Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

2. Validitas Instrumen

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur Arikunto, 2002: 65. Pendapat tersebut diperkuat oleh Sukardi 2003: 122 yang menyatakan bahwa validitas suatu instrumen penelitian adalah derajat yang menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Prinsip suatu tes adalah valid, tidak universal. Validitas suatu tes yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah bahwa ia hanya valid untuk suatu tujuan tertentu saja. a. Validitas Isi Validitas ialah derajat di mana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur Sukardi, 2003: 123. Untuk memperoleh validitas isi, dapat dikonsultasikan dan dievaluasikan kepada orang yang ahli, yaitu dosen pembimbing dan meminta pendapatnya untuk menentukan apakah pertanyaan- pertanyaan dalam tes telah mengukur keberhasilan seseorang dalam suatu bidang.

b. Validitas Konstruk

Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes mengukur sebuah konstruk sementara atau atau hypothetical contract. Konstruk, secara definitif, merupakan suatu sifat yang tidak dapat diobservasi. Sukardi, 2003: 123. Validitas konstruk dalam penelitian ini diperoleh dengan melihat apakah butir-butir soal dalam tes telah menguji kemampuan menyimak peserta didik. Untuk memperoleh validitas konstruk dalam penelitian ini ialah dengan mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada guru bahasa Jerman yang bersangkutan. c. Validitas Butir Soal atau Validitas Item Pengertian umum untuk validitas item adalah demikian sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total Arikunto, 2002: 76. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto, 2002: 69-70. Keterangan: = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan x = X - dan y = Y - . = Jumlah perkalian x dengan y = Kuadrat dari x = Kuadrat dari y Setelah diperoleh koefisien korelasi, maka hasilnya dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi α = 0,05. Apabila r xy harganya lebih besar dari r tabel maka soal dikatakan valid Arikunto, 2006: 74.

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEXTPUZZLE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 3 BANTUL.

2 4 241

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN FOTO DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL.

1 2 316

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL.

1 10 292

KEEFEKTIFAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 JETIS BANTUL.

2 3 186

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE TIME TOKEN DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL.

1 4 224

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA TEXTPUZZLE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 MUNTILAN.

3 6 253

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SQUARE DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL.

0 2 226

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA LAGU PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X DI MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO.

1 4 217

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN STRATEGI SQP2RS DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA.

4 32 245

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN KARTU KATA DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL.

3 4 194