Komunikasi Penyajian Data Hasil Wawancara

menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun adalah yang berhubungan dengan implementasi KUR pada BRI Cabang Stabat dalam mengembangkan UMKM. Namun, di dalam prosesnya, penulis tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan. Berikut ini disajikan hasil dari wawancara penulis dengan para informan yang diurutkan berdasarkan indikator-indikator yang ada pada Model Implementasi George C. Edwards III yang telah disebutkan di bagian definisi konsep sebelumnya.

4.1.1. Komunikasi

Agar suatu kebijakan dapat diimplementasikan dengan baik, diperlukan pemahaman terhadap hal-hal strategis yang akan diatur. Setiap individu tentunya memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam memahami suatu kebijakan. Oleh karena itu, perlu adanya kejelasan dan pemahaman terhadap suatu kebijakan yang perlu dikomunikasikan secara tepat dengan para pelaksana kebijakan dan kelompok sasaran yang menerima kebijakan tersebut. Untuk mengetahui bagaimana kondisi komunikasi antara pihak BRI Cabang Stabat dengan para debitur KUR, penulis mencoba mewawancarai beberapa informan dan menanyakan tentang bagaimana komunikasi yang berlangsung antara BRI Cabang Stabat dengan para debitur KUR. Berikut kutipan jawaban dari salah satu informan. Bapak Pimpinan Cabang “Kami melakukan komunikasi secara interaktif kepada para debitur. Sejauh ini komunikasi berjalan dengan baik. Kalau ada keluhan atau tanggapan dari para debitur, kami segera meresponsnya. Kami juga Universitas Sumatera Utara memberikan penjelasan tentang seperti apa KUR itu dan apa tanggung jawab mereka sebagai debitur.” Seperti jawaban yang dikemukakan oleh Bapak Pimpinan Cabang di atas, Bapak Account Officer KUR pun menyatakan bahwa komunikasi antara bank dengan debitur berjalan dengan lancar. Pihak bank juga selalu menanggapi setiap keluhan debitur tentang perkembangan usaha dan hambatan-hambatan yang debitur alami serta selalu berupaya menuntun debitur untuk menggunakan pinjaman yang diperoleh secara tepat guna. Berikut adalah foto dari Customer Service BRI Cabang Stabat yang siap melayani nasabah dan masyarakat untuk mendapatkan informasi maupun memberikan saran dan keluhan. Pernyataan oleh Bapak Pimpinan Cabang dan Bapak Account Officer KUR di atas juga didukung oleh jawaban dari Ibu Petugas Administrasi Kredit yang menyatakan bahwa informasi yang BRI Cabang Stabat sampaikan sudah sangat jelas. Hal ini dapat dilihat dari pemahaman yang baik oleh debitur terhadap Gambar 4.1. Customer Service BRI Cabang Stabat Sumber: Penelitian Tahun 2013 Universitas Sumatera Utara informasi yang disampaikan tersebut. Demikian juga jawaban yang penulis dapatkan dari semua debitur yang diwawancarai, mereka menyatakan bahwa komunikasi mereka dengan pihak BRI Cabang Stabat berjalan dengan baik. Setiap keluhan dan tanggapan mereka direspons dengan cepat dan juga terlihat adanya kepedulian dari pihak BRI Cabang Stabat terhadap mereka melalui kunjungan setiap beberapa bulan. Selanjutnya penulis ingin mengetahui tentang penyuluhan dan promosi yang dilakukan BRI Cabang Stabat mengenai KUR. Dari jawaban berbagai informan yang penulis wawancarai, penulis mengetahui bahwa BRI Cabang Stabat telah melakukan penyuluhan dan promosi secara baik. Hal itu dapat dilihat dari kutipan jawaban dua informan berikut. Bapak Pimpinan Cabang “Promosi yang kami lakukan biasanya face to face saja. Atau kadang- kadang bila ada pertemuan atau acara-acara di desa, kecamatan, atau kabupaten kami ikut serta mempromosikan KUR. Promosi juga sering dilakukan oleh KanWil BRI atau dari orang pusat.” Bapak Account Officer KUR “Kami bekerja sama dengan instansi-instansi terkait, kadang kami di undang sebagai pembicara oleh