yang terjadi pada dua tokoh tersebut di desa terpencil. Siswa mengalami kesulitan dalam menemukan ide cerita untuk dituangkan dalam tulisan cerpen.
Sehingga siswa cenderung ingin segera menyelesaikan ceritanya namun tidak melihat aspek isi yang cenderung kurang menarik.
b. Aspek Organisasi
Aspek organisasi berkaitan dengan struktur teks cerpen yakni, orientasi, komplikasi, resolusi. Aspek organisasi berisi penilaian terhadap kemampuan
siswa dalam hal menghadirkan unsur-unsur pembangun cerpen seperti, tokoh, latar, alur, sudut pandang, kemudian dilihat dari kelogisan cerita. Aspek
organisasi juga berisi penilaian terhadappengenalan cerita, kejelasan konflik, dan penyelesaian cerita yang baik. Teks cerpen yang baik hendaknya gagasan
diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan baik, logis, dan padu. Berikut terdapat contoh teks cerpen siswa kelompok eksperimen yang telah
memenuhi kriteria tersebut.
C99VII E-05 Posttest
Pada cerpen dengan judul Membangun Desaku, terlihat bagaimana teks cerpen disusun dengan baik. Cerita mengenai seorang gadis yang membangun
desanya menjadi lebih baik lagi. Gagasan yang dihadirkan juga diungkapkan dengan jelas sehingga cerita berkembang dengan baik. Teks cerpen tersebut
juga padat, logis, dan padu, sehingga teks cerpen tersebut dapat dipahami
oleh pembaca. Kelogisan cerita didasarkan pada urutan cerita dalam teks cerpen yang terdiri dari tiga bagian, yaitu awal, tengah dan akhir cerita.
Bagian awal berisi eksposisi yang mengandung instabilitas dan konflik. Bagian tengah mengandung klimaks yang merupakan puncak konflik. Bagian
akhir mengandung denoument penyelesaian atau pemecahan masalah. Urutan logis dalam cerpen menjadikan pembaca lebih mudah dalam
memahami alur dan isi cerita. Kelogisan cerita sudah nampak pada teks cerpen tersebut, namun teks cerpen tersebut masih minim konflik. Kehadiran
unsur-unsur pembangun seperti tokoh, alur, latar juga jelas dan lengkap. Pada kelompok kontrol, kemampuan siswa dalam menulis teks cerpen
dilihat dari aspek organisasi sangat beragam. Pada kelompok kontrol terdapat beberapa teks cerpen yang diungkapkan kurang jelas, unsur-unsur pembangun
tidak lengkap dan kurang jelas, urutan dan pengembangan kurang logis. Hal tersebut terlihat pada kutipan teks cerpen berikut.
Pada suatu hari ada sebuah desa yang bernama jaranan. Didesa itu ada dua anak yang satu putra dan yang satu putri, dia bernama Mamong dan
Denok. Mamong dan Denok tinggal bersa ibunya yang bernama Munaroh. Setiap harinya Mamong dan Denok bermain bersama. Pada suatu ketika
mamong diajak temannya bermain petak umpet, dan denok menunggu di hutan yang sangat sunyi. Pada waktu mamong bersembunyi mamong
merasakan aneh tiba-tiba mamong melihat seorang kakek-kakek yang sangat menyeramkan, mamong pun lari ketakutan karena hari semakin petang, dan
mamong pun pulang kerumah. Sesampai di rumah ibunyapun bertanya, “kemana adik kamu mamong?” tanya sang ibu.
“Denok tertinggal di hutan bu” jawab mamong sambil ketakutan. “Kamu tu gimanasih adik kamu ditinggalin di hutan sendirian, kenapa
kamu meninggalkan adikmu sendirian?” tanya ibu sambil marah. “Aku tadi melihat hantu bu” jawab mamong sambil ketakutan
“Kan ibu sudah bilang jangan bermain sampai maghrib” jawab ibu sambil marah”.
C67VII D-05 Posttest
Pada kutipan cerpen dengan kode teks C67VII D-05Posttest tersebut, urutan peristiwa yang disajikan kurang runtut, kurang logis dan kurang
mudah dipahami. Pengenalan cerita tidak terbentuk dengan baik dan konflik yang dihadirkan kurang jelas.
c. Aspek Kosakata