Upaya Pemberdayaan Kelompok Tani Museum

61 direvitalisasilah lagi kelompok tani didesa ini, yang lama tetap kita masukkan dan kita bentuk lagi kelompok baru” Ibu Ripka Ginting Beliau tergolong penyuluh yang bergaul kepada petani dengan sangat akrab. Beliau juga sangat rajin dalam memberikan penyuluhan-penyuluhan dan memberikan diskusi kepada petani yang ada di Desa Raya, tak terkecuali terhadap kelompok tani Museum. Beliau sangat sabar melakukan pendekatan-pendekatan terhadap petani yang melakukan interaksi dengan petani-petani. Seiring dengan pembicaraan yang peneliti lakukan dengan beliau, beliau mengungkapkan visi sebagai penyuluh pertanian untuk membantu berkembangnya petani melalui kelompok tani. Hal tersebut diperkuat dari hasil wawancara: “ kalo penyuluh pertanian visinya supaya kelompok tani didesa bisa diberdayakan, misinya supaya kelompok tani didesa bisa berkembang, jadi aspirasi mereka, apa yang mereka mau untuk pertaniannya bisa tertampung melalui kami, misalkan mereka ada permintaan apapun, mereka bisa mengusulkan melalui kami kebadan penyuluh, kayak kemaren dikelompok tani museum dapat alat mesin mengolah pupuk kompos”. Ibu Ripka Ginting

4.4 Interpretasi Data

4.4.1 Upaya Pemberdayaan Kelompok Tani Museum

Dalam konteks pemberdayaan petani, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan seperti mengembangkan kelompok tani sebagai organisasi petani yang tangguh. Melalui kelompok tani memfasilitasi proses pembelajaran petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis, membantu menciptakan iklim usaha yang menguntungkan, Universitas Sumatera Utara 62 memberikan rekomendasi dan mengusahakan akses petani kesumber-sumber informasi dan sumberdaya yang mampu membantu memecahkan masalah yang dihadapi petani. Berdasarkan temuan yang didapat dilapangan oleh peneliti pemberdayaan yang ada pada kelompok tani museum berupa pemberdayaan ekonomi dan pemberdayaan sosial terhadap petani.

4.4.1.1 Pemberdayaan Bidang Ekonomi Melalui PUAP Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan PUAP merupakan salah satu program yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan. Salah satu program yang bertujuan terhadap pengentasan kemiskinan dipedesaan adalah PUAP Pengembangan usaha agribisnis pedesaan. PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha bagi petani yang dikoordinasikan oleh Gapoktan. Hasil penelitian memperlihatkan pelaksanaan program PUAP bagi kelompok tani Museum pada tahun 2008 ini, menyatakan bahwa dana PUAP secara terkoordinasi masuk ke rekening Kelompok Tani Museum, dengan adanya dana PUAP yang langsung dilimpahkan kepada kelompok tani Museum, maka secara otomatis ketua kelompok tani Museum beserta anggota kelompok musyawarah untuk membicarakan pengelolahan bantuan yang diperoleh sebesar 10 juta kepada kelompok tani Museum. Dana PUAP yang sebesar 10 juta tersebut yang terkoordinasi oleh Gabungan kelompok Tani Gapoktan Desa Raya. Dengan hasil musyawarah yang yang diputuskan oleh keanggotaan kelompok tani Museum bahwa memutuskan dana bantuan PUAP tersebut Universitas Sumatera Utara 63 dipergunakan untuk kegiatan simpan pinjam para anggota kelompok tani museum. Hal tersebut dituturkan oleh ketua Kelompok Tani Museum: “ 2008 itu gapoktan dapat bantuan PUAP dana 100 juta untuk dana permodalan, baru uang itu dibagikan ke 10 kelompok tani, dikelompok tani museum ini uang yang 10 juta itu kita buat jadi modal pinjaman anggota kelompok museum dengan bunga 2 agar uang ini bertambah karena ada pertanggung jawaban kegapoktan, dengan 2 itu, 1 untuk Gapoktan 1 lagi untuk administrasi kelompok