dinas-dinas pemerintah tersebut untuk melakukan promosi dan sosialisasi tentang jenis-jenis skim pinjaman KUR.” Selain itu, menurut Ibu Petugas Administrasi Kredit, bentuk lain promosi yang dilakukan BRI Cabang Stabat adalah dengan menyebarkan brosur-brosur kepada masyarakat ataupun dengan cara meletakkan brosur-brosur tersebut pada banking hole BRI agar ketika nasabah datang ke bank, mereka dapat membacanya. Begitu pun juga pihak BRI Cabang Stabat melakukan penyuluhan dan promosi secara langsung dengan mendatangi kelompok-kelompok kerja. Universitas Sumatera Utara Berikut ini adalah foto brosur-brosur KUR yang dipajang oleh BRI Cabang Stabat. Jawaban-jawaban di atas juga didukung oleh pernyataan debitur yang penulis wawancarai yang menyatakan bahwa mereka mengetahui tentang adanya penyuluhan dan promosi KUR yang dilakukan oleh BRI Cabang Stabat. Komunikasi antara pihak BRI Cabang Stabat dengan para debitur KUR berjalan dengan baik. Lalu bagaimana dengan komunikasi yang berlangsung di antara para pegawai BRI Cabang Stabat yang terlibat dalam pelaksanaan KUR? Berikut sedikit penggambaran oleh salah satu informan yang penulis wawancarai mengenai komunikasi antar pegawai yang terlibat dalam pelaksanaan KUR. Bapak Pimpinan Cabang “Komunikasi berjalan dengan baik. Semuanya berjalan secara langsung. Setiap pegawai di sini berkomunikasi secara langsung. Account Officer berkomunikasi secara langsung kepada saya dan saya pun sebaliknya. Begitu pula semua pegawai di sini. Setiap ada permasalahan atau kendala bisa langsung melapor kepada saya secara langsung. Kami juga Gambar 4.2. Brosur KUR yang Dipajang oleh BRI Cabang Stabat Sumber: Penelitian Tahun 2013 Universitas Sumatera Utara melakukan rapat setiap minggunya maupun briefing di pagi hari sebelum mulai jam kerja.” Jawaban yang sama seperti yang diungkapkan Bapak Pimpinan Cabang di atas juga penulis dapati pada saat mewawancarai Bapak Account Officer KUR dan Ibu Petugas Administrasi Kredit. Mereka menyatakan bahwa komunikasi antar pegawai yang terlibat dalam pelaksanaan KUR berjalan dengan baik dan lancar. Informasi disampaikan secara langsung kepada masing-masing pihak. Tanggapan dan masukan dari para pegawai diterima dan dibahas secara langsung bersama- sama. Setiap laporan juga disampaikan secara langsung dengan mekanisme yang cepat. Komunikasi yang baik ini pun bukan hanya terjadi pada pegawai-pegawai yang terlibat di dalam pelaksanaan KUR saja, namun juga dengan semua pegawai yang ada di BRI Cabang Stabat. Selanjutnya penulis ingin mengetahui tentang bagaimana sebenarnya pemahaman dari para informan mengenai Kredit Usaha Rakyat, tujuan dari pemberiannya, serta manfaatnya bagi UMKM. Hal ini penting untuk ditanyakan mengingat kejelasan informasi mengenai suatu program atau kebijakan serta pemahaman dari para implementor dan target group mengenai program atau kebijakan tersebut akan banyak menentukan keberhasilan dari sebuah program atau kebijakan. Untuk itu penulis mengajukan pertanyaan: “Apa sebenarnya Kredit Usaha Rakyat itu? Apa tujuan dari pemberian KUR? dan Apa manfaat KUR bagi UMKM?” Pertanyaan-pertanyaan ini penulis ajukan kepada Bapak Pimpinan Cabang, Account Officer, Petugas Administrasi Kredit, dan beberapa debitur KUR. Dan berikut ini disajikan kutipan dari jawaban beberapa informan tersebut. Universitas Sumatera Utara Bapak Pimpinan Cabang ”Kredit Usaha Rakyat adalah kredit pinjaman lunak yang diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin membuka atau mengembangkan usaha yang mana usaha tersebut feasible namun belum bankable.” “Tujuan dari pemberian KUR adalah untuk membiayai usaha masyarakat yang mana usaha tersebut menjadi jaminannya.” “Manfaatnya untuk memudahkan dan membantu masyarakat untuk