Disposisi Struktur Organisasi Fasilitas

memang BRI Cabang Stabat tidak memberlakukan hal yang demikian karena memiliki risiko yang besar akibat kemungkinan penyelewengan dana oleh pegawai yang bertugas untuk mengutip angsuran tersebut. Ke depanya, BRI Cabang Stabat juga akan menyediakan sistem kutipan harian atau mingguan kepada debitur. Namun pastinya hal itu dilakukan dengan cara yang lebih aman dan tidak berisiko. Petugas yang melakukan pengutipan akan dilengkapi alat validasi secara elektronik seperti yang alat pembaca kartu kredit atau debit. Namun, jumlah alat yang dimiliki oleh BRI Cabang Stabat masih sedikit sehingga belum dapat disebar kepada setiap pegawai yang akan bertugas di lapangan. Hal inilah yang merupakan salah satu kekurangan sumber daya yang dimiliki oleh BRI Cabang Stabat untuk meningkatkan kualitas pelayanan KUR. Namun hal tersebut juga bukan menjadi kendala yang begitu berarti karena selama ini belum ada para debitur yang mengeluh. Lagi pula, ada alasan keamanan yang lebih penting lagi untuk dipertimbangkan. Ke depannya pihak BRI Cabang Stabat berencana akan melengkapi alat validasi elektronik tersebut. Sehingga pada akhirnya, sumber daya yang dimiliki oleh BRI Cabang Stabat dalam implementasi KUR sudah baik.

5.1.3. Disposisi

Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana kebijakan sangat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan publik. Sikap terbentuk dari adanya kognisi yang dilihat dari pernyataan lisan tentang keyakinan dan perilaku yaitu tindakan yang tampak dari orang atau kelompok. Apabila persepsi masyarakat terhadap suatu kebijakan tidak baik, maka dapat Universitas Sumatera Utara menimbulkan perbedaan sikap maupun penilaian yang kurang baik terhadap implementasi kebijakan tersebut. Sikap daripada pelaksana program dalam menyikapi suatu kebijakan merupakan faktor yang tidak dapat dikesampingkan. Jika para pelaksana program setuju dengan isi suatu kebijakan, dan dalam hal ini berarti adanya dukungan, kemungkinan besar mereka akan melaksanakannya sebagaimana yang diinginkan oleh para pembuat kebijakan. Demikian pula sebaliknya, para pelaksana program mungkin memahami maksud dan sasaran program, namun mereka menolak muatan isi yang ada di dalamnya. Maka secara sembunyi-sembunyi mengalihkan dan menghindari implementasi program tersebut. Para pegawai BRI Cabang Stabat yang terlibat dalam pelaksanaan KUR memperlihatkan indikasi penerimaan yang positif terhadap KUR. Salah satu faktor yang menyebabkan penerimaan positif dan sikap mendukung yang ditunjukkan oleh para pegawai adalah karena pemberian reward berupa bonus di akhir tahun yang diberikan berdasarkan prestasi kerja. Pemberian reward ini mendorong para pegawai untuk meningkatkan kinerjanya. Sikap dari para pegawai BRI Cabang Stabat dalam pelaksanaan KUR adalah sangat baik. Hal itu berdasarkan atas kejujuran, disiplin, dan sikap melayani yang melekat dalam diri para pegawai dalam pelaksanaan KUR.

5.1.4. Struktur Organisasi

Implementasi kebijakan yang bersifat kompleks menuntut adanya kerja sama banyak pihak. Ketika struktur organisasi tidak kondusif terhadap implementasi suatu kebijakan, maka hal ini akan menyebabkan ketidakefektivan dan menghambat jalannya pelaksanaan kebijakan. Struktur organisasi yang Universitas Sumatera Utara mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh signifikan dalam implementasi. Salah satu dari aspek struktur yang paling mendasar dari organisasi apapun adalah prosedur organisasi standar. SOP merupakan perkembangan dari tuntutan internal dari kepastian waktu, sumber daya serta kebutuhan penyeragaman dalam organisasi kerja yang kompleks dan luas. Dengan menggunakan SOP, para pelaksana dapat mengoptimalkan waktu yang tersedia dan dapat berfungsi untuk menyeragamkan tindakan-tindakan pejabat dalam organisasi yang kompleks dan tersebar luas, sehingga dapat menimbulkan fleksibilitas yang besar dan kesamaan yang besar dalam penerapan peraturan. Penerapan SOP dapat membantu implementasi kebijakan apabila SOP yang digunakan disesuaikan dengan ke arah pencapaian tujuan kebijakan serta mampu menanggapi hal-hal baru. Sebaliknya, SOP sangat mungkin menghalangi implementasi kebijakan apabila SOP yang digunakan adalah prosedur lama yang terus dipertahankan. Dalam pengimplementasian Kredit Usaha Rakyat, BRI Cabang Stabat telah memiliki SOP yang baku. BRI Cabang Stabat telah memiliki prosedur tentang tahapan-tahapan KUR, kebijakan tentang analisis kredit, prosedur bagi debitur yang bermasalah dan yang baik, serta prosedur mengenai agunan tambahan. Semua prosedur-prosedur tersebut dilaksanakan sebaik-baiknya oleh para pegawai sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Terdapat juga penyebaran tugas, wewenang, dan tanggung jawab di antara masing-masing pegawai yang terlibat. Penyebaran tanggung jawab atau yang disebut dengan fragmentasi ini dalam suatu pelaksanaan kebijakan memerlukan Universitas Sumatera Utara suatu koordinasi. Dari yang penulis lihat, diketahui bahwa koordinasi antara pegawai yang terlibat dalam pelaksanaan KUR berlangsung dengan sangat baik.

5.2. Analisis Hubungan Semua Variabel dalam Implementasi KUR pada BRI Cabang Stabat