Metode dalam Menanamkan Pendidikan Karakter
92
pendidikan karakter di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan Kabupaten Magelang ini dilakukan melalui berbagai kegiatan yang
termasuk di dalam Kurikulum Pengembangan seperti kegiatan Humaniora, Sidang Akademi, dan Wawasan Kebangsaan serta melalui
berbagai kegiatan dan dinamika yang dilakukan siswa di asrama seperti kegiatan Opera kegiatan bersih-bersih asrama bersama dengan para
pamong. Hal ini sesuai seperti yang dikatakan oleh Ibu MH : “Penanaman karakter diberikan melalui berbagai kegiatan
humaniora yang
merupakan bagian
dari Kurikulum
Pengembangan meliputi olahraga, seni, ketrampilan menulis, latihan kepemimpinan melalui Sidang Akademi, mengenal dan
berperan untuk bangsa melalui Wawasan Kebangsaan. Selain itu di asrama mereka juga dilatih untuk merawat, memelihara
tempat tinggalnya sendiri dengan mengadakan kerja bakti yang dinamakan Opera, serta dengan berbagai dinamika dan program
kegiatan di sekolah.” MH22102014
Bruder MS juga menyatakan hal yang serupa bahwa : “Pengintegrasian nilai – nilai karakter dimulai melalui kegiatan-
kegiatan sejak awal siswa masuk Van Lith. Di awal ada kegiatan yang disebut OASE Orientasi Asrama dan Sekolah.
Yang kedua melalui semua Kurikulum Pengembangan yang ada di
sekolah ini baik di setiap tahapan Kelas X, Kelas XI, Kelas XII.” MS28102014
Menurut hasil observasi peneliti, pengintegrasian pendidikan karakter melalui keteladanan dapat terlihat dari peran para Pamong di
asrama serta para Pendamping ketika di sekolah. Keteladanan di asrama dilakukan ketika para Pamong Asrama membangunkan siswa pada
pukul 04.30 setiap paginya. Pamong berusaha memberikan teladan untuk bangun pagi dan berpakaian rapi saat membangunkan siswa tepat
waktu dan berpakaian rapi saat membangunkan siswa maupun makan
93
bersama dengan para siswa. Keteladanan di sekolah dimulai sejak siswa masuk ke sekolah dengan bersalaman dengan Pendamping,
mengucapkan salam oleh siswa kepada pendamping maupun salam kepada siswa yang lebih tua. Hal ini didukung melalui pernyataan
Bruder WS sebagai berikut : “Menurut saya penanaman karakter paling efektif melalui
keteladanan. Penanaman karakter paling penting itu saat berjumpa dengan para siswa, memanfaatkan setiap perjumpaan
misal melalui teguran kalau anak berbuat salah. Hal ini disebabkan tidak ada ruang khusus bagi anak selama di asrama
karena waktunya sudah tersita untuk berbagai kegiatan di sekolah, tidak adanya waktu khusus untuk melakukan konseling
bagi anak selama di asrama sehingga harus memanfaatkan momen ketika berjumpa dengan para siswa, mengobrol,
menanyakan kabar, menanyakan apa ada keluh kesah, menggunakan model dialog.” WS27102014
Dalam pengamatan peneliti, pengintegrasian melalui kegiatan
spontan juga dilakukan saat siswa tidak mengenakan atribut yang sesuai dan lengkap ketika melaksanakan upacara bendera maupun ketika
melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah. Beberapa Pendamping menegur siswa tersebut dan menanyakan alasan mengapa tidak
mengenakan atribut yang telah ditentukan saat upacara bendera. Kemudian siswa tersebut diminta melapor ke guru piket untuk
mendapat sanksi berupa poin hukuman dan melapor ke pamong asrama untuk meminta surat dispensasi untuk dilakukan pencatatan mengenai
pelanggaran yang dilakukan siswa tersebut.
94
Tabel 8. Proses Penanaman Pendidikan Karakter Di SMA Pangudi Luhur Van Lith
No. Komponen
Proses Penanaman Pendidikan Karakter Dalam Sekolah Berasrama
Boarding School di SMA Pangudi Luhur Van Lith, Muntilan, Kabupaten Magelang
1. Metode
Dalam Menanamkan
Pendidikan Karakter Pendamping membangun kedekatan dengan siswa dengan cara
membangun suasana pembelajaran yang dialogis dengan adanya kegiatan sharing serta memposisikan pendamping sebagai
pendamping, fasilitator, mediator, instruktor, motivator, dan menempatkan peserta didik sebagai subyek didik.
metode dalam menanamkan karakter telah disusun oleh pendamping di dalam
RPP Rencana Program Pembelajaran dan menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas untuk diterapkan.
Pamong berusaha membangun kedekatan dengan siswa dengan menjalankan multi perannya sebagai sahabat, konselor, orang tua,
serta Guru yang dapat membantu mereka dalam belajar sehingga proses internalisasi nilai – nilai karakter dapat terwujud. Sebagai
seorang pamong harus mengerti dan menyesuaikan kondisi dari para siswa agar memudahkan pamong menanamkan pendidikan
karakter dan dapat diterima oleh siswa.
2. Pengintegrasian
Pendidikan Karakter Pengintegrasian nilai – nilai pendidikan karakter di SMA