1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi ini salah satu paradoks dalam pengelolaan bimbingan karir di Indonesia yang meskipun telah teruji dalam
memfasilitasi transisi dari dunia sekolah ke dunia kerja, hanya sedikit sekali dari peserta didik yang memiliki akses akan bimbingan. Hasil survey
dari ILO mengatakan bahwa lebih dari seperempat angkatan muda Indonesia kini menganggur dan masih banyak lagi yang mengerjakan
pekerjaan yang tidak sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya. Dinyakini
potensi konselor-konselor
masih belum
dimanfaatkan sepenuhnya. Ini mengakibatkan peseta didik tidak mendapatkan
pengetahuan tentang layanan bimbingan dan konseling yang optimal,
termaksud bimbingan karir dari Guru BKKonselor di sekolah.
Pendidikan mempunyai peranan besar dalam rangka menciptakan kualitas sumber daya manusia, kemampuan, pengetahuan, keterampilan
serta keahlian yang akan menjadi bekal dalam memilih, menetapkan dan mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja setelah mereka selesai
menyelesaikan studi.
Salah satu
usaha pemerintah
dalam mengembangkan kompetensi lulusan siswa SMK melalui bimbingan karir
yaitu dengan berusaha untuk membantu siswa dalam mengambil keputusan mengenai karir atau pekerjaan yang akan dijalaninya agar
peserta didik dapat berkompetensi serta mencapai keberhasilan karir didukung dengan kecakapan-kecakapan karir yang telah dimilikinya.
2 Kemudian diperkuat dengan mengeluarkan kebijakan berupa UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa Guru BKKonselor adalah bagian dari tenaga pendidik dan memiliki kontribusi
yang penting terhadap keberhasilan peserta didik, kemudian diperkuat lagi melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.27 Tahun 2008
mengenai Standard Kualifikasi Akademisi dan Kompetensi Konselor berhubungan dengan tugas-tugas Guru BKKonselor adalah untuk
mendukung perkembangan pribadi dari para pelajar sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kepribadian mereka, khususnya untuk
membantu peserta didik memahami dan mengevaluasi informasi dunia kerja dan membuat pilihan-pilihan terkait pekerjaan. Layanan dapat
meliputi pengumpulan informasi, orientasi, berbagai informasi, rujukan, penempatan dalam sebuah program pendidikan khusus, kunjungan
rumah, dukungan bidang studi khusus, konseling berbasis kelompok dan personal, mediasi.
Bimbingan karir adalah suatu bentuk bantuan atau layanan yang bidang geraknya begitu luas dan sekaligus menyentuh kesehatan mental
suatu masyarakat yang sedang berkembang untuk mencari identitasnya. Bimbingan karir lebih menitikberatkan kepada perencanaan kehidupan
yang terlebih dahulu haruslah mempertimbangkan potensi-potensi diri yang dimilikinya serta lingkungan sekitar agar mereka memperoleh dan
memiliki pandangan yang cukup luas dari pengaruh terhadap berbagai peranan positif yang layak dilaksanakan dalam masyarakat.
3 Melalui bimbingan karir diharapkan siswa akan mendapatkan
bantuan dalam pemahaman yang lebih tepat tentang keadaan dan kemampuannya Pengembangan Individu, kesadaran terhadap nilai-nilai
yang ada pada dirinya dan masyarakat Pengembangan Sosial, pembimbingan terhadap studi yang dijalaninya Pendidikan, pengenalan
terhadap berbagai macam pekerjaan, persiapan yang matang untuk memasuki dunia kerja dan memecahkan masalah yang berhubungan
tentang pekerjaan atau dunia industri, serta pemahaman mengenai bagaimana strategi meniti karir mulai dari awal karir sampai dengan
bagaimana upaya untuk meraih puncak karir yang dicita-citakan. Untuk itu bimbingan dapat menjadi media bagi masyarakat untuk berbagi
mengenai masalah-masalah karir dan yang terkait dengan hal karir Berdasarkan hasil observasi awal dikemukakan bahwa pengelolaan
bimbingan karir di SMK Negeri 3 Yogyakarta, pada dasarnya merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh program pendidikan
yang ada di SMK Negeri 3 Yogyakarta. Pengelolaan bimbingan karir terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Perencanaan bimbingan karir sendiri biasanya direncanakan di awal tahun. Berdasarkan data yang diambil berarti perencanaan bimbingan
karir dilakukan pada tahun ajaran 2014-2015 dan hasil dari rencana itu dimasukkan di dalam program sekolah.
Untuk pengorganisasian pelaksanaan bimbingan karir diserahkan secara langsung kepada Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan. Ini
dikarenakan pengorganisasian bimbingan karir berada di wilayah kerja
4 unit tersebut. Biasanya pembentukkan pengurus pelaksana bimbingan
karir untuk acara career day pada umumnya dibentuk sebelum hari H
pelaksanaan career day berlangsung.
Untuk pelaksanaan bimbingan karir di SMK Negeri 3 Yogyakarta dibuat dalam bentuk pekan karir atau sering juga disebut
Career Day. Pekan karir yang biasa dilaksanakan dalam bentuk mengundang
narasumber dari perguruan tinggiuniversitas, dari dunia usaha DU dan dunia industri DI. Dalam pelaksanaan bimbingan karir di SMK Negeri 3
Yogyakarta juga melibatkan Manajemen Sekolah, Komite Sekolah, melibatkan semua pembimbing yang berada di sekolah, guru BK, personil
Humas dan Hubim, kemudian juga melibatkan perwakilan-perwakilan dari tenaga pendidik serta tenaga kependidikan, Wali Kelas , Ketua Program
Studi Keahlian, dan semua siswa-siswi di SMK Negeri 3 Yogyakarta juga terlibat dalam pelaksanaan bimbingan karir.
Untuk pengawasan dilakukan oleh Kepala Sekolah secara langsung dan juga dibantu oleh Kepala Program Studi Keahlian masing-
masing jurusan. Kepala Program Studi Keahlian ikut melakukan pengawasan dikarenakan menyangkut kemajuankepentingan Kepala
Program Studi Keahlian KPSK sehingga menambah kompetensi dari siswa-siswinya tentang karir. Kegiatan bimbingan karir juga diawasi oleh
manajemen sekolah secara langsung. Diharapkan pengelolaan bimbingan karir dikelola dengan baik.
Maka diharapkan kerja sama antara Wali Kelas, guru BK, Kepala Sekolah, dan Dinas yang berkaitan dengan bimbingan karir agar berjalan dengan
5 efisien dan efektif. Supaya bisa menambah wawasan siswa terhadap
dunia kerja, dan berkontribusi pada pengurangan pengangguran dan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keterampilan
underemployment dikalangan para siswa.
B. Identifikasi Masalah