SMA/MA. Instrumen berupa angket penilaian produk yang terdiri atas aspek materi, perangkat soal, bahasa, keterlaksanaan, tampilan dan audio. Hasil penilaian berupa skor yang ditabulasi dan dianalisis menggunakan pedoman kriteria kategori penilaian ideal untuk menentukan kualitas produk.
Hasil penelitian ini adalah aplikasi Mini Chemistry Laboratory (MCL) berbasis android yang berisi materi dan kuis tentang keselamatan kerja di laboratorium kimia sebagai alternatif sumber belajar mandiri untuk peserta didik kelas SMA/MA. Berdasarkan penilaian reviewer, kualitas aplikasi Mini Chemistry
Laboratory yang dikembangkan ditinjau dari aspek materi, perangkat soal,
bahasa, keterlaksanaan, tampilan, dan audio oleh reviewer adalah sangat baik (SB) dengan persentase keidealan setiap aspek berturut-turut 89,60%; 90,67%; 93%; 88,89%; 90,28%; dan 88,00%. Berdasarkan penilaian oleh peserta didik aplikasi MCL memiliki kualitas sangat baik (SB) ditinjau dari aspek perangkat soal, bahasa, keterlaksanaan, dan tampilan dengan persentase keidealan berturut turut 90,00%; 94%; 99,42%; dan 89%.
Kata Kunci: Pengembangan, android, Mini Chemistry Laboratory, sumber belajar
(8)
viii
DEVELOPMENT OF ANDROID BASED APPLICATION MINI CHEMISTRY LABORATORY (MCL) ABOUT SAFETY IN
CHEMISTRY LABORATORY FOR Xth GRADE
OF SENIOR HIGH SCHOOL By:
Ana Siti Nurjanah NIM 12303241012
Supervisor: Prof. Dr. Sri Atun
ABSTRAK
The aims of this research were to determine the steps of development of an android based application about safety in chemistry laboratory for Xth grade of Senior High School as an alternative source of independent learning and to determine its quality in terms of material aspect, question, language, operation, presentation and audio.
The model of this development research was adapted from the 4-D model development which consists of four steps: define, design, develop, and disseminate. The validation subjects of this research were supervisor, subject matter expert, media expert, and peer reviewers. The evaluation subjects of this research were five chemistry teachers as reviewers and ten Xth grade students of senior high school. The assessment instrument consist of material aspect, question, language, operation, presentation, and audio. The result of assessment is score which is tabulated and analyzed using the guidelines of criteria of the ideal assessment categories for determining the quality of product.
The result of this development research is an android based application called Mini Chemistry Laboratory (MCL) which contains material and quiz about safety in chemistry laboratory for Xth grade of Senior High School as an alternative source of independent learning. Based on the reviewers assessment, the quality of product are very good (VG) in all aspect: material aspect, quiz, language, operation, presentation, and audio with 89.60%; 90.67%; 93%; 88.89%; 90.28%; and 88.00% of ideals. Based on the students reviewers assessment, the quality of product are very good (VG) in all aspect: quiz, language, operation, and presentation with 90.00%; 94%; 99.42%; and 89% of ideals.
(9)
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang
berjudul : “Pengembangan Mini Chemistry Laboratory (MCL) Pada Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia untuk Peserta Didik SMA/MA Kelas X” dengan lancar. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Tugas Akhir Skripsi dapat diselesaikan dengan baik karena adanya bimbingan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis.
2. Dr. Hartono, selaku Dekan FMIPA UNY yang telah memberikan izin kepada
penulis selama proses penyusunan skripsi.
3. Jaslin Ikhsan, M.App.Sc., Ph.D. Ketua Jurusan Pendidikan Kimia UNY.
4. Sukisman Purtadi, M.Pd. Ketua Prodi Pendidikan Kimia UNY.
5. Prof. Dr. Sri Atun, selaku Dosen Pembimbing sekaligus Ahli Materi yang
membimbing dan memberikan masukkan kepada penulis mulai dari
penyusunan proposal, penyusunan MCL (Mini Chemistry Laboratory),
pelaksanaan penelitian, dan penyususnan laporan.
6. Prof. K. H. Sugiyarto, Ph.D., Susila Kristianingrum, M.Si., dan Marfuatun,
(10)
x
7. Anggiyani Ratnaningtyas Eka Nugraheni, M.Pd., selaku Dosen Ahli Media
yang memberikan masukkan kepada penulis mengenai produk MCL (Mini
Chemistry Laboratory)
8. Ibu Sri Dewi Subaroroh, S.Pd (MAN 2 Yogyakarta), Ibu Fitri Rizqi
Amaliyah, S.Pd, Ibu Dian (SMAN 1 Banguntapan), Bapak Taufik Zamhari,
S.Si., M.Sc. (MAN 1 Yogyakarta), dan Bapak Agus (SMA Kolesse de
Britto).
9. Peserta didik kelas X SMAN 1 Banguntapan yang telah berpartisipasi dalam
pelaksanaan penelitian.
10. Muslim Arief Setiawan, N. Alfiana, dan Putri Aulia Ulul Azmi, selaku peer
reviewer yang telah memberikan masukkan dan saran terhadap produk yang
dikembangkan.
11. Titis Catus Wigati, Ratih Purwasih, dan Isma Samsinar yang telah membantu
dalam pengambilan gambar.
12. Alvica Datu Diah N. dan Nur Halimah teman satu bimbingan yang telah
memberikan bantuan dalam pengerjaan produk.
13. Teman-teman Pendidikan Kimia 2012 yang telah memberikan semangat dan
dukungan selama proses pengerjaan skripsi.
14. Teman-teman Kost C14b (Khoris, Cirti, Mbak Karin, Mbak Hanif, dan
Nurul), yang telah memberikan semangat dan dukungan selama proses
pengerjaan skripsi.
15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi, yang tidak
(11)
xi
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu saran dan masukan
yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis
berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, September 2016 Penulis,
Ana Siti Nurjanah NIM 12303241012
(12)
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 6
(13)
xiii
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 8
I. Definisi Istilah ... 9
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori... 10
1. Penelitian Pengembangan ... 10
2. Teknologi Pendidikan ... 12
3. Sumber Belajar ... 13
4. Belajar Mandiri ... 16
5. Android... 17
6. Keselamatan Kerja di Laboratorium ... 18
B. Penelitian yang Relevan ... 19
C. Kerangkan Berpikir ... 20
D. Pertanyaan Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 23
B. Prosedur Pengembangan ... 23
C. Penilaian Produk ... 27
D. Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pengembangan ... 33
B. Analisis Data dan Pembahasan ... 39
C. Revisi Produk ... 54
(14)
xiv BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
(15)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rincian Versi-Versi Android ... 17
2. Penjabaran Indikator Instrumen Penilaian Mini Chemistry Laboratory ... 30
3. Kriteria Kategori Penilaian Ideal ... 32
4. Hasil Penilaian Kualitas MCL oleh Guru Kimia ... 39
5. Hasil Penilaian Kualitas MCL oleh Peserta Didik ... 39
6. Rincian Jumlah Butir Indikator Setiap Aspek untuk Penilaian Guru Kimia SMA/MA ... 41
7. Rincian Jumlah Butir Indikator Setiap Aspek untuk Uji Terbatas terhadap Peserta Didik SMA/MA ... 41
8. Hasil Penilaian Kualitas Produk Pada Aspek Kelayakan Materi oleh Reviewer ... 42
9. Hasil Penilaian Kualitas Produk Pada Aspek Kelayakan Perangkat Soal oleh Reviewer ... 43
10. Hasil Penilaian Kualitas Produk pada Aspek Kelayakan Bahasa oleh Reviewer ... 44
11. Hasil Penilaian Kualitas Produk pada Aspek Keterlaksanaan oleh Reviewer ... 45
12. Hasil Penilaian Kualitas Produk Pada Aspek Kelayakan Tampilan oleh Reviewer ... 47
(16)
xvi
13. Hasil Penilaian Kualitas Produk pada Aspek Kelayakan Audio oleh
Reviewer ... 48
14. Hasil Penilaian Kualitas Produk pada Aspek Perangkat Soal oleh Peserta Didik ... 50
15. Hasil Penilaian Kualitas Produk pada Aspek Bahasa oleh Peserta Didik ... 51
16. Hasil Penilaian Kualitas Produk pada Aspek Keterlaksanaan oleh Peserta Didik ... 51
17. Hasil Penilaian Kualitas Produk pada Aspek Tampilan oleh Peserra Didik ... 52
18. Saran dan Masukkan dari Dosen Pembimbing dan Ahli Materi ... 54
19. Saran dan Masukkan dari Ahli Media... 55
20. Saran dan Masukkan dari Peer Reviewer ... 55
(17)
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tahapan Pengembangan Sumber Belajar ... 16
2. Langkah-Langkah Pengembangan Mini Chemistry Laboratory Adaptasi Model 4-D ... 24
3. Perbandingan Presentase Keidealan Setiap Aspek Penilaian Aplikasi Mini Chemistry Laboratory oleh Reviewer ... 48
4. Perbandingan Presentase Keidealan Setiap Aspek Penilaian Aplikasi Mini Chemistry Laboratory oleh Peserta Didik ... 53
5. Tampilan Intro ... 59
6. Tampilan Home ... 59
7. Tampilan Petunjuk ... 60
8. Tampilan Menu ... 60
9. Tampilan Pendahuluan ... 61
10. Tampilan Materi ... 61
11. Tampilan Kuis ... 62
12. Tampilan Info Pengembang ... 62
13. Tampilan Referensi ... 63
(18)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Materi Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia ... 71
2. Soal Kuis dan Pembahasan Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia ... 96
3. Flowchart aplikasi Mini Chemistry Laboratory ... 101
4. Instrumen Penelitian Reviewer... 102
5. Instrument Penelitian Peserta Didik ... 120
6. Tabulasi Data Penilaian Mini Chemistry Laboratory ... 123
7. Perhitungan Kualitas Mini Chemistry Laboratory ... 128
8. Daftar Peninjau ... 148
(19)
(20)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi ini, teknologi mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Perkembangan tersebut tidak dapat dihindari karena sejalan dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan, yang tentunya akan berdampak pada
kehidupan manusia di berbagai bidang. Salah satu bidang yang mendapat dampak
dari berkembangnya teknologi adalah bidang pendidikan. Rusman, dkk, (2012: 1)
mengemukakan bahwa bidang pendidikan dituntut untuk selalu senantiasa
menyesuaikan dengan perkembangan teknologi guna meningkatkan mutu
pendidikan. Tuntutan tersebut akan mendorong munculnya inovasi-inovasi,
termasuk inovasi penggunaan teknologi dalam pendidikan.