tani, meminjam uang itu harus dengan beberapa syarat yang neken itu harus ikut suami-istri, perjanjian peminjaman diatas kertas yang bermaterai” D. Sembiring Hal yang sama juga dituturkan oleh bapak Jekson Kemit, dimana beliau selaku bendahara kelompok tani museum : “dapat dana PUAP kemaren kelompok tani didesa kita ini, ya didiskusikanlah semua anggota dikemanakan dana PUAP yang 10 juta ini, sepakatnya dijadikanlah modal simpan pinjam untuk semua anggota museum”Jekson Kemit Dari Penjelasan diatas bahwa dana program PUAP yang diberikan kepada kelompok tani Museum dialokasikan sebagai dana simpan pinjam kelompok tersebut. Pengelolahan dana PUAP yang dialokasikan menjadi kegiatan usaha simpan pinjam yang ada pada kelompok tani museum bersifat tertutup, tertutup dalam arti hanya dapat dimanfaatkan untuk anggota-anggota kelompok tani museum. Dengan berawal dari bantuan permodalan yang diberikan pemerintah melalui gabungan kelompok tani di Desa Universitas Sumatera Utara 64 Raya lalu disalurkan maka keanggotaan kelompok tani museum mengelola permodalan simpan pinjam. Hal yang sama juga dituturkan oleh penyuluh pertanian yang mengetahui adanya bantuan program PUAP yang diberikan oleh dinas pertanian setempat kepada kelompok tani, termasuk kelompok tani museum pada saat itu, berikut penuturan Ibu Ripka Ginting selaku penyuluh pertanian: “ itu dana PUAP di Desa Raya berkisar 100 juta diserahkan ke Gapoktan jadi dari gapoktan disalurkan kekelompok, jadi yang masuk terdaftar dana PUAP kemaren itu hanya 10 kelompok, jadi disini kita memfasilitasi bagaimana penyebarannya, jadi dana itu kelompok yang mengolah dalam bentuk simpan pinjam, jadi diberi dana itu bukan sekedar saja, tapi setiap anggota yang meminjam ada bunganya itu, itulah bunganya itu untuk kelompok tani sebagai pertanggjawaban, tapi disini bunganya hanya 1 itu untuk laporan ke gapoktan ajanya. “ Ibu Ripka Ginting Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan dorongan dan bantuan pemerintah terhadap kelompok tani maka kelompok tani museum berinisiatif untuk mengolah dana PUAP yang sebesar 10 juta tersebut kedalam kegiatan simpan pinjam dikeanggotaan kelompok tani museum. Dimana dalam penuturan ketua kelompok tani tersebut bahwa untuk dapat meminjam dana yang telah dilimpahkan untuk kegiatan simpan pinjam tersebut tidaklah sembarangan, terdapat syarat-syarat tertentu dalam kegiatan meminjam pada kelompok. Sesuai dengan sifatnya yang lebih sebagai program dengan pendekatan delivery, maka tidak dapat dihindari pelaksanaanya yang juga bersifat top-down dan sentralistis. Walaupun dalam jangka pendek program-program tersebut dapat mengangkat masyarakat Universitas Sumatera Utara 65 terbawah dari kemiskinan, dalam jangka panjang akan menimbulkan sifat-sifat ketergantungan, terutama ketergantungan pada program-program dari luar khusunya pemerintah. Sebagai akibat lebih lanjut akan sulit tercipta proses pembangunan yang berkelanjutan, karena masyarakat akan melakukan aktivitas selama ada program saja, apabila program tersebut berhenti maka mereka juga berhenti dan menunggu turunya program-program berikutnya Soetomo, 2006: 393. Dengan berjalannya waktu, pengolahan permodalan simpan pinjam yang dilakukan oleh kelompok tani Museum semakin mandiri, dimana mereka dapat mengelola kegiatan simpan pinjam tersebut secara mandiri dan kreatif dengan mengelola simpan pinjam secara teratur dan terorganisasi sesuai dengan peraturan yang disepakati bersama oleh anggota kelompok. Dimana kesepakatan saat ini yang ada mengenai pengelolaan kegiatan simpan pinjam tersebut yang dikelola oleh anggota kelompok