xxxix
Di samping jenis-jenis penilaian perlu juga dijelaskan sistem penilaian. Sistem penilaian dalam pembahasan ini ialah cara yang digunakan dalam
menentukan derajat keberhasilan hasil penilaian sehingga kedudukan siswa dapat diketahui, apakah telah menguasai tujuan instruksional ataukah belum.
Namun, sebelumnya akan dijelaskan terlebih dahulu cara memberikan nilai, sistem pembijian, atau sistem pemberian angka. Sistem penilaian hasil belajar
pada umumnya dibedakan ke dalam dua cara atau dua sistem, yakni penilaian acuan norma PAN dan penilaian acuan patokan PAP.
Penilaian acuan norma PAN adalah penilaian yang diacukan kepada rata-rata kelompoknya. Keuntungan sistem ini adalah dapat diketahui prestasi
kelompok atau kelas sehingga sekaligus dapat diketahui keberhasilan pengajaran bagi semua siswa, kelemahannya adalah kurang meningkatkan
kualitas hasil belajar. Penilaian acuan patokan PAP adalah penilaian yang diacukan kepada tujuan instruksional yang harus dikuasai oleh siswa, sistem
penilaian ini mengacu kepada konsep belajar tuntas. Dalam sistem ini guru tidak perlu menghitung rata-rata kelas sebab kriterianya sudah pasti, sistem
penilaian ini tepat digunakan untuk penilaian sumatif dan dipandang merupakan usaha peningkatan kualitas pendidikan Nana Sudjana 2011:7.
8. Prinsip dan Prosedur Penilaian
Mengingat pentingnya penilaian dalam menentukan kualitas hasil belajar, maka upaya merencanakan dan melaksanakan penilaian hendaknya
xl
memperhatikan beberapa prinsip dan prosedur penilaian. Prinsip penilaian yang
dimaksudkan antara lain Djemari Mardapi 2012:117:
a. Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan
interprestasi hasil penilaian. b. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar
mengajar. Artinya penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap saat proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.
c. Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya, penilaian harus
menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif. Dengan sifat komprehensif dimaksudkan segi atau abilitas yang dinilai tidak hanya
aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotoris. Demikian pula dalam menilai aspek kognitif sebaiknya dicakup semua aspek, yakni
pemahaman, pengetahuan, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi secara seimbang.
d. Hasil penilaian juga hendaknya dijadikan bahan untuk menyempurnakan program pengajaran, memperbaiki kelemahan-kelemahan pengajaran, dan
memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang memerlukannya. Ada beberapa langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam
melaksanakan proses penilaian hasil belajar, yakni:
xli
a. Merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan pengajaran. Mengingat fungsi penilaian hasil belajar adalah mengukur tercapai tidaknya tujuan pengajaran,
maka perlu dilakukan upaya mempertegas tujuan pengajaran sehingga dapat memberikan arah terhadap penyusunan alat-alat penilaian.
b. Mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran. Hal ini penting mengingat isi tes atau pertanyaan penilaian
berkenaan dengan bahan pengajaran yang deberikan. c. Menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun nontes, yang cocok
digunakan dalam menilai jenis-jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pengajaran. Dalam penyusunan alat penilaian hendaknya diperhatikan
kaidah-kaidah penulisan soal. d. Menggunakan hasil-hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian tersebut,
yakni untuk kepentingan pendeskripsian kemampuan siswa, kepentingan perbaikan pengajaran, kepentingan bimbingan belajar, maupun kepentingan
laporan pertamggungjawaban pendidikan.
9. Hasil Belajar Sebagai Objek Penilaian