Inovasi teknologi dilakukan untuk menjawab berbagai kebutuhan dengan
cara mempermudah dan menyederhanakan suatu proses (Budi Sutedjo D.O. dan
Yosia Handoko, 2003: 123). Timbul perubahan-perubahan dalam dunia
pendidikan seiring dengan perkembangan teknologi, diantaranya adalah lebih
mudah dalam mencari sumber belajar, lebih banyak pilihan untuk menggunakan
dan memanfaatkan ICT, peran media dan multimedia dalam kegaiatan
pembelajaran meningkat, pembelajaran berbasis komputer, waktu belajar lebih
fleksibel, mobile learning, e-learning dan model belajar dengan sistem individual
learning (Rusman, dkk, 2012:1).
Perkembangan teknologi terus berlangsung dan tidak akan berhenti.
Setiap perkembangan akan selalu menghasilkan sesuatu yang baru, baik hasil dari
(21)
2
dari perkembangan teknologi yang saat ini sedang marak diperbincangkan adalah
android. Android merupakan salah satu sistem operasi pada smartphone yang
menawarkan fitur-fitur lengkap dan menarik bagi penggunanya. Android mampu
dengan cepat menarik minat konsumen dari berbagai usia termasuk dari kalangan
peserta didik. Banyaknya pengguna android di kalangan peserta didik dapat
dimanfaatkan untuk membantu kegiatan belajar di berbagai bidang ilmu, salah
satunya adalah ilmu kimia.
Kimia merupakan ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana mengenai komposisi, sifat, dan perubahan suatu zat
(T.R. Dickson, 1983: 2). Untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
tersebut, perlu dilakukan eksperimen dan percobaan yang dilakukan di
laboratorium. Bekerja di laboratorium tidak dapat dilakukan sembarangan tetapi
dibutuhkan keterampilan khusus agar dapat bekerja dengan baik dan benar,
sehingga dapat menghasilkan hasil yang baik pula. Selain itu, faktor keamanan
dan keselamatan juga harus menjadi prioritas karena kemungkinan terjadi
kecelakaan di laboratorium sangat besar mengingat laboratorium kimia berisi
bahan kimia dan peralatan praktikum. Apabila tidak mengetahui tata cara kerja
yang benar maka akan membahayakan pengguna itu sendiri bahkan orang lain.
Untuk menghindari hal tersebut maka pengguna laboratorium perlu mengetahui
sifat bahan kimia, cara penggunaan alat laboratorium, teknik kerja yang benar
hingga pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan.
Keselamatan kerja di laboratorium kimia menjadi salah satu pokok
bahasan materi pada kurikulum 2013 di kelas X SMA/MA. Materi ini diharapkan
(22)
3
dan aman. Penyampaian materi keselamatan kerja di laboratorium kimia akan
lebih efektif apabila peserta didik melihat secara langsung komponen-komponen
di laboratorium baik alat, bahan, bahkan cara kerja dengan mengamati langsung
ke laboratorium kimia. Namun faktanya, tidak semua sekolah memiliki
laboratorium kimia atau peralatan laboratorium yang lengkap. Berdasarkan data
statistik dari Kemendikbud sampai tanggal 31 Desember 2015, dari 12.689 SMA
yang ada di seluruh Indonesia, laboratorium kimia hanya dimiliki oleh 4.047
sekolah. Selain itu, materi yang disajikan dalam buku sumber yang digunakan
pada pembelajaran di sekolah cakupannya masih sangat terbatas dan sedikit.
Berdasarkan uraian di atas, diperlukan suatu media belajar agar peserta
didik mendapatkan pengetahuan mengenai keselamatan kerja di laboratorium
kimia tanpa harus terjun langsung ke laboratorium. Perkembangan teknologi bisa
dijadikan salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Mengingat
tingginya penggunaan dan kepopuleran android di kalangan peserta didik, maka
hal tersebut dapat dimanfaatkan dalam pengembangan sumber belajar berbasis
android berisi materi keselamatan kerja di laboratorium kimia bernama Mini
Chemistry Laboratory (MCL). Peserta didik cenderung lebih senang belajar
dengan cara yang mereka sukai. Maka dari itu, aplikasi Mini Chemistry
Laboratory (MCL) dikemas secara menarik dan diharapkan dapat mempermudah
proses belajar peserta didik serta menambah pengetahuan peserta didik mengenai
(23)
4 B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut.
1. Diperlukan inovasi teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam
kegiatan belajar mengajar guna meningkatkan kualitas, kemudahan,
kesederhanaan dan kecepatan dalam proses pendidikan.
2. Peserta didik dituntut untuk menguasai materi keselamatan kerja di
laboratorium kimia.
3. Tidak semua sekolah mempunyai laboratorium kimia atau peralatan
laboratorium lengkap sehingga kesulitan dalam mengenalkan alat-alat dan
cara kerja di laboratorium.
4. Diperlukan sumber belajar yang mampu mengenalkan laboratorium kimia
tanpa harus terjun langsung ke laboratorium.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
disebutkan, maka diperlukan pembatasan masalah agar penelitian ini fokus dan
terarah. Pembatasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Produk dari penelitian merupakan media berupa aplikasi berbasis android
yang dibuat menggunakan Adobe Flash CS 6.
2. Sumber belajar dirancang agar dapat digunakan secara individu atau mandiri.
3. Materi pelajaran yang tercakup dalam media adalah materi pelajaran kimia
SMA/MA kelas X semester 1, sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu untuk
(24)
5
4. Kualitas media berdasarkan aspek materi, perangkat soal, bahasa, keterlaksanaan, tampilan, dan audio.
5. Produk apilikasi Mini Chemistry Laboratory dinilai oleh lima guru kimia
SMA/MA dan uji terbatas terhadap sepuluh peserta didik SMA/MA kelas X.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah identifikasi masalah yang telah
dipaparkan sebelumnya, dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana mengembangkan media aplikasi Mini Chemistry Laboratory
(MCL)berbasis android pada materi keselamatan kerja di laboratorium kimia
sebagai sumber media belajar mandiri bagi peserta didik?
2. Bagaimana kualitas media aplikasi Mini Chemistry Laboratory (MCL)
berbasis android pada materi keselamatan kerja di laboratorium kimia yang
telah dikembangkan berdasarkan penilaian guru SMA/MA dan peserta didik
SMA/MA ditinjau dari aspek materi, perangkat soal, bahasa, keterlaksanaan,
tampilan, dan audio?
E. Tujuan Pengembangan
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.
1. Menghasilkan media aplikasi Mini Chemistry Laboratory (MCL) berbasis
android pada materi keselamatan kerja di laboratorium kimia untuk peserta
didik SMA/MA kelas X semester 1 berdasarkan kriteria kualitas yang telah
(25)
6
2. Mengetahui kualitas media aplikasi Mini Chemistry Laboratory (MCL)
berbasis android yang telah dibuat tersebut melalui penilaian lima guru kimia
SMA/MA dan uji terbatas kepada sepuluh peserta didik SMA/MA kelas X.
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Spesifikasi produk dari hasil penelitian dan pengembangan ini adalah
sebagai berikut.
1. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi
pembelajaran kimia berbasis android yaitu Mini Chemistry Laboratory
(MCL) yang dapat diaplikasikan pada smartphone.
2. Aplikasi MCL berisi materi tentang keselamatan kerja di laboratorium kimia
untuk peserta didik SMA/MA Kelas X.
3. Aplikasi MCL dikembangkan menggunakan software Adobe Flash CS6.
4. Aplikasi MCL dapat di-install di smartphone yang sudah memiliki software
Adobe Air.
5. Aplikasi MCL dapat di-install di smartphone dalam format MCL.apk.
6. Smartphone android yang mendukung aplikasi ini adalah yang memiliki
sistem operasi android minimal versi 2.3 (Gingerbread) dan versi di atasnya.
7. Aplikasi MCL yang dikembangkan memuat teks, gambar dan audio.
8. Berisi evaluasi dari materi yang telah dipelajari berupa kuis dalam bentuk
pilihan ganda dan menjodohkan.
9. Pengembangan MCL dilakukan melalui tiga dari empat tahap yang diadaptasi
(26)
7 G. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan yang dilakukan diharapkan dapat
memberikan manfaat berikut.
1. Bagi Peserta didik
a. Dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri yang dapat diakses kapan
saja dan dimana saja.
b. Meningkatkan minat peserta didik untuk mempelajari materi keselamatan
kerja di laboratorium kimia.
c. Memudahkan peserta didik dalam memahami materi keselamatan kerja di
laboratorium.
2. Bagi Guru
a. Memanfaatkan aplikasi hasil penelitian untuk media pembelajaran di
sekolah.
b. Guru diharapkan dapat terinspirasi untuk menciptakan sebuah media yang
berupa aplikasi ataupun yang lainnya yang diintegrasikan dengan
perkembangan teknologi yang ada, guna mempermudah para peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3. Bagi Dunia Pendidikan
a. Dihasilkannya sumbangan produk pendidikan berupa media dalam
pembelajaran kimia berbasis android pada materi keselamatan kerja di
laboratorium kimia untuk peserta didik SMA/MA kelas X semester 1.
b. Didapatkannya kajian mengenai kelayakan media pembelajaran kimia
berbasis android pada materi keselamatan kerja di laboratorium kimia
(27)
8 H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi Pengembangan
Asumsi dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.
a. Ahli materi diasumsikan memiliki pemahaman mengenai materi kimia
keselamatan kerja di laboratorium yang sesuai dengan Kompetensi Dasar
Kurikulum 2013 baik secara kebenaran konsep, runtutan materi serta tata
bahasa.
b. Ahli media diasumsikan memahami standar kualitas media yang baik
berdasarkan cara pengoperasian dan tampilan.
c. Guru kimia sebagai reviewer diasumsikan memiliki pemahaman mengenai
materi kimia keselamatan kerja di laboratorium kimia dan standar kualitas
media yang baik.
d. Semua peserta didik mempunyai smartphone android sehingga dapat
mengakses aplikasi MCL yang telah dikembangkan.
