xciv
1. Sebelum perlakuan menggunakan instrumen penilaian praktik
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelum menggunakan instrumen penilaian praktik diperoleh nilai tertinggi sebesar 95,
nilai terendah 75 dan nilai rata-rata mean sebesar 85,00. Pretest menggunakan instrumen penilaian praktik dari guru yaitu hanya menilai
beberapa item saja. Penilaian ini dirasakan belum efektiv digunakan untuk menilai hasil praktik para siswa untuk mata pelajaran pengolahan makanan
kontinental. Pada pretest ini diketahui para siswa lulus semua 100. Dengan kata
lain pencapaian kompetensi sebelum menggunakan instrumen penilaian praktik sebesar 100 hanya saja belum efektiv untuk proses penilaiannya.
2. Setelah perlakuan menggunakan instrumen penilaian praktik
Setelah diberikannya perlakuan berupa penggunaan instrumen penilaian praktik pada kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi sebesar 95,
nilai terendah sebesar 77 dan nilai rata-rata mean sebesar 88,9032. Hasil penelitian ini, setelah penggunakan instrumen penilaian praktik pada postest
siswa diperoleh nilai tertinggi sebesar 95, penilaian ini lebih efektiv dibandingkan penilaian dari guru. Karena lebih lengkap item-item yang
dinilaikan dan lebih mudah dalam menilai hasil praktik, awal praktik serta tingkah laku para siswa.
Dalam proses belajar mengajar siswa sangat memperhatikan guru saat menyampaikan materi, memanfaatkan media dengan baik, lebih aktif dalam
xcv
belajar, berusaha bertanya saat ada kesulitan dan memperbaiki kesalahan terutama dalam teknik penyelesaian pembuatan gambar. Penggunaan
instrumen penilaian praktik siswa lulus semua dengan kata lain pencapaian
kompetensi pada kelas eksperimen mencapai 100 . 3. Efektivitas
penggunaan instrumen
penilaian praktik
untuk meningkatkan kualitas hasil belajar mata pelajaran pengolahan
makanan kontinental jurusan tata boga kelas XI SMK N 3 Klaten
Efektivitas penggunaan instrumen penilaian praktik untuk meningkatkan kualitas hasil belajar mata pelajaran pengolahan makanan kontinental dapat
diketahui dengan membandingkan hasil belajar atau nilai pretest kelas A yang tidak menggunakan instrumen penilaian praktik dan posttest kelas B
yang menggunakan instrumen penilaian praktik. Hasil analisis uji t pada penelitian ini diperoleh t =3.634 dengan dk =60
dan p =0,001. Karena nilai p lebih kecil dari 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian, hasil uji t menunjukkan efektivitas penggunaan
instrumen penilaian praktik untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pengolahan makanan kontinental jurusan tata boga kelas XI SMK N 3 Klaten.
Hasil uji t menunjukkan bahwa penggunaan instrumen penilaian praktik sebesar 3,634 atau 4 dipengaruhi oleh instrumen penilaian praktik.
Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM yang menggunakan instrumen penilaian praktik menerapkan 100 tuntas atau lulus kompeten yaitu 31
siswa dengan nilai tertinggi 95, nilai terendah 77 dan rata-rata nilai siswa 91.
xcvi
Sedangkan yang tidak menggunakan instrumen penilaian praktik diperoleh 100 lulus dengan nilai tertinggi 95, nilai terendah 75 dan rata-rata nilainya
89 sebesar yaitu 31 siswa. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa dengan menggunakan instrumen
penilaian praktik dapat meningkatkan kualitas hasil belajar, dikarenakan guru lebih mengetahui lebih jauh siswa yang memiliki kesulitan-kesulitan dalam
praktik. Hal ini membuat siswa lebih memahami materi dan lebih baik dalam melaksanakan praktik, lebih disiplin, lebih tertib, dan lebih cermat serta
sekatan.
xcvii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengembangan alat penilaian yaitu Instrumen Penilaian Praktik untuk mata pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental melalui beberapa tahap antara
lain: menganalisis kebutuhan instrumen penilaian, menganalisis kebutuhan, memvalidasi instrumen penilaian oleh beberapa ahli yaitu 1 orang dosen dari
Pendidikan Teknik Boga FT UNY dan 2 orang guru mata pelajaran pengolahan makanan kontinental. Hasil dari validasi instrumen penilaian
praktik, kemudian direvisi sesuai saran validator. Setelah instrumen penilaian praktik dinyatakan valid, instrumen penilaian praktik tersebut diuji cobakan
kepada peserta didik kelas XI JB I dan XI JB II SMK N 3 Klaten. 2. Berdasarkan hasil penilaian dalam penelitian ini didapat persentase kelayakan
dari ahli materi sebesar 92,66 termasuk dalam kategori sangat layak. Berdasarkan hasil pengukuran kelayakan dari ahli materi maka instrumen
penilaian praktik untuk siswa kelas XI di SMK N 3 Klaten dinyatakan layak sebagai alat penilaian mata pelajaran pengolahan makanan kontinental.
3. Efektivitas penggunaan instrumen penilaian praktik untuk meningkatkan kualitas hasil belajar mata pelajaran pengolahan makanan kontinental