Pola Organisasi Bimbingan Pengorganisasian Bimbingan Karir

31 Menurut Didin Kurniadin Imam Machali 2013: 241-242 organisasi ini memiliki tujuan dan manfaat yang akan dijabarkan sebagai berikut: 1 Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan dan sumber daya yang dimiliki dalam mencapai tujuan pendidikan dalam hal ini tentang pengetahuan karir siswa. 2 Terciptanya efektivitas dan efisiensi organisasi BK dalam rangka mencapai tujuan. 3 Dapat menjadi wadah pengembangan potensi dan spesialisasi yang dimiliki. 4 Menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang karir siswa.

3. Pola Organisasi Bimbingan

Menurut Dewa Ketut Sukardi 1984: 23-28 mengatakan bahwa pola organisasi bimbingan tidak harus seragam strukturnya, artinya stuktur organisasi harus sesuai dengan besar kecilnya dan kepentingan sekolah yang bersangkutan dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan, khususnya bimbingan karir. Berikut ini adalah pola organisasi yang disarankan adalah sebagai berikut: 32 Gambar 1. Pola Organisasi Bimbingan I Keterangan: a. Kepala sekolah mendelegasikan kebijaksanaan policy pelaksanaan program layanan bimbingan karir kepada satu koordinator yang diberikan tugas, tanggung jawab dan wewenang penuh untuk melaksanakannya. b. Koordinator bimbingan yang mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang penuh dalam pelaksanaan program layanan bimbingan sebaiknya melibatkan konselor tetap sekolah, sebagai anggota staf koordinator bimbingan di sekolah. c. Pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah secara praktis tetap diselenggarakan oleh para konselor sekolah. Sedangkan pola organisasi menurut Tidjan, SU. dkk. 1993: 41-44 mengatakan bahwa pola organisasi bimbingan sebagai bagian dari organisasi sekolah yang bergantung kepada kondisi dan keadaan Pimpinan Lembaga Pendidikan Kepala Sekolah Konselor Guru-guru Koordinator BK Siswa = Hubungan Kerjasama = Hubungan Administrasi 33 sekolah. Pola organisasi bimbingan yang disarankan adalah sebagai berikut: Gambar 2. Pola Organisasi Bimbingan II Keterangan: a. Pola organisasi ini digunakan sekolah yang memiliki tenaga konsoler professional, yang terbatas dalam mengelola bimbingan. b. Wali kelas sebagai penguasa tunggal di dalam mengelola kelasnya, sebagai guru pembimbing dikelasnya masing-masing dan selalu berkoordinasi dengan staf BK c. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab program bimbingan membentuk staf bimbingan yang terdiri dari: Koordinator bimbingan, konselor professional, dan petugas administrasi. Kepala Sekolah Koordinator BK Administrator BK Staf Sekolah Lainnya Staf Guru Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Siswa BP3 = Hubungan Kerjasama = Hubungan Administrasi 34 d. Badan Pembantu Pembina Pendidikan BP3 sebagai organisasi pendamping sekolah dalam membantu pengadaan sarana material dan sarana prasarana. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pola organisasi bimbingan di sekolah bergantung kepada kondisi dan keadaan sekolah, sehingga pola organisasi bimbingan tidak harus seragam strukturnya antara sekolah yang satu dengan sekolah lainnya.

4. Pengorganisasian Bimbingan Karir