2. Keterbatasan Pengembangan
Aplikasi android yang dikembangkan dapat digunakan sebagai sumber belajar
untuk peserta didik SMA/MA kelas X semester I, namun produk yang
dihasilkan memiliki keterbatasan sebagai berikut.
a. Materi yang disajikan hanya materi keselamatan kerja di laboratorium
kimia.
b. Media yang dihasilkan hanya dapat diaplikasikan di smartphone android.
c. Untuk dapat meng-install aplikasi MCL di smartphone android,
(28)
9
d. Review atau tinjauan hanya dilakukan oleh satu orang ahli materi (dosen
pembimbing), satu orang ahli media, dan tiga orang peer reviever untuk
memberikan koreksi dan saran.
e. Produk yang dihasilkan hanya dinilai oleh lima guru kimia SMA/MA
berdasarkan kriteria yang ditentukan dan hanya diujikan kepada 10 orang
peserta didik SMA/MA kelas X.
I. Definisi Istilah
Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini, antara
lain seperti berikut ini.
1. Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)
merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat
dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih, 2013: 164)
2. Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis Linux
yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi.
3. Format “.apk” atau android package adalah format aplikasi yang dapat diinstal pada perangkat android.
4. Smartphone adalah sebuah perangkat ponsel yang segala kinerjanya
dijalankan oleh sistem operasi android.
5. Adobe Flash CS6 merupakan software multifungsi yang mempermudah
pembuatan animasi, web, game, dan aplikasi multimedia lainnya. CS6 atau
Creative Suite seri ke-6, merupakan seri dari perusahaan Adobe Software
(29)
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Penelitian Pengembangan
Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,
dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 297). Menurut Nana
Syaodih Sukmadinata (2013: 164), penelitian pengembangan merupakan suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada.
Produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan memiliki tiga
pengertian pokok. Yang pertama, produk yang dihasilkan bukan hanya dalam
bentuk perangkat keras (hard file) yang dapat berbentuk buku, modul, video, film
pembelajaran dan sejenisnya, namun juga memuat perangkat lunak di dalamnya
yang meliputi kurikulum, evaluasi, dan model pembelajaran, prosedur dan proses
pembelajaran. Kedua, merupakan produk baru ataupun produk lama yang sudah
dimodifikasi. Ketiga, bermanfaat dalam dunia pendidikan terutama mempermudah
dalam proses pembelajaran dan tentunya produk tersebut harus dapat
dipertanggungjawabkan secara praktis maupun keilmuan (Zainal Arifin, 2012:
127). Contoh produk-produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan
dapat berupa materi pelatihan guru, materi ajar, seperangkat tujuan perilaku,
(30)
11
Menurut Nusa Putra (2015: 26), penelitian dan pengembangan memiliki
ciri-ciri berikut ini.
a. Berdasarkan fakta, masalah, potensi, tantangan, kebutuhan yang harus
direspon secara sistematik, sengaja, bertujuan, dan segera.
b. Memunculkan inovasi, efektivitas, efisiensi, dan produktivitas guna untuk
memecahkan masalah yang ada.
c. Membutuhkan uji coba yang akurat untuk menguji produk dengan cara
penelitian eksperimen.
d. Menciptakan model, cara, sistem, temuan yang berorientasi masa depan, tepat
guna, siap pakai, dan dapat terus dikembangkan.
Salah satu model pengembangan perangkat pembelajaran adalah model
pengembangan 4-D (four-D). Model ini dikembangkan oleh Thiagarajan, Dorothy
S. Semmel, dan Melvyn I.S. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu
define, design, develop, dan desseminete.
a. Define
Tujuan tahap ini adalah untuk menetapkan dan mendefinisikan
syarat-syarat pembelajaran. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu (1) Front-End
Analysis; (2) analisis peserta didik; (3) analisis tugas; (4) analisis konsep; dan (5)
perumusan tujuan pembelajaran.
b. Design
Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan prototipe perangkat
pembelajaran. Tahap ini terdiri dari tiga langkah, yaitu (1) penyususnan tes acuan
patokan; (2) pemilihan media; dan (3) pemilihan format.
(31)
12
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran
yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap ini meliputi: (1)
validasi oleh para pakar diikuti dengan revisi; (2) uji coba terbatas dengan siswa
yang sesungguhnya; dan (3) revisi berdasarkan hasil tahap uji coba terbatas
sebelumnya.
d. Disseminate
Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah
dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya di kelas lain, sekolah lain,
oleh guru lain (Trianto, 2010: 189-192).
2. Teknologi Pendidikan
Menurut Nasution (2010: 1), teknologi pendidikan diartikan sebagai “pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia”. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2007; 43) juga mengemukakan makna dari teknologi pendidikan
yaitu keterlibatan manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis masalah-masalah pendidikan dan cara pemecahannya, mengujicoba
model-model pemecahan masalah, mengadakan penilaian dan pengelolaannya.
Ciri-ciri teknologi pendidikan menurut Nasution (2010: 2) adalah sebagai berikut:
a. merumuskan tujuan dengan teliti dan spesifik dalam bentuk kelakuan yang
dapat diamati, agar dapat diukur keberhasilan tercapainya tujuan.
b. meneliti pengetahuan keterampilan, dan sikap yang telah dimiliki anak didik
untuk mengetahui kemajuan yang dicapai berkat proses belajar-mengajar.
c. menganalisis bahan pelajaran yang akan disajikan dengan mengurutkan bahan
(32)
13
d. menguji coba program untuk mengetahui kelemahannya.
e. melakukan perubahan, perbaikan atau revisi untuk meningkatkan mutu
program itu.
3. Sumber Belajar
a. Pengertian Sumber Belajar
Belajar merupakan salah satu cara atau usaha untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut dibutuhkan proses belajar
yang baik dan mendukung. Menurut Daryanto (2010: 59-60), ada enam hal yang
harus ada dan diperhatikan dalam proses belajar yaitu: (1) menciptakan dan
menjaga perhatian; (2) menunjukkan keterkaitan pesan yang sedang diajarkan
dengan pesan yang akan diberikan selanjutnya; (3) mengarahkan proses belajar
menggunakan bahan-bahan visual, audio, verbal, maupun kombinasi; (4)
menciptakan komunikasi dua arah; (5) adanya transfer of learning; dan (6) selama
dan setelah proses belajar diadakan kegiatan evaluasi. Hal-hal tersebut tidak hanya
bisa diciptakan oleh peserta didik dan pendidik, namun dibutuhkan komponen
lainnya. Salah satu komponen yang dapat membantu menciptakan hal-hal tersebut
adalah sumber belajar.
Menurut B.P Sitepu (2014: 18), “sumber belajar merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar yang memungkinkan individu memperoleh
pengetahuan, kemampuan, sikap, keyakinan, emosi, dan perasaan.” Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2013: 123), mengemukakan bahwa sumber belajar adalah segala
sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran
(33)
14
kegiatan belajar agar menjadi lebih efektif dan efisien (Eveline Siregar dan Hartini
Nara, 2011: 128).
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2007: 84-86) mengemukakan
kriteria-kriteria dalam memilih sumber belajar seperti berikut ini.
1) Kriteria Umum
a) Ekonomis
b) Praktis dan sederhana
c) Mudah diperoleh
d) Bersifat fleksibel
e) Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan
2) Kriteria Berdasarkan Tujuan
a) Sumber belajar untuk memotivasi
b) Sumber belajar untuk pembelajaran
c) Sumber belajar untuk penelitian
d) Sumber belajar untuk memecahkan masalah
e) Sumber belajar untuk presentasi
b. Jenis Sumber Belajar
Banyak pendapat tentang penggolongan jenis sumber belajar. Menurut
AECT sumber belajar dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu: (1) pesan; (2)
orang; (3) bahan; (4) bahan; (5) teknik; dan (6) lingkungan. Abdul Majid (2008,
170-171) mengelompokkan sumber belajar menjadi 5 (lima) jenis yaitu : (1)
tempat/lingkungan; (2) benda; (3) orang; (4) buku; dan (5) peristiwa serta fakta
(34)
15
Pendapat lain mengemukakan bahwa sumber belajar dapat dibedakan
menjadi dua jenis berdasarkan asal-usulnya/tujuannya seperti berikut.
1) Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yaitu sumber
belajar yang sengaja dibuat dengan mengacu pada isi, tujuan kurikulum, dan
ciri-ciri siswa tertentu. Sumber belajar ini sering disebut sebagai bahan
instruksional (Instructional materials). Contoh dari sumber belajar by design
adalah bahan pengajaran terprogram, modul, film topic ajaran tertentu, slide
untuk sajian tertentu, dan sebagainya.
2) Sumber belajar yang sudah tersedia sehingga tinggal dimanfaatkan
penggunaannya (learning resources by Utilization) yaitu sumber belajar
sudah ada untu maksud non-instruksional namun memiliki kualitas yang
setara dengan sumber belajar by design. Contoh sumber belajar by utilization
adalah kebun binatang, museum, buku biografi, dan sebagainya (Daryanto,
2010: 62).
c. Tahapan Pengembangan Sumber Belajar
Tahapan-tahapan dalam pengembangan sumber belajar secara garis besar
ada tiga, pertama membuat daftar kebutuhan sumber dan sarana pembelajaran
yang dibutuhkan. Kedua, mengecek ketersediaan daftar-daftar yang telah dibuat
sebelumnya. Ketiga, bila sumber belajar tersedia maka sesuaikan penggunaannya
atau bisa dilakukan modifikasi. Secara diagram, tahapan pengembangan sumber
(35)
16
Gambar 1. Tahapan Pengembangan Sumber Belajar (Abdul Majid, 2008: 173) 4. Belajar Mandiri
Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat
atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah,
dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki
(Haris Mudjiman, 2011: 9).
