istilah yang digunakan dalam Undang-undang No. 24 Tahun 2007 ialah bencana angin topan bukan angin puting beliung karena angin topan adalah bencana yang
memiliki kecepatan dan dampak lebih besar dari pada angin puting beliung.
1.6.2.2 Puting Beliung
Angin adalah udara yang bergerak atau gerakan massa indara yang arahnya horizontal. Angin bergerak dari daerah bertekanan masksimum ke daerah
bertekanan minimum Rima, Ratna dan Eko Sujatmiko, 2012: 12. Angin memiliki berbagai macam nama seperti angin tornado, angin siklon, angin topan,
puting beliung, dan lain sebagainya. Jenis-jenis angin tersebut sesungguhnya sama namun letak perbedaannya hanya pada kecepatannya dan tempat dimana ia terjadi
juga mempengaruhi nama panggilan angin tersebut. Angin siklon adalah angin yang gerakannya berputar menuju pusat. Terjadinya angin siklon disebabkan
adanya depresi daerah barometris minimum dikelilingi oleh daerah barometris maksimum. Angin siklon pada belahan bumi utara di sebelah utara khatulistiwa
berlawanan dengan jarum jam, sebaliknya di belahan bumi selatan di sebelah selatan khatulistiwa berpusar searah jarum jam.
Angin topan adalah siklon tropis yang berkecepatan sangat tinggi. Topan disebut juga angin ribut atau badai Ratna dan Eko, 2012: 12 dan 55. Pengertian
angin topan menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 kmjam atau lebih yang
sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa. Angin tornado adalah
putaran yang kencang dari suatu kolom udara yang terbentuk dari awan cumuliform yang telah menyentuh tanah, biasanya tampak sebagai corong awan
Universitas Sumatera Utara
funnel cloud dan kerap disertai dengan badai angin dan hujan, petir atau batu es yang memiliki kecepatan lebih dari 480 kmjam, rata-rata 175 kmjam atau lebih
di sekitar pusat dapat mencapai 100-200 meterjam, dengan ketinggian ± 75 m, diameter umumnya berkisar antara puluhan hingga ratusan meter, pada belahan
bumi utara sebagian besar tornado berpusar berlawanan dengan jarum jam, sebaliknya di belahan bumi selatan berpusar searah jarum jam dan hanya terjadi
dalam beberapa menit saja. Di Indonesia, angin tornado lebih dikenal sebagai angin puting beliung ada juga yang menyebutkannya sebagai angin Leysus di
daerah Jawa, di daerah Sumatera disebut Angin Bohorok dan masih ada sebutan lainnya diakses dalam http:abdullahsiregar92.blogspot.com
. Angin puting beliung termasuk dalam satu cuaca ekstrim yang merupakan
akibat dari pemanasan global. Angin puting beliung pada umumnya terjadi selama masa pergantian musim kemarau dan musim hujan. Puting beliung dengan
kecepatan yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada atap rumah, kegemparan, medan listrik dan pohon tumbang National Disaster Management
Plan 2010-2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI memberikan pengertian tentang
berbagai jenis angin. Pada kata “angin”, disebutkan bahwa angin topan sama dengan angin puting beliung. Namun pada entri topan disebutkan bahwa topan
sama dengan angin ribut badai. Sedangkan, angin ribut didefinisikan sebagai gerakan udara yang kecepatannya antara 32 dan 37 knot mil per jam. Namun
pada kata badai, dipaparkan bahwa badai adalah angin kencang yang menyertai cuaca buruk yang datang dengan tiba-tiba berkecepatan antara 64 dan 72 knot
diakses dalam http:abdullahsiregar92.blogspot.com.
Universitas Sumatera Utara
Puting adalah bagian pangkal pisau yang runcing dan dibenamkan ke dalam tangkai hulu, sedangkan beliung adalah perkakas tukang kayu, yang
rupanya seperti kapak dengan mata melintang tidak searah dengan tangkainya. Puting beliung adalah bagian pangkal beliung yang runcing yang dibenamkan ke
dalam tangkainya diakses dalam http:abdullahsiregar92.blogspot.com . Oleh
karena itu, angin topan sering dipanggil dengan sebutan angin puting beliung karena bentuk angin tersebut yang seperti puting beliung.
