Kelemahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM di Indonesia

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 dua miliar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah. B. Menurut Badan Pusat Statistik BPS Badan Pusat Statistik BPS memberikan definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja lima orang sampai sembilan belas orang, sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja dua puluh orang sampai 99 orang. C. Menurut Kementrian Keuangan Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316KMK 0161994 Tanggal 27 Juni 1994 bahwa Usaha Kecil sebagai peroranganbadan usaha yang telah melakukan kegiatanusaha yang mempunyai penjualanomzet per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000,00 atau aset setinggi-tingginya Rp 600.000.000,00 di luar tanah dan bangunan yang ditempati. Contohnya Firma, CV, PT, dan Koperasi yakni dalam bentuk badan usaha. Sedangkan contoh dalam bentuk perorangan antara lain pengrajin, industri rumah tangga, peternak, nelayan, pedagang barang dan jasa yang lainnya.

1.6.4.2. Kelemahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM di Indonesia

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM walaupun dalam pelaksanaannya sangat dibutuhkan karena akan menciptakan dunia usaha baru, tetapi pada kenyataannya, UMKM masih memiliki banyak kelemahan, seperti Tohar, 2009: 29: Universitas Sumatera Utara 1. Tidak mengetahui secara tepat kebutuhan modal kerja karena tidak memiliki perencanaan kas yang baik. 2. Sering terjadi kesalahan manajemen dan ketidakpedulian pengelolaan terhadap prinsip-prinsip manajerial. 3. Sumber modal yang terbatas pada kemampuan pemilik. 4. Tidak memiliki program pengendalian dalam memulai usaha. 5. Tidak pernah memiliki studi kelayakan, penelitian pasar dan analisis perputaran uang. Berdasarkan dari kelemahan di atas, maka strategi pengembangan atau pemberdayaan yang diupayakan selama ini dapat diklasifikasikan dalam Kuncoro, 2000: 1. Aspek manajerial, yang meliputi peningkatan produktivitas, meningkatkan kemampuan pemasaran, dan pengembangan sumber daya manusia. 2. Aspek permodalan yang meliputi bantuan modal dan kemudahan kredit. 3. Mengembangkan program kemitraan dengan besar usaha baik lewat sistem Bapak-Anak Angkat, PIR, Keterkaitan hulu-hilir forward linkage, keterkaitan hilir-hulu backward linkage, modal ventura, ataupun sub-kontrak. 4. Pengembangan sentra industri kecil dalam suatu kawasan apakah berbentuk PIK Pemukiman Industri Kecil, LIKLingkungan Industri Kecil, SUIK Sarana Usaha Industri Kecil yang didukung oleh UPT Unit Pelayanan Teknis dan TPI Tenaga Penyuluh Industri. 5. Pembinaan untuk bidang usaha dan daerah tertentu lewat KUB Kelompok Usaha Bersama, KOPINKRA Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan. Universitas Sumatera Utara

1.7. Definisi Konsep

Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 2006: 33. Sehingga dengan konsep maka peneliti bisa memahami unsur-unsur yang ada dalam penelitian baik variabel, indikator, parameter maupun skala pengukuran yang dikehendaki dalam penelitian. Adapun definisi konsep yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Implementasi Kebijakan adalah merupakan pengejawantahan keputusan mengenai kebijakan untuk dilaksanakan oleh penyelenggara kebijakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan sasaran kebijakan. Model implementasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model George C. Edwards III, yang memiliki empat variabel, yakni: a. Komunikasi, yaitu adanya kejelasan informasi yang diterima oleh pelaksana KUR dan komunikasi yang efektif antara pelaksana KUR dengan para kelompok sasaran target group yaitu debitur KUR. b. Sumber daya, yaitu ketersediaan sumber daya, baik sumber daya manusia, finansial maupun fasilitas yang memadai di dalam pelaksanaan KUR. c. Disposisi, yaitu sikap atau karakteristik diri yang dimiliki oleh penyelenggara kebijakan seperti misalnya kejujuran dan komitmen dalam pelaksanaan KUR. Universitas Sumatera Utara