Konsep dasar sistem belajar mandiri adalah adanya pengorganisasian
dalam program belajar sehingga peserta didik dapat memilih atau menentukan
bahan dan kemajuan belajar sendiri. Belajar mandiri bertujuan untuk membangun
inisiatif, kemandirian, dan peningkatan diri dari peserta didik (Abdul Majid, 2013:
102)
Belajar mandiri dapat menggunakan berbagai sumber dan media belajar.
Pelaksanaannya pun dapat dilakukan dimana saja yang memungkinkan
berlangsungnya kegiatan belajar, tidak hanya disekolah namun dapat dilakukan di
rumah, perpustakaan, warnet, museum dan lainnya. Untuk waktu pelaksanaan Membuat daftar kebutuhan sumber dan sarana pembelajaran Tersedia Tidak Tersedia Sesuai Tidak Sesuai Pinjam Buat Beli Disesuaikan dengan
modifikasi Diguna
ka
(36)
17
belajar mandiri dapat dilakukan kapanpun sesuai kehendak pemelajar dan
ketersediaan waktu yang ada. Kecepatan dan intensitas kegiatan belajar ditentukan
sendiri oleh pembelajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan kesempatan
yang tersedia (Haris Mudjiman, 2009: 17-18).
Dalam pelaksanaan belajar mandiri diperlukan hal-hal yang harus
dipertimbangkan yaitu: (a) tujuan belajar, jenis, dan jenjangnya; (b) cara
penyajian bahan pelajaran; (c) media yang digunakan; (d) biaya yang diperlukan;
(e) waktu yang diberikan dan jadwalnya; (f) prosedur kegiatan belajar; (g)
instrument dan prosedur penilaian. Hal-hal tersebut menjadi dasar dalam
pengembangan materi, distribusi dan kegiatan belajar (Abdul Majid, 2013: 104).
5. Android
Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux
(Lee, 2011: 2). Sejak awal tahun 2009 hingga saat ini, Google telah merilis
sejumlah versi android. Rincian versi-versi OS Android yang dirilis oleh Google
dan produk-produknya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rincian Versi-Versi Android
Android Version Code Name
1.1
1.5 Cupcake
1.6 Donut
2.0/2.1 Éclair
2.2 Froyo
2.3 Gingerbread
3.0 Honeycomb
4.0 Ice Cream Sandwich 4.1/4.2/4.3 Jelly Bean
4.4 Kit Kat
5.0 Lolipop
6.0 Marshmallow
(37)
18
Android adalah sistem operasi gratis dan bisa dicostumize dengan
mengkonfigurasikan hardware dan software. Menurut Lee (2011: 3), Android
memiliki beberapa fitur sebagai berikut.
a. Storage, menggunakan SQLite, relational database.
b. Connectivity, supports GSM/EDGE, IDEN, CDMA, EV-DO, UMTS,
Bluethooth, WiFi, LTE, dan WiMax.
c. Messaging, supports SMS dan MMS.
d. Web browser, didasarkan pada open-source WebKit bersama dengan
Chrome’s V8 JavaScript engine.
e. Media support, termasuk H.263, H.264, MPEG-4 SP, AMR, AMR-WB,
AAC, HE-AAC, MIDI, Ogg Vorbis, WAV, JPEG, PNG, GIF, dan BMP.
f. Hardware support, akselarasi sensor, kamera, digital kompas, proximity
sensor, dan GPS.
g. Multi-touch
h. Multi-tasking
i. Flash support
j. Tathering, support sharing koneksi internet.
6. Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69
tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas / Madrasah Aliyah, materi keselamatan kerja di laboratorium kimia diberikan
kepada peserta didik kelas X. Kompetensi Dasar materi keselamatan kerja di
(38)
19
3.1 Memahami hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan.
4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja dalam mempelajari kimia serta peran kimia dalam kehidupan.
Materi keselamatan kerja di laboratorium kimia secara detail dapat dilihat
pada Lampiran 1. Pokok materi yang disajikan dalam produk adalah sebagai
berikut.
a. Pengenalan Laboratorium Kimia
b. Tata Tertib di Laboratorium Kimia
c. Peralatan di Laboratorium Kimia
d. Simbol-Simbol Bahaya Bahan Kimia
e. Teknik Kerja di Laboratorium Kimia
f. P3K di Laboratorium Kimia
B. Kajian yang Relevan
Penelitian oleh Afi Yustiyana yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Android pada Materi Senyawa Hidrokarbon dan
Minyak Bumi Untuk Peserta Didik SMA/MA Kelas XI” pada tahun 2015. Hasil penilaian dari reviewer terhadap produk hasil pengembangan diperoleh skor
rata-rata sebesar 145,6 dengan persentase keidealan 88,242%, dan masuk ke dalam
kategori kriteria kualitas sangat baik (SB)
Penelitian oleh Azhar Nasih Ulwan yang berjudul “Pengembangan Aplikasi Ada Apa Dengan Kimia Berbasis Android sebagai Sumber Belajar Mandiri pada Materi Termokimia Kelas XI SMA/MA” pada tahun 2015 . Produk penelitian pengembangan memiliki kualitas sangat baik dengan persentase
(39)
20
keidealan 87,02% . Hasil uji terbatas pada peserta didik menunjukkan kualitas
aplikasi AADK termasuk dalam kategori sangat baik (SB) dengan persentase 87,
76%.
Penelitian oleh Pria Irawan yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Mobile Learning Pada Smartphone dengan Platform
Android Sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Listrik” pada tahun 2015. Berdasarkan penelitian, media pembelajaran berbasis mobile learning pada smartphone dengan platform android
meningkatkan penguasaan materi listrik pada siswa kelas X dengan nilai i 0,35
atau dalam kategori sedang, dan meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas
X dengan nilai gain 0,12 atau dalam kategori rendah.
C. Kerangka Berpikir
Pesatnya perkembangan teknologi menuntut dunia pendidikan untuk
selalu dapat menyesuaikan agar mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Usaha yang
dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan produk dari hasil perkembangan
teknologi dalam dunia pendidikan. Android sebagai salah satu hasil produk
perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan untuk membantu proses belajar
peserta didik di berbagai bidang ilmu termasuk ilmu kimia.
Ilmu kimia erat kaitannya dengan laboratorium. Banyak teori-teori kimia
dihasilkan dari hasil eksperimen dan percobaan yang dilakukan di laboratorium.
Bekerja di laboratorium tidak dapat dilakukan sembarangan tetapi dibutuhkan
keterampilan khusus agar dapat bekerja dengan baik dan benar sehingga dapat
(40)
21
keselamatan kerja di laboratorium kimia menjadi salah satu Kompetensi Dasar di
kelas X SMA. Materi ini akan mejadi bekal awal untuk siswa bekerja di
laboratorium dengan baik dan benar.
Penyampaian materi keselamatan kerja di laboratorium kimia akan lebih
efektif apabila peserta didik terjun langsung ke laboratorium kimia. Namun
faktanya, tidak semua sekolah mempunyai laboratorium kimia atau memiliki
peralatan laboratorium yang lengkap. Selain itu, materi yang disajikan dalam buku
sumber yang digunakan pada pembelajaran di sekolah cakupannya masih sangat
terbatas dan sedikit.
Media yang akan dikembangkan dalam penelitian ini yaitu aplikasi
berbasis android Mini Chemistry Laboratory (MCL) yang memuat materi
keselamatan kerja di laboratorium kimia SMA/MA kelas X. Tujuan
pengembangan ini adalah untuk mengetahui cara mengembangkan dan
mengetahui kualitas produk yang dihasilkan. Mini Chemistry Laboratory
diharapkan dapat dimanfaatkan menjadi sumber belajar mandiri yang praktis bagi
peserta didik dan dapat membantu dalam memahami materi keselamatan kerja di
laboratorium kimia serta menambah pengetahuan mengenai laboratorium kimia.
Mini Chemistry Laboratory (MCL) dikembangkan dengan mengadaptasi
model pengembangan 4-D terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) define, (2) design,
(3) develop, dan (4) disseminate. Tahap disseminate tidak dilakukan pada
penelitian, hanya melakukan tiga tahap yaitu define, design, dan develop. MCL
ditinjau oleh satu ahli media dan ahli materi, tiga peer reviewer, serta dinilai oleh
(41)
22 D. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian yang diajukan pada penelitian pengembangan ini
adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana mengembangkan media aplikasi Mini Chemistry Laboratory
(MCL) berbasis android pada materi keselamatan kerja di laboratorium kimia
sebagai sumber media belajar mandiri bagi peserta didik?
2. Bagaimana kualitas media aplikasi Mini Chemistry Laboratory (MCL)
berbasis android pada materi keselamatan kerja di laboratorium kimia yang
telah dikembangkan berdasarkan penilaian guru SMA/MA dan peserta didik
SMA/MA ditinjau dari aspek materi, perangkat soal, bahasa, keterlaksanaan,
(42)
23 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research
and Development (R&D) yang bertujuan untuk mengembangkan sumber belajar
Mini Chemistry Laboratory berbasis android.
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model
pegembangan 4-D (four D) yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Dorothy S.