mengenai bunga pinjaman, yaitu hanya beban bunga sebesar 1, dimana bunga yang 1 tersebut dipergunakan hanya untuk admistrasi peminjaman, dan bunga yang 1 tersebut digunakan untuk segala biaya admistrasi kelompok tani museum tersebut. Selain berasal dari bantuan pemerintah, keanggotaan kelompok tani museum juga memiliki iuran bulanan, dimana iuran bulanan tersebut juga sebagai tambahan modal ekonomi kelompok yang dapat digunakan sebagai kegiatan simpan pinjam pada kelompok tersebut. Hal tersebut dituturkan oleh ketua kelompok tani Museum: “Iuran perbulan sepuluh ribu tiap anggota, jadi uang yang dikumpul sepuluh ribu itu digunakan untuk anggota sama biaya-biaya pengeluaran pengurus umpamanya entah ada pertemuan rapat, jadi itu dikeluarkan sebagian dengan pembukuan yang jelas oleh bendahara, jadi uang yang terkumpul itu dipinjamkan sama anggota yang Universitas Sumatera Utara 66 membutuhkan dengan biaya bunya 1, sistemnya bergilir dipake 3 bulan sekali untuk anggota” D. Sembiring Hal senada juga disampaikan oleh bapak Merga Ginting sebagai mana didalam keanggotaan sudah terstruktur dengan baik dan memiliki tugas masing-masing didalam bidangnya. Berikut hasil penuturan beliau: “dari iuran yang kita kumpul tadi itukan, ada bendahara itulah pak jekson kemit itu yang mencatat berapa uang masuk sama uang keluar kita dari iuran yang dikumpul tadi, anggota yang menyetor itu dicatat, jadi semua jelas uang keluar sama uang masuknya, dari iuran kas itulah jadi simpan pinjam, jadi seperti tabungan juga sama kelompok” Merga Ginting Mengacu dari penjelasan diatas, pemberdayaan ekonomi yang dibentuk oleh kelompok tani museum saat ini adalah kegiatan usaha simpan pinjam. Usaha simpan pinjam ini bukanlah merupakan suatu usaha pinjam, yaitu dimana seseorang dapat meminjam saja, tetapi suatu usaha yang juga membina anggotanya untuk menabung, oleh karena itu, usaha simpan pinjam harus mempunyai efek membawa kesejahteraan anggota, tidak hanya menanamkan sikap meminjam saja. Kegiatan usaha simpan pinjam tersebut digunakan kelompok untuk sarana sebagai membantu anggota dalam menopang kebutuhan sehari-hari bagi anggota yang mengalami ekonomi yang kurang dalam segi keuangan, selain itu kegiatan usaha simpan pinjam ini berfungsi sebagai pinjaman modal usaha bagi anggota kelompok yang mengalami kekurangan modal untuk modal pertaniannya. Kegiatan usaha simpan pinjam yang berfungsi untuk sarana sebagai membantu anggota dalam menopang kebutuhan Universitas Sumatera Utara 67 sehari-hari petani merupakan fungsi manifest yang diterima oleh petani. Fungsi nyata manifest adalah konsekuensi objektif yang membantu penyesuaian atau adaptasi dari sistem dan disadari oleh partisipan dalam sistem tersebut Poloma, 2010 : 39 . Dalam hal ini kegiatan simpan pinjam yang ada pada kelompok tani museum secara langsung petani merasakan tujuan dari adanya kegiatan simpan pinjam tersebut, petani langsung merasakan manfaat yang diperoleh berupa mereka dapat meminjam uang untuk keperluan sehari-hari anggota. Hal tersebut dapat terlihat dari penuturan dari seorang anggota yang secara langsung merasakan fungsi dari simpan pinjam tersebut: “… memang kalo hidup sebagai petani sudah saling membantu, walaupun bapak berasal dari suku jawa sudah bapak rasakan dimanapun bapak tinggal, kelompok tani kami itu buat iuran bulanan supaya ada uang simpanan nanti kalo lagi habis habisnya uang kita, kayak bapak kemarin minjam dikelompok, kebetulan lagi ga bagus tanaman kita yang gunung kemaren itu, rusak semua tanaman bapak, gak ada lagi uang untuk sehari-hari makan bapak sama istri. ” Pak Suadi Dari