membuka dan mengembangkan usaha sehingga manfaat akhirnya adalah meningkatkan ekonomi rakyat.” Bapak Account Officer KUR “Kredit Usaha Rakyat adalah kredit yang ditujukan bagi sektor UMKM yang belum terjangkau oleh skim kredit komersial pada umumnya agar mereka dapat memperoleh modal untuk membuka atau mengembangkan usaha.” “Tujuannnya untuk melayani pemberian modal kepada UMKM yang belum bankable tapi sudah feasible usahanya agar mereka dapat memperoleh modal melalui pinjaman KUR ini.” “Manfaatnya adalah agar sektor UMKM dapat lebih berkembang dengan adanya bantuan modal yang mereka terima dan juga dengan adanya KUR ini, diharapkan selama minimal tiga tahun, jika kreditnya lancar dapat berpindah menjadi skim kredit komersial biasa.” Debitur KUR Bapak Katiyo “Bagi saya KUR adalah kredit yang diberikan pemerintah melalui bank untuk membantu usaha-usaha yang belum bisa meminjam dalam bentuk kredit biasa sehingga dialihkan kepada kredit KUR yang lebih mudah persyaratannya.” “Kalau tujuannya adalah untuk mempermudah pemberian pinjaman kepada masyarakat yang ingin berusaha dan manfaatnya bagi saya sendiri yaitu menambah modal saya untuk membesarkan usaha.” Berdasarkan jawaban dari para informan penulis mengetahui bahwa dari pihak BRI Cabang Stabat sendiri, yaitu para pegawai yang terlibat dalam pemberian KUR telah benar-benar mengetahui apa itu sebenarnya KUR, tujuan dan juga manfaatnya. Dari pihak debitur juga dengan jelas mengetahui apa itu KUR serta tujuan dan manfaat KUR tersebut bagi mereka, hal ini dapat dilihat dari jawaban salah satu debitur serta debitur-debitur lainnya yang penulis wawancarai. Dari jawaban para informan dapat kita lihat bahwa kesepahaman Universitas Sumatera Utara mereka tentang KUR tidak jauh berbeda satu sama lain. Hal ini menyiratkan bahwa para informan tersebut, baik dari segi implementor pegawai BRI Cabang Stabat dan target group debitur KUR paham betul mengenai KUR. Hal ini baik bagi keberlangsungan KUR tersebut karena tentunya implementor tahu apa yang harus mereka lakukan dan kelompok sasaran paham akan manfaat KUR ini bagi mereka. Selanjutnya penulis ingin mengetahui mengenai jangka waktu pinjaman KUR dan apa saja persyaratan untuk memperolehnya. Penulis juga ingin mengetahui tanggapan dari para debitur mengenai jangka waktu yang disediakan dan syarat-syarat yang ditetapkan. Melalui jawaban dari para informan yang penulis wawancarai, penulis mengetahui bahwa jangka waktu yang disediakan oleh pihak BRI Cabang Stabat bervariasi antara tiga, lima, dan hingga tiga belas tahun. Sedangkan persyaratan untuk memperoleh KUR yang terutama adalah harus memiliki usaha dan dilengkapi dengan surat keterangan berupa KTP, Kartu Keluarga, NPWP, SIUP, dan Surat dari Kelurahan atau Kepala Desa. Dari beberapa jawaban para debitur dan pegawai BRI Cabang Stabat penulis dapat melihat bahwa persyaratan yang dipersyaratkan untuk memperoleh KUR cukup mudah dan jangka waktu yang disediakan juga telah sesuai dengan kebutuhan debitur. Mengenai syarat-syarat yang dibutuhkan untuk memperoleh KUR, penulis tertarik untuk mengetahui syarat-syarat apa yang menurut para debitur paling sulit untuk dipenuhi. Adapun jawaban dari para debitur tersebut sangat memuaskan. Menurut mereka, tidak ada syarat-syarat yang sulit untuk dipenuhi, karena semuanya dapat mereka lengkapi dengan mudah. Menurut mereka, setiap usaha Universitas Sumatera Utara yang benar-benar layak untuk dibiayai dan penilaian yang baik mengenai mereka oleh pihak bank adalah syarat yang dirasa paling penting untuk dipenuhi. Poin lainnya yang menarik penulis untuk menelusuri lebih dalam mengenai komunikasi KUR ini adalah mengenai penilaian yang baik seperti yang diungkapkan oleh para debitur tersebut. Penulis ingin