Semmel, dan Melvyn I.S. Model ini terdiri atas 4 tahap pengembangan, yaitu
define, design, develop, dan desseminete. Tahap disseminate tidak dilakukan pada
penelitian ini. Langkah-langkah pengembangan pada penelitian ini ditunjukkan
(43)
24
Gambar 2. Langkah-Langkah Pengembangan Mini Chemistry Laboratory Adaptasi Model 4-D
Front-End Analysis
Analisis Kebutuhan Peserta Didik
Analisis Tugas Analisis Konsep
Penyusunan Instrumen
Pemilihan Media
Pemilihan Format
Design Awal Mini Chemistry Laboratory
Validasi I
Revisi I
Validasi II
Revisi II
Tinjauan Peer Reviewer
Penilaian dan Evaluasi Produk MCL
Revisi III
Produk Akhir MCL
Penilaian oleh Peserta Didik
D E F I N E D E S I G N Spesifikasi Tujuan D E V E L O P Produk Awal MCL Ahli Materi Ahli Materi
(44)
25
1. Define (Pendefinisian)
Tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran. Langkah yang dilakukan pada tahapan ini meliputi beberapa
analisis, antara lain:
a. Front-End Analysis
Front-End Analysis bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan
masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran kimia, sehingga dibutuhkan
penelitian pengembangan suatu sumber belajar.
b. Analisis Kebutuhan Peserta Didik
Analisis kebutuhan peserta didik meliputi ciri, kemampuan, pengalaman,
dan motivasi peserta didik terhadap mata pelajaran kimia.
c. Analisis Tugas
Analisis tugas dilakukan untuk menentukan isi dalam satuan
pembelajaran, yaitu merinci isi materi ajar secara garis besar atau menentukkan
tema materi yang akan disajikan.
d. Analisis Konsep
Analisis konsep dilakukan untuk menentukan isi materi dalam produk
yang dikembangkan secara lebih terperinci.
e. Spesifikasi Tujuan
Hasil analisis tugas dan konsep digunakan sebagai bahan acuan untuk
merumuskan tujuan dari materi yang akan dikembangkan.
2. Design (Perancangan)
Tahap ini dilakukan untuk menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran.
(45)
26 a. Penyusunan Instrumen
Penyusunan instrument merupakan adaptasi dari prosedur penyusunan tes
acuan patokan pada model pengembangan 4-D. Penyusunan instrument
merupakan penentuan kriteria MCL yang akan dikembangkan oleh peneliti. Hasil
penyusunan instrumen digunakan sebagai instrumen penilaian kualitas produk.
b. Pemilihan Media
Pemilihan media disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
penyampaian materi pelajaran.
c. Pemilihan Format Media
Pemilihan format dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat
yang sudah ada dan yang sudah dikembangkan.
3. Develop (Pengembangan)
Tahap ini dilakukan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang
sudah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap develop meliputi :
a. Validasi dan Revisi
Validasi dan revisi dilakukan 3 tahap, validasi I dilakukan oleh dosen
pembimbing dan ahli materi. Validasi II dilakukan oleh ahli media dan peer
review. Ahli materi adalah dosen kimia sekaligus dosen pembimbing Tugas Akhir
Skripsi yang memberikan masukan mengenai kebenaran konsep, runtutan materi,
dan tata tulis. Ahli media merupakan dosen kimia yang mengerti tentang aplikasi
android yang memberikan masukan mengenai pengoperasian dan tampilan
produk. Peer reviewer adalah teman sejawat yang sedang atau telah melaksanakan
penelitian pengembangan dan memberikan masukan secara keseluruhan meliputi
(46)
27
dan II dijadikan bahan untuk revisi untuk menghasilkan produk awal Mini
Chemistry Laboratory.
b. Penilaian dan Evaluasi
Produk awal hasil revisi tahap II ditinjau dan dinilai oleh lima guru kimia
SMA/MA sebagai reviewer dan diujikan terbatas kepada sepuluh peserta didik
SMA/MA kelas X. Penilaian yang diberikan selanjutnya dianalisis untuk
menentukan kualitas MCL yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, atau sangat
kurang. Nilai tersebut dinyatakan dalam angka yang kemudian dikonversi menjadi
pernyataan. Saran dan masukkan yang diberikan reviewer digunakan sebagai
bahan revisi II produk pengembangan.
c. Produk Akhir
Produk akhir merupakan produk yang telah final dan siap untuk
digunakan sebagai sumber belajar oleh peserta didik.
4. Disseminate
Tahap diseminasi dalam penelitian ini tidak dilakukan karena
keterbatasan waktu.
C. Penilaian Produk 1. Desain Penilaian Produk
Desain penilaian produk merupakan bagian penting yang harus dilakukan
dalam pengembangan. Karena tujuan penilaian produk untuk mendapatkan data
yang akan digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk agar produk yang
(47)
28
dikembangkan atau dihasilkan layak digunakan. Tahapan penilaian produk yang
dilakukan untuk memvalidasi produk yang dikembangkan adalah sebagai berikut.
a. Memvalidasi produk awal pada dosen pembimbing, ahli materi, dan ahli
media. Menganalisis hasil validasi tersebut, kemudian melakukan revisi I
berdasarkan saran dari dosen pembimbing, ahli materi dan ahli media.
b. Mengkonsultasikan produk kepada peer reviewer untuk mendapat masukan
untuk melakukan revisi II.
c. Mengadakan penilaian produk oleh 5 orang guru kimia SMA/MA dengan
menggunakan instrumen penilaian yang telah disusun pada tahap sebelumnya.
d. Revisi akhir produk yang dilakukan berdasarkan koreksi dan masukan yang
diberikan oleh guru kimia SMA/MA.
e. Penilaian kepada 10 peserta didik SMA/MA kelas X.
2. Subjek Penilai
Subjek validasi dalam penelitian pengembangan ini adalah dosen
pembimbing, ahli materi, ahli media, dan peer reviewer. Subjek penilai dalam
penelitian ini adalah reviewer yaitu lima guru kimia SMA/MA dan sepuluh
peserta didik SMA/MA. Hasil penilaian kemudian dianalisis sehingga dapat
diketahui kualitas produk.
3. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, seperti berikut ini.
a. Data proses pengembangan MCL adalah data yang diperoleh sesuai prosedur
pengembangan. Data ini berupa saran dan masukkan dari dosen pembimbing,
(48)
29
b. Data kualitas MCL adalah data hasil tinjauan dan penilaian reviewer lima
guru kimia SMA/MA dan sepuluh peserta didik SMA/MA kelas X.
1) Data kualitatif, yang menyatakan kualitas MCL dengan kategori sangat
baik (SB), baik (B). cukup (C), kurang (K), dan sangat kurang (SK).
2) Data kuantitatif yang digunakan berupa data nominal yang diperoleh
dengan cara menghitung rata-rata skor tiap aspek. Selanjutnya skor
dibandingkan dengan skor ideal untuk mengetahui kualitas produk yang
dihasilkan.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penilaian kualitas produk pada penelitian ini berupa daftar
isian (check list) untuk sebjek peneliti. Angket penilaian kualitas merupakan
adaptasi dari instrumen penilaian penelitian yang dilakukan oleh Ari Yulistiana
dan Azhar Nasih Ulwan pada tahun 2015.
Aspek-aspek yang dinilai dalam penelitian pengembangan ini adalah
sebagai berikut.
a. Aspek Materi
b. Aspek Perangkat Soal
c. Aspek Kebahasaan
d. Aspek Keterlaksanaan
e. Aspek Tampilan
f. Aspek Audio
Indikator-indikator aspek penilaian media pembelajaran kimia berbasis
android pada materi keselamatan kerja di laboratorium kimia dijabarkan pada
(49)
30
Tabel 2. Penjabaran Indikator Instrumen Penilaian Mini Chemistry Laboratory
No Aspek Indikator Jumlah
1 Materi
Kesesuaian materi dengan kurikulum 2013 dan Kompetensi Dasar
5 Kesesuaian materi yang disajikan dengan
tujuan yang ditetapkan
Tidak ada konsep yang menyimpang Sistematika uraian materi disajikan secara runtut
Proporsi materi esensial dengan materi penunjang
2 Perangkat Soal
Relevansi soal evaluasi dengan materi yang disajikan
6 Kejelasan isi dan maksud soal
Soal evaluasi menarik untuk dikerjakan Keberagaman tingkat kesukaran soal Soal tidak mengarah ke jawaban yang benar Soal dapat mengukur pengetahuan dan keterampilan
3 Kebahasaan Penggunaan bahasa yang baku 4 Penggunaan bahasa yang tidak menimbulkan
penafsiran ganda
Penggunaan bahasa yang mudah dipahami Ketepatan penggunaan istilah
4 Keterlaksanaan
Petunjuk yang jelas dalam penggunaan media
9 Media dapat digunakan secara berulang-ulang
Dapat digunakan sebagai media belajar mandiri untuk peserta didik
Penyajian materi yang menarik
Membantu efektivitas belajar peserta didik dalam memahami materi
Kepraktisan dalam penggunaan media Kemudahan dalam mengoperasikan media Kemudahan dalam meng-instal dan unistal aplikasi
Kemudahan dalam memindahkan master aplikasi ke handphone lainnya
5 Tampilan
Proporsi tulisan dan gambar
7 Kesesuaian ilustrasi teks dengan gambar
Relevansi gambar dengan materi Desain tampilan layout
Kualitas tampilan gambar
Ketepatan ukuran dan jenis huruf yang digunakan (keterbacaan)
6 Audio
Ketepatan proporsi warna yang digunakan
2 Ketepatan penggunaan audio
(50)
31 5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini
adalah sebagai berikut.
a. Data proses pengembangan produk
Data proses pengembangan produk merupakan data deskriptif sesuai
dengan prosedur pengembangan yang dilakukan, meliputi analisis, perancangan,
pengembangan, dan implementasi. Data proses pengembangan produk diperoleh
dari 1 orang ahli materi, 1 orang ahli media, dan 3 orang peer reviewer berupa
koreksi dan masukan. Koreksi dan masukan tersebut digunakan sebagai acuan
revisi produk awal.
b. Data kualitas produk yang dihasilkan
Data kualitas produk diperoleh dari hasil isian angket oleh 5 orang guru
kimia, yaitu data kualitatif berupa nilai kategori : SB (sangat bagus), B (bagus), C
(cukup), K(kurang), SK (sangat kurang). Data ini selanjutnya dianalisis dengan
mengikuti langkah-langkah berikut.