penjelasan diatas dapat dianalisa, dimana kegiatan simpan pinjam yang ada pada kelompok tani museum tersebut sangat membantu terhadap masa depan para anggota, kita ketahui banyak unsur- unsur yang mempengaruhi kegiatan produktivitas pertanian, salah satunya iklim, iklim yang kurang baik sangat mepengaruhi produktivitas pertanian petani, sehingga petani dapat dikatakan tidak memiliki penghasilan ataupun dapat dikatakan merugi jika melihat iklim yang kurang bersahabat terhadap produktivitas pertanian, hal tersebut mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi petani, dimana petani tidak dapat mengahasilkan apa-apa dari pertaniannya sehingga sama sekali tidak memiliki penghasilan. Dengan adanya kegiatan simpan pinjam tersebut berdampak postif Universitas Sumatera Utara 68 pada petani, dimana kegiatan simpan pinjam tersebut menjadi salah satu bantuan yang diharapkan petani. Fungsi kegiatan usaha simpan pinjam tersebut bukan hanya sekedar wadah meminjam uang bagi anggotanya, fungsi dari kegiatan usaha simpan pinjam ini juga mengajarkan kepada petani untuk hidup hemat, hidup hemat dalam arti disini bukan berarti hidup kikir. Hidup hemat ialah dapat menggunakanmengatur penggunaan uang secara bijaksana, tanpa pemborosan, serta menabung setiap rupiah yang dapat disimpan. Dengan hidup hemat masyarakat petani dapat dipastikan kehidupan masyarakat petani dapat berjalan baik. Dimana setiap pengeluaran sehari-hari yang akan dikeluarkan oleh keluarga akan dapat dikontrol sehingga keuangan petani dapat dikatakan lebih baik dari sebelumnya. Fungsi dari kegiatan usaha simpan pinjam yang mengajarkan kepada petani untuk hidup hemat adalah fungsi yang diperoleh petani secara tidak sadar. Fungsi laten adalah fungsi yang tidak disadari oleh individu tersebut Poloma, 2010:39, dengan adanya iuran petani dalam kelompok tani yang dibayarkan setiap bulannya maka secara tidak langsung petani memperoleh pelajaran yang sangat berharga dimana petani dapat belajar menabung didalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu, secara laten kegiatan usaha simpan pinjam ini berfungsi sebagai ikatan pemersatu kelompok. Kegiatan usaha simpan pinjam merupakan suatu kegiatan kerjasama antar manusia, maka perlu dipikirkan bagaimana manusia itu dapat kerjasama dengan baik. Memang dalam beberapa segi manusia ada pembeda, baik itu dalam hal apapun, dan hal ini tidak perlu dipaksakan untuk sama. Tetapi untunglah dalam kegiatan usaha simpan pinjam itu selalu ada sesuatu yang sama, persamaan yang sama itu disebut “common bond” atau “ ikatan pemersatu”. Inilah yang menjadi titik tolak pemersatu dalam kegiatan usaha simpan Universitas Sumatera Utara 69 pinjam tersebut Wiryanto. 1973: 140. Simpan pinjam yang berfungsi sebagai ikatan pemersatu dimaksudkan adalah dimana dengan adanya kegiatan simpan pinjam yang ada pada kelompok tani dapat menyatukan anggota kelompok tersebut dalam bidang ekonomi. Dimana terdapat rasa saling membantu sesama jika ada keluarga salah satu anggota kelompok yang mengalami kekurangan secara ekonomi. Kegiatan usaha simpan pinjam juga berfungsi sebagai sarana pembangunan masyarakat melalui kerjasama, pembangunan masyarakat disini justru dicapai dengan suatu kegiatan sosial, karena usaha simpan pinjam bukanlah usaha perseorangan, tetapi merupakan suatu usaha kelompok bersama, baik secara struktural maupun secara fungsional, artinya bahwa usaha simpan pinjam ini mempunyai struktural sosial dan fungsi sosial dalam hubungan antara manusia. Hal tersebut yang menyebabkan bahwa usaha simpan pinjam itu disebut suatu sarana pembangunan masyarakat.