Puting beliung diakses dalam http:geo.ugm.ac.idwaspadai-puting- beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 60-90 kmjam
yang berlangsung 5-10 menit akibat adanya perbedaan tekanan sangat besar dalam area skala sangat lokal yang terjadi di bawah atau di sekitar awan Cumulonimbus
Cb. Gejala Awal Puting Beliung adalah:
1.
Udara terasa panas dan gerah sumuk.
2.
Di langit tampak ada pertumbuhan awan Cumulus awan putih bergerombol yang berlapis-lapis.
3.
Di antara awan tersebut ada satu jenis awan mempunyai batas tepinya sangat jelas bewarna abu-abu menjulang tinggi yang secara visual seperti
bunga kol.
4.
Awan tiba-tiba berubah warna dari berwarna putih menjadi berwarna hitam pekat awan Cumulonimbus.
5.
Ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin kencang sudah menjelang.
6.
Durasi fase pembentukan awan, hingga fase awan punah berlangsung paling lama sekitar 1 jam. Karena itulah, masyarakat agar tetap waspada
Universitas Sumatera Utara
selama periode ini. Dampak dan besarnya badai tornado dapat dikategorikan berdasarkan
Skala Fujita F-Skala atau Skala Fujita-Pearson. Skala ini adalah skala untuk menggambarkan intensitas tingkatan tornado, terutama didasarkan
pada kerusakan yang ditimbulkan tornado pada manusia, bangunan
dan vegetasi. Skala ini diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Tetsuya Fujita dari Universitas Chicago. Berikut adalah skala angin puting beliung berdasarkan
Skala Fujita: 1.
F5, Kecepatan angin 419–512 kmjam Kerusakan yang luar biasa dapat ditimbulkan oleh tornado jenis ini.
Bangunan-bangunan yang memiliki struktur beton baja bertulang seperti rumah, gedung dll tercerabut hingga pondasinya. Tingkat kerusakan yang
ditimbulkan jalur tornado tersebut bisa mencapai 1100 m bahkan lebih dari itu, dengan laju mencapai 100 km lebih. Namun demikian persentasi
kemunculan tornado ini termasuk jarang. 2.
F4, Kecepatan angin 333–418 kmjam Dampak yang ditimbulkan tidak jauh berbeda dengan dampak tornado F5.
Beberapa tornado yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300- 480 kmjam memiliki lebar lebih dari satu mil 1.6 km dan dapat bertahan
di permukaan dengan lebih dari 100 km. Frekuensi kemunculannya 1,1. 3.
F3, Kecepatan angin 254–332 kmjam Kerusakan parah yang diciptakan tornado jenis ini, adalah atap
dan beberapa dinding rumah sobek, pohon yang tercabut, dan gedung
Universitas Sumatera Utara
pencakar langit bengkok. Frekuensi kemunculannya terbilang sering, mencapai 4,9.
4. F2, Kecepatan angin 181–253 kmjam
Kerusakan yang signifikan dengan bingkai atap rumah robek dengan jendela pecah dan hancur, mobil terlempar, dan pohon besar tumbang.
Persentasi 19,4 kemunculannya, menjadi ancaman tersendiri di daerah- daerah yang rawan tornado.
5. F1, Kecepatan angin 117–180 kmjam Dampak kerusakannya terbilang sedang dengan intensitas kemunculannya
35,6. Diawali dengan kecepatan angin yang bergemuruh, atap-atap rumah berterbangan dan mobil-mobil bergeser terdorong.
6. F0, Kecepatan angin 64–116 kmjam Beberapa hal yang sering terjadi adalah kerusakan pada cerobong-
cerobong asap rumah dengan cabang-cabang pohon patah. Papan-papan reklame yang rusak. Tipikal tornado jenis ini sering kali masyarakat
Indonesia menyebutnya dengan angin puting beliung. Frekuensinya sangat sering 38,9 dewasa ini, dengan menimpa hampir sebagian wilayah di
Indonesia sebagai anomali cuaca.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.2 Wilayah Rawan Bencana Angin Puting Beliung
Sumber: National Disaster Plan 2010-2014 Gambar 1.2 menunjukan bahwa Indonesia memiliki potensial terjadinya
angin puting beliung baik pada wilayah sumatera bagian utara dan wilayah di Indonesia Timur. Puting beliung yang terjadi di Sumatera bagian utara berasal
dari India
1.6.3 Penanggulangan Bencana