1) Menghitung skor rata-rata (X̅) untuk setiap aspek kriteria penilaian produk, yaitu jumlah skor keseluruhan tiap aspek kriteria dibagi dengan jumlah
penilai.
X̅ = ∑ Xn
Dengan keterangan :
X̅ = skor rata-rata ∑X = jumlah skor n = jumlah penilai
(51)
32
2) Nilai rata-rata setiap aspek dikonversi menjadi tingkat kualitas produk secara
kualitataif dengan pedoman konversi seperti ditunjukkan pada Tabel 3 (Eko
Putro Widoyoko, 2009: 238).
Tabel 3. Kriteria Kategori Penilaian Ideal
No Rentang Skor Kategori
1 X > Mi + 1,80 SBi Sangat Baik (SB) 2 Mi + 0,60 SBi < X <Mi + 1,80 SBi Baik (B) 3 Mi – 0,60 SBi < X <Mi + 0,60 SBi Cukup (C) 4 Mi – 1,80 SBi < X < Mi – 0,60 SBi Kurang (K) 5 X < Mi – 1,80 Sbi Sangat Kurang (SK) Keterangan :
X = Skor rata-rata yang dicapai
Mi = rata-rata deal
= (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
SBi = simpangan baku ideal
= ( skor tertinggi ideal – skor terendah ideal) Skor maksimal ideal = ∑ butir indikator x skor tertinggi Skor minimal ideal = ∑ butir butir indikator x skor terendah
3) Menghitung persentase keidealan setiap aspek dengan menggunakan rumus :
Persentase keidealan = skor rata-rata
(52)
33 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian pengembangan ini yaitu aplikasi Mini Chemistry
Laboratory (MCL) berbasis android pada materi keselamatan kerja di
laboratorium kimia yang digunakan sebagai sumber belajar mandiri bagi peserta
didik SMA/MA kelas X.
Pengembangan aplikasi Mini Chemistry Laboratory (MCL) dilakukan
menggunakan Adobe Flash CS6. Aplikasi ini memiliki ukuran file sebesar 5,71
MB dalam format .apk (android package), dan dapat diaplikasikan dalam
smartphone berbasis android yang memiliki spesifikasi sistem operasi minimal
android versi Gingerbread yang sudah terinstal Adobe Air.
Pengembangan produk Mini Chemistry Laboratory (MCL) diadaptasi
dari prosedur pengembangan 4-D (four-D) yang terdiri atas empat tahap, yaitu
define, design, develop, dan disseminate. Namun pada penelitian ini hanya tiga
tahapan yang dilakukan yaitu define, design, dan develop. Penentuan kualitas
produk didapatkan dari hasil penilaian oleh lima guru kimia SMA/MA sebagai
reviewer dan sepuluh peserta didik SMA/MA kelas X.
1. Define
Tahap define dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan
kebutuhan-kebutuhan dalam pembelajaran. Berikut langkah-langkah yang
dilakukan pada tahap ini.
a. Front-End Analysis
Langkah ini dilakukan untuk memunculkan dan menetapkan masalah
(53)
34
dilakukan, terdapat beberapa masalah yang dihadapi di antaranya adalah peserta
didik dituntut menguasai materi keselamatan kerja di laboratorium kimia, namun
tidak semua sekolah memiliki laboratorium kimia atau peralatan laboratorium
yang lengkap. Selain itu, materi yang disajikan dalam buku sumber yang
digunakan pada pembelajaran di sekolah cakupannya masih sangat terbatas dan
sedikit. Dari masalah-masalah tersebut, diperlukan suatu cara agar peserta didik
dapat mengenal laboratorium tanpa langsung terjun ke laboratorium. Salah satu
caranya adalah mengembangkan media yang dapat memuat informasi
laboratorium dan isinya yang dikemas secara praktis.
b. Analisis Peserta Didik
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan peserta didik pada
pembelajaran kimia dilihat dari ciri, kemampuan, pengalaman, dan motivasi,.
Berdasarkan analisis, diketahui bahwa peserta didik cenderung lebih suka dengan
belajar dengan cara yang mereka sukai. Peneliti akan mengembangkan sumber
belajar berbasis android, mengingat kepopuleran dan tingginya penggunaan
android di kalangan peserta didik.
c. Analisis Tugas
Analisis tugas dilakukan untuk menentukan isi dalam satuan
pembelajaran, yaitu merinci isi materi ajar secara garis besar atau menentukkan
tema materi yang akan disajikan. Materi yang akan disajikan dalam penelitian
pengembangan ini adalah keselamatan kerja di laboratorium kimia.
d. Analisis Konsep
Analisis konsep dilakukan untuk menentukan isi materi dalam produk
(54)
35
pengumpulan sumber-sumber baik dari buku, jurnal, atau internet untuk dijadikan
referensi dalam penyusunan materi keselamatan kerja di laboratorium kimia.
Rincian materi yang disajikan dalam produk MCL di antaranya sebagai berikut.
1) Pengenalan Laboratorium Kimia
Materi yang disajikan terdiri dari deskripsi laboratorium kimia, fungsi, dan
perabotan yang ada di dalamnya.
2) Tata Tertib di Laboratorium Kimia
Materi yang disajikan terdiri atas tata tertib yang harus dipatuhi oleh pengguna
laboratorium selama berada di laboratorium kimia.
3) Peralatan di Laboratorium Kimia
Materi yang disajikan terdiri atas nama,fungsi, dan cara penggunaan alat yang
ada di laboratorium kimia.
4) Simbol-Simbol Bahaya Bahan Kimia
Materi yang disajikan terdiri atas keterangan mengenai simbol-simbol bahaya
bahan kimia dan contohnya.
5) Teknik Kerja di Laboratorium Kimia
Materi yang disajikan terdiri atas teknik kerja yang benar di laboratorium
kimia.
6) P3K di Laboratorium Kimia
Materi yang disajikan terdiri atas hal-hal yang dapat terjadi pada saat bekerja di
laboratorium dan cara penanganannya.
e. Spesifikasi Tujuan
Spesifikasi tujuan dihasilkan dari hasil analisis tugas dan konsep yang
telah dilakukan sebelumnya. Spesifikasi tujuan pembelajaran pada pengembangan
(55)
36 1) Memahami fungsi laboratorium kimia
2) Memahami tata tertib di laboratorium kimia.
3) Memahami peralatan-peralatan di laboratorium kimia beserta fungsi dan cara
penggunaannya.
4) Memahami lambang-lambang bahaya bahan kimia.
5) Memahami teknik kerja di laboratorium kimia.
6) Memahami P3K di laboratorium kimia.
2. Design
Tahap design bertujuan untuk menghasilkan prototipe aplikasi Mini
Chemistry Laboratory pada materi keselamatan kerja di laboratorium kimia
SMA/MA kelas X.
a. Penyusunan Instrumen
Instrumen akan digunakan untuk menentukan kualitas produk yang
dikembangkan. Instrumen dalam penelitian ini berupa angket penilaian yang
terdiri atas enam aspek penilaian, yaitu aspek materi, aspek perangkat soal, aspek
bahasa, aspek keterlaksanaan, aspek tampilan, dan aspek audio. Aspek-aspek
tersebut masing-masing dijabarkan dalam indikator.
b. Pemilihan Media
Pemilihan media disesuaikan dengan tujuan pengembangan produk.
Berdasarkan hasil analisis, peneliti memilih pengembangan aplikasi MCL
berbasis android sebagai sumber belajar.
c. Pemilihan Format
Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini
(56)
37
dipilih adalah yang format memenuhi kriteria menarik dan dapat membantu dalam
mempelajari materi keselamatan kerja di laboratorium kimia.
d. Design Awal Mini Chemistry Laboratory
Pada tahap ini dibuat flowchart, dilakukan penentuan desain dan warna
layout, tombol-tombol navigasi, logo aplikasi, gambar-gambar, dan musik.
Gambar-gambar yang digunakan sebagian besar berasal dari dokumentasi pribadi dan gambar lainnya dari www.google.com
3. Develop
Tahap ini dilakukan untuk menghasilkan aplikasi MCL berdasarkan
saran dan masukkan dari dosen pembimbing, ahli materi, ahli media, dan peer
reviewer.
a. Validasi dan revisi materi
Materi keselamatan kerja yang telah disusun, divalidasi oleh dosen
pembimbing sekaligus ahli materi. Pada langkah ini didapatkan saran dan
masukkan dalam hal kebenaran konsep, runtutan materi, dan tata bahasa yang
dijadikan bahan untuk revisi atau perbaikan.
b. Validasi dan revisi media
Produk MCL yang dikembangkan dari tahap design awal selanjutnya
divalidasi oleh ahli media yang diasumsikan memahami standar kualitas media
yang baik. Pada langkah ini didapatkan saran dan masukkan mengenai media
yang baik berdasarkan cara pengoperasian dan tampilan.
c. Peninjauan oleh Peer Reviewer
Setelah produk divalidasi dan direvisi berdasarkan ahli media dan ahli
materi, selanjutnya dilakukan peninjauan oleh peer reviewer yang merupakan
(57)
38
dan memberi masukan terhadap keseluruhan aspek aplikasi MCL. Saran dan
masukan dari peer reviewer akan menjadi bahan untuk revisi terakhir sebelum
produk dinilai oleh reviewer.
d. Penilaian dan Evaluasi MCL
Produk hasil revisi dinilai oleh lima guru kimia SMA/MA sebagai
reviewer. Data hasil penilaian selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menentukan
kualitas MCL. Saran dan masukan dari reviewer digunakan sebagai bahan revisi
tahap III produk pengembangan. Produk hasil dari revisi ini, selanjutnya diujikan
secara terbatas kepada sepuluh peserta didik SMA/MA kelas X untuk diketahui
kualitasnya.
e. Produk Akhir
Produk akhir dari penelitian pengembangan ini adalah aplikasi Mini
Chemistr Laboratory (MCL) yang telah melalui beberapa tahap revisi dan
dianggap layak untuk digunakan sebagai sumber belajar mandiri oleh peserta
didik.
