BAB III DESKRIPSI LOKASI
3.1 Gambaran Umum Desa Sei Mencirim 3.1.1 Sejarah Desa
Desa Sei Mencirim dahulu bernama Sungai Mencirim mereupakan daerah strategis dalam mengembangkan tanaman tembakau karena daerahnya yang subur
dan dikelilingi oleh Sungai Minyak, Sungai Diski, dan Sungai Mencirim. Pada tahun 1956 tidak lagi tanaman tembakau di wilayah ini dan sebagian lahan
tersebut menjadi area pertanian dan persawahan masyarakat dan nama desa ini berubah menjadi Desa Sei Mencirim hingga saat ini.
Pada tahun 1956 pengelolaan desa diserahkan kepada pemerintahan kepada pemerintahan dareah Provinsi Sumatera Utara dan selanjutnya dilakukan
pemilihan kepala desa yang pertama dan terpilih Bapak Djase. Pada masa pemerintahan Bapak Djase, kegiatan Desa Sei Mencirim banyak digunakan untuk
menata kelembagaan kelompok masyarakat tersebut walaupun masih bersifat sederhana, mulai dari pembagian regu yang nantinya berkembang jadi dusun dan
kelompok pertanian lainnya. Pemilihan kepala desa selanjutnya tetap dilakukan namun sebagian kepala desa menjabat sebanyak 2 periode.
3.1.2 Demografi Desa Sei Mencirim
Desa Sei Mencirim merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Deli Serdang secara geografis terletak diantara 2, 57-3 0 16LU dan 97 0 52-98 0
45BT secara administratif terdiri dari 22 Kecamatan, dua perwakilan Kecamatan
Universitas Sumatera Utara
dengan 379 Desa dan 15 kelurahan. Desa ini memiliki batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah utara: berbatasan dengan Desa Sei Mencirim, Kecamatan
Sunggal Sebelah selatan:
berbatasan dengan Desa Sawit Rejo dan Desa Silebo-lebo, Kecamatan Kutalimbaru
Sebelah timur: berbatasan dengan Desa Sei Mencirim, Kecamatan
Sunggal Sebelah barat:
berbatasan dengan Desa namorambe Julu, Kecamatan Kutalimbaru
Luas wilayah Desa Sei Mencirim adalah 632 Ha dimana 60 daratan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Kondisi pemukiman yang ada di desa ini
menganut sistem kelompok dimana ada daerah yang padat pemukiman dan ada juga wilayah yang merupakan dataran kosong yang dimanfaatkan untuk
pemukiman atau pertanian.
3.1.3 Kondisi Sosial dan Ekonomi
Penduduk Desa Sei Mencirim berasal dari berbagai daerah yang berbeda- beda, dimana mayoritas penduduknya berasal dari Provinsi Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat dan sebagian Suku Batak Karo. Tradisi musyawarah untuk mufakat, gotong royong dan kearifan lokal sudah ada sejak adanya desa ini. Desa
Sei Mencirim memiliki jumlah penduduk sebanyak 5766 jiwa, yang terdiri dari 2802 laki-laki dan 2964 perempuan, 1471 KK, dan terbagi dalam 11 dusun
dengan rincian sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk
Dusun 1 Dusun 1A
Dusun 2 Dusun 3
Dusun 3A Dusun 4
121 KK 524 Jiwa
129 KK 538 Jiwa
151 KK 600 Jiwa
160 KK 615 Jiwa
90 KK 334 Jiwa
153 KK 572 Jiwa
Dusun 5 Dusun 5A
Dusun 6 Dusun 7
Dusun 8 149 KK
551 Jiwa
153 KK 577 Jiwa
157 KK 596 Jiwa
155 KK 182 Jiwa
63 KK 259 Jiwa
Sumber: RPJMDes Sei Mencirim 2011-2015 Tingkat pendidikan masyarakat dalam desa ini tergolong masih rendah.
Penduduk yang memiliki latar belakang pendidikan wajib sekolah 9 tahun saja masih sangat sedikit dibandingkan jumlah penduduk yang dimiliki desa ini.
Tingkat pendidikan masyarakat yang ada di desa ini dijelaskan melalui tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Tingkat Pendidikan Warga Desa Sei Mencirim
Sumber: RPJMDes Sei Mencirim 2011-2015 Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah membuat sebgaian
besarmasyarakat tidak memiliki pilihan dalam mata pencaharian selain bertani. Kondisi ekonomi masyarakat desa ini secara kasatmata dapat terlihat jelas
Pra Sekolah SD
SLTP SLTA
Sarjana Pasca Sarjana
79 orang 132 orang
81 orang 52 orang
22 orang 14 orang
Universitas Sumatera Utara
perbedaannya antara rumah tangga miskin, sedang dan kaya. Untuk selengkapnya sebagai berikut:
Tabel 3.3 Pekerjaan
Petani Pedagang
PNS Buruh
Tani Buruh
Kebun TNI
POLRI
446 KK 307 KK
98 KK 340 KK
259 KK 12 KK
9 KK Sumber: RPJMDes Sei Mencirim 2011-2015
Sarana dan prasarana desa ini pun sangat terbatas, sebagian besar jalan rusak, sarana pendidikan hanya ada gedung SD, sarana kesehatan yang dimiliki
hanya 1 gedung Puskesmas Pembantu dan sarana prasarana umum lainnya tidak ada.
3.2 Kondisi Pemerintahan Desa