Penerapan Strategi Episodic Mapping dalam Pembelajaran Menulis

c. Penerapan Strategi Episodic Mapping dalam Pembelajaran Menulis

Teks Cerpen Strategi Episodic Mapping mengajarkan pengetahuan tentang struktur teks, yang membantu siswa meningkatkan kemampuannya untuk mengidentifikasi dan mengikuti struktur utama dalam cerita, seperti tema, alur, latar, masalahtujuan, dan resolusi. Pengembangan keterampilan ini berujung pada peningkatan pemahaman Davis McPherson dalam Wiesendanger, 2000: 88. Strategi ini memungkinkan siswa untuk memetakan ide-ide yang saling terkait dalam sebuah cerita pendeknovel dan membantu siswa memvisualisasikan episode cerita dan memahami ide-ide utama Wiesendanger, 2000: 88. Siswa akan lebih mudah menghasilkan sebuah cerita karena pemahaman terhadap teks cerpen dan unsur yang membangunnya sudah terintegrasi membentuk pengetahuan untuk menulis sebuah teks cerpen. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik men- dorong siswa agar lebih mampu dalam mengamati, menanya, men- cobamengumpulkan data, mengasosiasimenalar, dan mengomunikasikan. Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik mulai dari tahap membangun konteks dan apersepsi menuju proses pemodelan dan selanjutnya diikuti proses bersama-sama menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan model yang diberikan, dan terakhir sampai pada upaya menciptakan sendiri suatu yang sesuai dengan yang dimodelkan Mahsun, 2014: 122. Penerapan strategi Episodic Mapping menurut Wiesendanger2000: 89 jika diterapkan dalam pembelajaran menulis teks cerpen dengan pendekatan saintifik, maka penerapannya adalah sebagai berikut. 1 Pada kegiatan mengamati, siswa mendengarkan guru dalam menyampaikan materi tentang cerpen dan kemudian memerhatikan guru dalam menyampaikan tujuan strategi Episodic Mapping. Pada kegiatan ini guru juga menyampaikan elemen-elemen penting yang membentuk Episodic Mappingseperti tema, alur, latar, masalahtujuan, dan resolusi. Setelah itu siswa diminta membaca teks cerpen yang dibagikan oleh guru. 2 Pada kegiatan menanya, siswa mempertanyakan elemen-elemen penting yang membentuk Episodic Mapping seperti tema, alur, latar, masalahtujuan, dan resolusi. Kemudian siswa mempertanyakan bagaimana cara memetakan cerita menggunakan strategi Episodic Mapping. 3 Pada kegiatan mengumpulkan data, siswa mencatat elemen-elemen penting yang membentuk Episodic Mapping seperti tema, alur, latar, masalahtujuan, dan resolusi dari teks cerpen yang sebelumnya telah dibaca. Siswa juga menerima pengetahuan dari guru bagaimana memetakan cerita dengan strategi Episodic Mapping. 4 Pada kegiatan mengasosiasi atau mencipta, siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk memetakan cerita dari teks cerpen yang baru saja dibaca. 5 Pada kegiatan mengomunikasikan, siswa bersama kelompoknya mempresentasikan hasil memetakan cerita, pada kegiatan ini kelompok lain juga dapat menanggapi hasil presentasi kelompok yang sedang mempresentasikan hasil memetakan cerita dari sebuah teks cerpen. Pada pertemuan selanjutnya, tiap siswa kemudian merefleksikan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan menggunakan strategi Episodic Mapping dengan menulis teks cerpen sebagai akhir dari pembelajaran menulis teks cerpen dengan menggunakan strategi Episodic Mapping. Pada dasarnya, siswa akan lebih mudah menulis sebuah teks cerpen yang sesuai dengan struktur karena siswa berangkat dari dasar pemahaman yang kuat mengenai struktur utama teks. Siswa juga lebih mudah menghasilkan sebuah cerita karena pemahaman terhadap teks cerpen dan unsur yang membangunnya sudah terintegrasi membentuk sebuah pengetahuan untuk menulis sebuah teks cerpen

B. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Muh. Hanif Amrulloh 2013 dengan judul skripsi “Keefektifan Strategi Episodic Mapping dalam Pembelajaran Menulis Kembali Dongeng yang Pernah Disimak pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bantarkawung”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan skor rata-rata kelas kontrol sebesar 3,7 dan kenaikan skor rata-rata kelas eksperimen sebesar 9,4. Hal ini membuktikan kenaikan skor