Berdasarkan penilaian oleh 5 orang reviewer, aplikasi Mini Chemistry
Laboratory mempunyai kualitas sangat baik (SB) ditinjau dari semua aspek
dengan skor rata-rata untuk aspek materi, perangkat soal, bahasa, keterlaksanaan,
tampilan dan audio berturut-turut 22,4; 27,2; 18,6; 40; 31,6 dan 8,8. Berdasarkan
penilaian yang dilakukan sepuluh peserta didik, MCL juga mempunyai kualitas
sangat baik (SB) menurut kriteria penilaian ideal ditinjau dari semua aspek dengan
skor rata-rata untuk aspek perangkat soal, bahasa, keterlaksanaan, dan tampilan
(58)
39
dilakukan oleh lima guru kimia SMA/MA sebagai reviewer dan sepuluh orang
peserta didik SMA/MAsecara ringkas ditampilkan pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4. Hasil Penilaian Kualitas MCL oleh Guru Kimia
Aspek
Skor Rata-rata Rentang Skor Kriteria Penilaian Ideal Persentase Ideal Kategori Kualitas Perolehan Maksimal
Materi 22,4 25 �̅ > , 89,60% SB
Perangkat Soal 27,2 30 �̅ > , 90,67% SB
Bahasa 18,6 20 �̅ > , 93,00% SB
Keterlaksanaan 40 45 �̅ > , 88,89% SB
Tampilan 31,6 35 �̅ > , 90,28% SB
Audio 8,8 10 �̅ > , 88,00% SB
Tabel 5. Hasil Penilaian Kualitas MCL oleh Peserta Didik
Aspek Skor Rata-rata
Rentang Skor Kriteria Penilaian Ideal Persentase Ideal Kategori Kualitas Perolehan Maksimal
Perangkat Soal 9 10 �̅ > , 90,00% SB
Bahasa 4,7 5 �̅ > , 94,00% SB
Keterlaksanaan 32,7 35 �̅ > , 99,42% SB
Tampilan 22,4 25 �̅ > , 89,00% SB
B. Analisis Data dan Pembahasan
Aplikasi MCL (Mini Chemistry Laboratory) merupakan aplikasi berbasis
android yang dikembangkan sebagai sumber belajar mandiri pada materi
keselamatan kerja di laboratorium kimia oleh peserta didik kelas X SMA/MA.
Sebagai sumber belajar mandiri, MCL dilengkapi dengan sajian materi dan soal
dalam bentuk pilihan ganda dan menjodohkan.
Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini
adalah metode R&D (Research and Development). R&D merupakan suatu proses
(59)
40
menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan
(Nana Syaodih, 2013: 164). Model pengembangan pada penelitian pengembangan
aplikasi MCL mengadaptasi model pengembangan 4D yang terdiri dari define,
design, develop, dan disseminate. Tahap disseminate tidak dilakukan pada
penelitian ini, hanya dilakukan sampai tiga tahapan saja yaitu, define, design, dan
develop.
Penelitian pengembangan ini menghasilkan dua jenis data yaitu data
proses pengembangan dan data kualitas produk. Data proses pengembangan
dihasilkan dari saran dan masukan dari dosen pembimbing, ahli materi, ahli
media, dan peer reviewer. Data yang didapatkan berupa saran dan masukkan yang
akan digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki produk yang sedang
dikembangkan untuk dinilai oleh reviewer.
Data kualitas produk adalah data yang dihasilkan dari penilaian oleh lima
guru kimia SMA/MA sebagai reviewer dan 10 peserta didik SMA/MA. Penilaian
oleh guru kimia SMA/MA mencakup enam aspek yaitu aspek materi, perangkat
soal, kebahasaan, keterlaksanaan, tampilan, dan audio. Sedangkan penilaian oleh
peserta didik SMA/MA mencakup aspek perangkat soal, bahasa, keterlaksanaan,
dan tampilan. Penilaian dilakukan dengan cara mengisi lembar penilaian berupa
angket yang terdiri 33 indikator untuk guru kimia dan 15 indikator untuk peserta
didik. Rincian jumlah indikator setiap aspek untuk guru kimia dan peserta didik
(60)
41
Tabel 6. Rincian Jumlah Butir Indikator Setiap Aspek untuk Penilaian Guru Kimia SMA/MA
Aspek Butir Indikator
Materi 5
Perangkat Soal 6
Kebahasaan 4
Keterlaksanaan 9
Tampilan 7
Audio 2
Jumlah 33
Tabel 7. Rincian Jumlah Butir Indikator Setiap Aspek untuk Uji Terbatas terhadap Peserta Didik SMA/MA
Aspek Butir Indikator
Perangkat Soal 2
Kebahasaan 1
Keterlaksanaan 7
Tampilan 5
Jumlah 15
Data yang didapatkan berupa data kuantitatif yang dikonversi ke data
kualitatif didasarkan pada pedoman kriteria penilaian ideal. Data kualitatif yang
didapatkan digunakan untuk menentukan kualitas produk MCL yang
dikembangkan sebagai sumber belajar mandiri bagi peserta didik. Tabulasi data
penilaian produk secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 6. Skor rata-rata
setiap aspek diubah menjadi data kualitatif yaitu SB (sangat baik), B (baik), C
(cukup), K (kurang), dan SK (sangat kurang).
1. Data Kualitas MCL Ditinjau dari Tiap Aspek berdasarkan Penilaian Guru
Kimia SMA/MA
a. Kualitas Aspek Materi
Aspek kelayakan materi meliputi 5 indikator. Jumlah skor rata-rata
kualitas MCL ditinjau dari aspek kelayakan materi adalah 22,4 dari skor maksimal
25. Berdasarkan kriteria penilaian ideal, skor rata-rata produk berada dalam
(61)
42
tersebut, produk MCL memiliki kualitas sangat baik (SB) ditinjau dari aspek
kelayakan materi. Hasil penilaian kualitas produk pada aspek kelayakan materi
dapat dilihat pada Tabel 8. Untuk perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 7.
Tabel 8. Hasil Penilaian Kualitas Produk Pada Aspek Kelayakan Materi
Indikator Skor Rata-rata
Perolehan Maksimal Kesesuaian materi dengan kurikulum 2013 & KD 4,8 5 Kesesuaian materi yang disajikan dengan tujuan yang
ditetapkan 4,8 5
Tidak ada konsep yang menyimpang 4,4 5
Sistematika uraian materi disajikan runtut 4,2 5 Proporsi materi esensial dengan materi penunjang 4,2 5
Jumlah 22,4 25
Rata-rata 4,48 5
Rentang Skor �̅ > ,
Persentase Keidealan 89,60%
Kategori Kualitas Sangat Baik (SB)
Berdasarkan penilaian reviewer terhadap aspek kelayakan materi,
indikator 1 dan II memiliki skor rata-rata tertinggi yaitu 4,8 dari skor rata-rata
maksimal 5. Hal ini berarti materi yang disajikan dalam aplikasi MCL sudah
sesuai dengan KD kurikulum 2013 dan tujuan yang ingin dicapai. Indikator IV
dan V tentang keruntutan materi dan proporsi materi memiliki skor rata-rata
terendah, yaitu 4,2 dari skor rata-rata maksimal 5. Diperlukan perbaikan pada
pada keruntutan materi dan peninjauan kembali pada penambahan materi
tambahan. Namun secara keseluruhan, aplikasi MCL layak digunakan karena
menyajikan materi sesuai dengan KD, tujuan dan memiliki konsep yang benar.
b. Kualitas Aspek Perangkat Soal
Aspek kelayakan perangkat soal meliputi 6 indikator. Jumlah skor
rata-rata kualitas MCL ditinjau dari aspek kelayakan perangkat soal adalah 27,2 dari
(62)
43
berada dalam rentang �̅ > , dengan persentase keidealan 90,67%. Berdasarkan data tersebut, produk MCL memiliki kualitas sangat baik (SB) ditinjau dari aspek
kelayakan perangkat soal. Hasil penilaian kualitas produk pada aspek kelayakan
perangkat soal dapat dilihat pada Tabel 9. Untuk perhitungan secara lengkap dapat
dilihat pada Lampiran 7.
Tabel 9. Hasil Penilaian Kualitas Produk Pada Aspek Kelayakan Perangkat Soal
Indikator Skor Rata-rata
Perolehan Maksimal Relevansi soal evaluasi dengan materi yang disajikan 4,6 5
Kejelasan isi dan maksud soal 4,4 5
Soal evaluasi menarik untuk dikerjakan 4,6 5
Keberagaman tingkat kesukaran soal 4,2 5
Soal tidak mengarah ke jawaban yang benar 4,6 5 Soal dapat mengukur pengetahuan dan keterampilan 4,8 5
Jumlah 27,2 30
Rata-Rata 4,53 5
Rentang Skor �̅ > ,
Persentase Keidealan 90,67%
Kategori Kualitas Sangat Baik (SB)
Berdasarkan penilaian reviewer terhadap aspek kelayakan perangkat soal,
indikator VI (relevansi soal dan materi yang disajikan) memiliki skor rata-rata
tertinggi yaitu 4,8 dari skor rata-rata maksimal 5 . Hal ini menunjukkan bahwa
soal-soal yang disajikan dalam aplikasi MCL berhubungan dengan materi yang
disajikan. Skor terendah ditempati oleh indikator IV (keberagaman tingkat
kesukaran soal) dengan perolehan skor 4,2 dari skor rata-rata maksimal 5.