mengetahui apakah para debitur tersebut tahu tentang apa saja dan bagaimana pihak bank menilai kelayakan mereka. Berdasarkan penjelasan oleh Bapak Pimpinan Cabang, Bapak Account Officer KUR, dan Ibu Petugas Administrasi Kredit, ada satu ketentuan yang lazim digunakan bank untuk menilai calon debitur, yaitu dengan analisis 5C Character, Capacity, Collateral, dan Condition of Economi. Penulis bertanya mengenai 5C tersebut kepada para debitur apakah mereka mengetahuinya dan penulis juga bertanya kepada Bapak Account Officer KUR apakah pihak bank pernah memberi tahu debitur tentang 5C tersebut. Adapun jawaban dari para debitur tersebut yaitu mereka tidak tahu mengenai 5C dan pihak bank pun tidak pernah memberitahukannya. Begitu pula jawaban dari Bapak Account Officer KUR yang mengatakan bahwa hal tersebut tidak pernah dikomunikasikan oleh pihak bank kepada debitur dan juga dirasakan tidak terlalu perlu karena merupakan prosedur perbankan. Selanjutnya, untuk mengetahui respons masyarakat terhadap KUR sejauh ini dan seberapa besar pemahaman yang lebih lanjut mengenai KUR dari para debitur, penulis mengajukan pertanyaan tentang bagaimana respons debitur terhadap KUR dan apakah debitur mengetahui bahwa KUR bukanlah hibah. Mengenai hal itu, Bapak Pimpinan Cabang mengatakan: “Respons dari debitur ya sangat senang, karena ringan. Persyaratannya ringan dan bunganya pun ringan. Kredit Usaha Rakyat ini juga sangat Universitas Sumatera Utara membantu bagi masyarakat yang selama ini menganggap berurusan dengan bank itu sulit.” “Mengenai tahu atau tidaknya masyarakat kalau KUR ini bukan hibah, iya memang, beberapa masyarakat berpikir kalau KUR ini hibah. Pikirnya ini bagi-bagi duit dari pemerintah. Padahal ini murni dana dari BRI. Makanya kita beri tahu kepada masyarakat kalau ini bukan hibah. Kami juga mengenakan agunan, tapi tidak wajib, hanya untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab mereka saja.” Mengenai respons masyarakat terhadap KUR, Bapak Account Officer, Ibu Petugas Administrasi Kredit dan semua debitur yang penulis wawancarai menyatakan bahwa KUR sangat membantu UMKM dalam menjalankan dan mengembangkan usaha. Sedangkan mengenai pengetahuan debitur mengenai KUR bukanlah hibah, semua informan menjawab bahwa debitur mengetahui bahwa KUR bukanlah hibah. Bapak Account Officer menyatakan bahwa KUR sangat membantu UMKM apalagi bagi mereka yang selama ini mungkin segan ke bank karena merasa ketiadaan jaminan. Sedangkan mengenai apakah masyarakat tahu bahwa KUR bukanlah hibah, Bapak Account Officer menyatakan bahwa masyarakat berada antara tahu dan tidak tahu. Jadi menurutnya, di sinilah fungsi bank penyalur KUR untuk menerangkan bahwa KUR bukan hibah dan murni 100 uang bank serta berbentuk hutang. Berdasarkan kutipan-kutipan jawaban dari para informan di atas serta penjelasan-penjelasan yang telah dikemukakan sebelumnya, kita dapat mengetahui bahwa indikator komunikasi dalam proses implementasi KUR di BRI Cabang Stabat sudah baik. Namun demikian bukan hanya faktor komunikasi saja yang menentukan baik tidaknya implementasi karena ada faktor lainnya yang saling berkaitan yang akan penulis paparkan selanjutnya. Universitas Sumatera Utara Jika melihat komunikasi, seperti yang telah penulis sebutkan tadi − berjalan dengan baik, kita dapat melihat hal tersebut dari jawaban para implementor yang paham dan mengerti tentang kebijakan yang sedang dijalankannya dan dari para kelompok sasaran yang juga paham tentang kebijakan yang dikenakan kepada mereka. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam prosesnya, komunikasi tersebut ditransmisikan dengan benar dan tepat, diterima dan disampaikan dengan jelas, serta memiliki konsistensi yang baik.

4.1.2. Sumber Daya