Data Peserta Didik SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan,

74 telah mendidik siswa sejak tahun 1983 dan sekarang sebagai Pendamping Bimbingan dan Konseling. Beliau mengatakan: ”Pendidikan karakter di Van Lith ini sudah dilakukan sejak dahulu mengikuti visi dan misi dari Romo Van Lith pada zaman penjajahan tahun 1904. Jauh sebelum pemerintah membuat sebuah kurikulum bernama Pendidikan Karakter, Romo Van Lith sudah memulainya dengan mendidik para siswa dengan berbagai dinamika yang ada untuk membentuk kebiasaan yang nantinya akan menjadi karakter siswa” MH22102014 Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan Bruder Wensislaus P., FIC WS selaku Kepala Asrama Putra SMA Pangudi Luhur Van Lith : “Pendidikan karakter di Van Lith ini sebenarnya sejak dahulu sudah mengikuti visi dan misi dari Romo Van Lith pada saat zaman penjajahan karena sekolah ini sudah berdiri sejak tahun 1904 lalu diteruskan oleh para Bruder FIC hingga sekarang ini. Berangkat dari keprihatinan pendidikan di Indonesia khususnya bagi golongan pribumi yang kurang diperhatikan oleh penjajah, Romo Van Lith tidak mendirikan sekolah seperti yang lain, namun harus sekolah berasrama sehingga asrama bukan hanya untuk tempat tinggal bagi anak namun di asrama mereka juga mendapat pendidikan untuk membentuk karakter dimulai dari bangun tidur di pagi hari hingga bangun kembali di pagi harinya.” WS27102014 Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bruder Bruder Martinus Sariya Giri, M.Hum., FIC MS selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Van Lith: “Pendidikan karakter di Van Lith sudah dimulai sejak pertama kali sekolah ini dirintis pada tahun 1904 dengan keprihatinan Romo Van Lith melihat keadaan masyarakat Jawa pada masa itu.” MS28102014 Pendidikan karakter di SMA Pangudi Luhur Van Lith bermula dari keprihatinan Romo Van Lith terhadap kondisi masyarakat Jawa yang pada saat itu tidak diperhatikan terutama dalam bidang pendidikan. Melihat hal 75 tersebut, Romo Van Lith mendirikan sekolah dengan asrama agar pendidikan di sekolah terintegrasi dengan asrama untuk membentuk sebuah kebiasaan hidup bagi para siswa. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bruder MS selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Van Lith: “Pendidikan karakter di Van Lith sebenarnya sederhana, cara untuk membuat kebiasaan dan pembiasaan hidup, maka segala yang dibuat di asrama dan di sekolah merupakan cara untuk membuat kebiasaan dan pembiasaan hidup baik di asrama dan sekolah.” MS28102014 Ibu MH selaku Pendamping Guru Bimbingan dan Konseling menegaskan dengan pernyataan sebagai berikut: “Berangkat dari keprihatinan pendidikan di Indonesia khususnya bagi golongan pribumi yang kurang diperhatikan oleh penjajah, Romo Van Lith tidak mendirikan sekolah seperti yang lain, namun harus sekolah berasrama sehingga asrama bukan hanya untuk tempat tinggal bagi anak namun di asrama mereka juga mendapat pendidikan untuk membentuk karakter dimulai dari bangun tidur di pagi hari hingga bangun kembali di pagi harinya.” MH22102014 Pendidikan karakter di SMA Pangudi Luhur Van Lith memang sudah dirintis oleh Romo Van Lith sejak awal mula sekolah ini didirikan melalui berbagai proses dinamika yang terjadi di asrama dan sekolah. Dengan adanya pendidikan karakter tersebut, tujuan pendidikan di SMA Pangudi Luhur Van Lith tidak hanya mampu mengembangkan potensi siswa dalam bidang pengetahuan, namun mampu menjadi pribadi yang memiliki kualitas tinggi dalam hal kepribadian serta mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang diperlukan bagi para siswa di masyarakat. Hal