Pengembang kesulitan dalam mencantumkan soal C3,4,5,6 dalam aplikasi
mengingat materi hampir semuanya berisi hapalan dan jenis soal yang ada hanya
(63)
44 c. Kualitas Aspek Kebahasaan
Aspek kelayakan bahasa meliputi 4 indikator. Jumlah skor rata-rata
kualitas MCL ditinjau dari aspek kelayakan bahasa adalah 18,6 dari skor
maksimal 20. Berdasarkan kriteria penilaian ideal, skor rata-rata produk berada
dalam rentang �̅ > , dengan persentase keidealan 93,00%. Berdasarkan data tersebut, produk MCL memiliki kualitas sangat baik (SB) ditinjau dari aspek
kelayakan bahasa. Hasil penilaian kualitas produk pada aspek kelayakan bahasa
dapat dilihat pada Tabel 10. Untuk perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 7.
Tabel 10. Hasil Penilaian Kualitas Produk pada Aspek Kelayakan Bahasa
Indikator Skor Rata-rata
Perolehan Maksimal
Penggunaan bahasa yang baku 4,6 5
Penggunaan bahasa yang tidak menimbulkan
penafsiran ganda 4,6 5
Penggunaan bahasa yang mudah dipahami 4,8 5
Ketepatan penggunaan istilah 4,6 5
Jumlah 18,6 20
Rata-rata 4,65 5
Rentang Skor �̅ > ,
Persentase Keidealan 93%
Kriteria Kualitas Sangat Baik(SB)
Berdasarkan penilaian reviewer terhadap aspek kelayakan bahasa,
indikator III (penggunaan bahasa yang mudah dipahami) memiliki skor tertinggi
yaitu 4,8 dari skor rata-rata maksimal 5. Hal ini mengindikasikan bahwa bahasa
yang digunakan dalam dalam aplikasi MCL mudah untuk dipahami. Skor
terendah ditempati oleh indikator I, II, dan IV dengan perolehan skor 4,6 dari skor
rata-rata maksimal 5, namun secara keseluruhan setiap indikator memiliki kualitas
(64)
45 d. Kualitas Aspek Keterlaksanaan
Aspek kelayakan keterlaksanaan meliputi 9 indikator. Jumlah skor
rata-rata kualitas MCL ditinjau dari aspek keterlaksanaan adalah 40 dari skor rata-rata-rata-rata
maksimal 45. Berdasarkan kriteria penilaian ideal, skor rata-rata produk berada
dalam rentang �̅ > , dengan persentase keidealan 88.89%. Berdasarkan data tersebut, produk MCL memiliki kualitas sangat baik (SB) ditinjau dari aspek
keterlaksanaan. Hasil penilaian kualitas produk pada aspek keterlaksanaan dapat
dilihat pada Tabel 11. Untuk perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 7.
Tabel 11. Hasil Penilaian Kualitas Produk pada Aspek Keterlaksanaan
Indikator Skor Rata-rata
Perolehan Maksimal Petunjuk yang jelas dalam penggunaan media 4,6 5 Media dapat digunakan secara berulang-ulang 4,4 5 Dapat digunakan sebagai media belajar mandiri untuk
peserta didik 4,6
5
Penyajian materi yang menarik 4,2 5
Membantu efektivitas belajar peserta didik dalam
memahami materi 4,6
5
Kepraktisan dalam penggunaan media 4,4 5
Kemudahan dalam mengoperasikan media 4,2 5
Kemudahan dalam meng-instal dan unistal aplikasi 4,6 5 Kemudahan dalam memindahkan master aplikasi ke
handphone lainnya 4,4
5
Jumlah 40 45
Rata-rata 4,44 5
Rentang Skor �̅ > ,
Persentase Keidealan 88,89%
Kriteria Kualitas Sangat Baik (SB)
Berdasarkan penilaian reviewer terhadap aspek keterlaksanaan, indikator
I, III, V, dan VIII memiliki skor tertinggi yaitu 4,6 dari skor rata-rata maksimal 5.
Skor terendah ditempati oleh indikator IV (penyajian yang menarik) dan IX
(1)
143 , < �̅ ≤ ,
K jika �� − , ��� < �̅ ≤ ��− , ��� − , , < �̅ ≤ − , , , < �̅ ≤ ,
SK jika �̅ ≤ �� − , ��� �̅ ≤ − , , �̅ ≤ ,
Tabel Tabulasi Kriteria Penilaian Ideal pada Aspek Perangkat Soal
No. Rentang Skor Kategori Kualitas
1 �̅ > , Sangat Baik (SB)
2 , < �̅ ≤ , Baik (B)
3 , < �̅ ≤ , Cukup (C)
4 , < �̅ ≤ , Kurang (K)
5 �̅ ≤ , Sangat Kurang (SK)
Skor Rata-rata (�̅) = 9 Sangat Baik (SB)
2. Aspek Bahasa
a) Jumlah kriteria = 1
b) Skor tertinggi ideal = 1 x 5 = 5 c) Skor terendah ideal = 1 x 1 = 1
d) Mi = (½) (5 + 1) = 3
e) SBi = (½) (⅓) (5 – 1) = 0,67
Perhitungan kategori penilaian ideal Mini Chemistry Laboratory pada Aspek Bahasa sebagai berikut:
(2)
144 SB jika �̅ > �� + , ���
�̅ > + , , �̅ > ,
B jika ��+ , ��� < �̅ ≤ �� + , ��� + , , < �̅ ≤ + , , , < �̅ ≤ ,
C jika ��− , ��� < �̅ ≤ �� + , ��� − , , < �̅ ≤ + , , , < �̅ ≤ ,
K jika �� − , ��� < �̅ ≤ ��− , ��� − , , < �̅ ≤ − , , , < �̅ ≤ ,
SK jika �̅ ≤ �� − , ��� �̅ ≤ − , , �̅ ≤ ,
Tabel Tabulasi Kriteria Penilaian Ideal pada Aspek Bahasa
No. Rentang Skor Kategori Kualitas
1 �̅ > , Sangat Baik (SB)
2 , < �̅ ≤ , Baik (B)
3 , < �̅ ≤ , Cukup (C)
4 , < �̅ ≤ , Kurang (K)
5 �̅ ≤ , Sangat Kurang (SK)
(3)
145 3. Aspek Keterlaksanaan
a. Jumlah kriteria = 7
b. Skor tertinggi ideal = 7 x 5 = 35 c. Skor terendah ideal = 7 x 1 = 7
d. Mi = (½) (35 + 7) = 21
e. SBi = (½) (⅓) (35 – 7) = 4,67
Perhitungan kategori penilaian ideal Mini Chemistry Laboratory pada Aspek Keterlaksanaan sebagai berikut:
SB jika �̅ > �� + , ��� �̅ > + , , �̅ > ,
B jika ��+ , ��� < �̅ ≤ �� + , ��� + , , < �̅ ≤ + , , , < �̅ ≤ ,
C jika ��− , ��� < �̅ ≤ �� + , ��� − , , < �̅ ≤ + , , , < �̅ ≤ ,
K jika �� − , ��� < �̅ ≤ ��− , ��� − , , < �̅ ≤ − , , , < �̅ ≤ ,
(4)
146 SK jika �̅ ≤ �� − , ���
�̅ ≤ − , , �̅ ≤ ,
Tabel Tabulasi Kriteria Penilaian Ideal pada Aspek Keterlaksanaan
No. Rentang Skor Kategori Kualitas
1 �̅ > , Sangat Baik (SB)
2 , < �̅ ≤ , Baik (B)
3 , < �̅ ≤ , Cukup (C)
4 , < �̅ ≤ , Kurang (K)
5 �̅ ≤ , Sangat Kurang (SK)
Skor Rata-rata (�̅) = 32,7 Sangat Baik (SB)
7. Aspek Tampilan
a. Jumlah kriteria = 5
b. Skor tertinggi ideal = 5 x 5 = 25 c. Skor terendah ideal = 5 x 1 = 5
d. Mi = (½) (25 + 5) = 15
e. SBi = (½) (⅓) (25 – 5) = 3,33
Perhitungan kategori penilaian ideal Mini Chemistry Laboratory pada Aspek Tampilan sebagai berikut:
SB jika �̅ > �� + , ��� �̅ > + , , �̅ > ,
(5)
147 + , , < �̅ ≤ + , , , < �̅ ≤ ,
C jika ��− , ��� < �̅ ≤ �� + , ��� − , , < �̅ ≤ + , , , < �̅ ≤ ,
K jika �� − , ��� < �̅ ≤ ��− , ��� − , , < �̅ ≤ − , , , < �̅ ≤ ,
SK jika �̅ ≤ �� − , ��� �̅ ≤ − , , �̅ ≤ ,
Tabel Tabulasi Kriteria Penilaian Ideal pada Aspek Tampilan
No. Rentang Skor Kategori Kualitas
1 �̅ > , Sangat Baik (SB)
2 , < �̅ ≤ , Baik (B)
3 , < �̅ ≤ , Cukup (C)
4 , < �̅ ≤ , Kurang (K)
5 �̅ ≤ , Sangat Kurang (SK)
(6)
148 Daftar Peninjau
Ahli Materi, Ahli Media, Peer Reviewer dan Reviewer
1. Ahli Materi
No Nama NIP Instansi
1 Prof. Dr. Sri Atun 19651012 199001 2 001 FMIPA-UNY
2. Ahli Media
No Nama NIP Instansi
1 Anggiyani Ratnaningtyas
EN, M.Pd 19870909 201404 2 001 FMIPA-UNY
3. Peer Reviewer
No Nama NIM Instansi
1 N. Alfiana 12303241001 FMIPA-UNY
2 Muslim Arif Setiawan 12303241021 FMIPA UNY 3 Putri Aulia Ulul Azmi 12303241037 FMIPA UNY
4. Reviewer
No Nama NIP Instansi
1 Agus Yulianto, S.Pd., M.Pd,
SMA Kolese De Britto
2 Dian Sri Suhesti, S.Pd.Si 19830119 200903 2 009 SMAN 1 Banguntapan
3 Fitri Rizqi A., S.Pd -
SMA Budya Wacana Yogyakarta 4 Sri Dewi Subaroroh,
S.Pd. 19750210 200501 2 003
MAN II Yogyakarta 5 Taufik Zamhari, S.Si.,
M.Sc. 19771220 200901 1 011
MAN I Yogyakarta