4.4.1.2 Pemberdayaan Bidang Sosial Bertujuan Peningkatan Produktivitas

Pertanian Dalam hal ini pemberdayaan sosial terkait dengan pengembangan sumber daya manusia. Dalam pemberdayaan sosial, segi yang membedakannya dengan konteks ekonomi ialah pada peningkatan produktivitas terutama menyangkut pengorganisasiannya. Sementara pemberdayaan sosial lebih diarahkan pada pemeliharaan penghasilan yang yang dilaksanakan oleh organisasi-organisasi pelayanan manusia dan organisasi tingkat lokal. Tujuan utamanya berpijak pada prinsip bahwa manusia sebagai subjek dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat bukan hanya sebagai objek dari Universitas Sumatera Utara 70 efektivitas ekonomi atau objek dari segelintir kelompok yang mendominasi aktivitas perekonomian. Aktivitas sosial yang ada pada kelompok tani museum yang berguna meningkatkan produktivitas pertanian diantaranya : Penyuluhan Pertanian secara Umumkeseluruhan , Pengadaan pupuk subsidi, Pelatihan pembuatan bokasikompos organik.

A. Pemberdayaan Melalui Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non-formal bagi petani beserta keluarganya yang meliputi kegiatan dalam ahli pengetahuan dan keterampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, selain bisa berkomunikasi secara efektif dengan petani sehingga mendorong minat belajar mereka dan harus berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh petani. Penyuluhan yang ada pada kelompok tani Museum merupakan mempunyai kurun waktu tertentu, dimana kegiatan tersebut sudah diatur oleh badan penyuluh pertanian Kabupaten Karo. “ kegiatan kelompok kita ya dapat penyuluhan dari dinas, kadang model penyuluhannya dibuat secara massal kesemua kelompok tani itu, jadi bisa semua anggota kelompok ikut kepenyuluhan itu, tapi kadang dibuatnya juga perwakilan-perwakilan dari setiap kelompok itu, entah itu ketuanya atau siapa yang ada waktunya ikut” D. Sembiring Hal tersebut juga di tuturkan oleh salah satu anggota kelompok tani Museum yaitu Bapak Merga Ginting , dengan menuturkan hal yang sama terhadap bapak D. Sembiring. Berikut hasil wawancara terhadap bapak Merga Ginting: Universitas Sumatera Utara 71 “ada penyuluh dari pemerintah buat kelompok tani ini,sebelum datang pasti ketua kelompok rapat itu membicarakan waktu sama tempat penyuluhan nantinya, tapi kalo kita mau minta penyuluh bisa juga, kita buat proposalnya ke dinas, kita ajukan sama orang itu siapa penyuluh kita, tapi kalo kita minta itu lumayan lama kita nunggu di acckan orang itu. ” Merga Ginting Dari penuturan diatas bahwa, penyuluh pertanian merupakan media pemberdayaan terhadap petani di kelompok tani museum, dengan antusias petani terhadap kegiatan penyuluhan pertanian tersebut maka diharapkan petani memperoleh ilmu-ilmu yang bermanfaat terhadap kegiatan proses bercocok tanam petani. Tujuan dari penyuluh pertanian untuk membantu petani dalam melakukan perkembangan pertaniannya, dimana penyuluh berguna untuk membantu secara langsung dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam pertaniannya serta dapat melakukan inovasi-inovasi terhadap kegiatan petani tersebut. Hal tersebut diperkuat oleh hasil wawancara : Kalau penyuluh pertanian itu visinya supaya kelompok tani didesa diberdayakan, misinya supaya kelompok tani didesa itu bisa berkembang, jadi aspirasi mereka, apa yang mereka mau untuk pertaniannya, bisa tertampung melalui kami, misalkan ada mereka permintaan apapun, mereka bisa mengusulkan melalui kami kebadan penyuluh, kayak kemaren kan ada bantuan untuk kelompok tani Museum itu mesin pengolah pupuk kompos, itu dibangun tempatnya di depan rumah sakit efarina” Ibu Ripka Ginting Selaku Petugas Penyuluh Pertanian Universitas Sumatera Utara 72 Penyuluhan pertanian sangatlah diperlukan dalam pembangunan pertanian saat ini yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani sehingga dengan penyuluhan, masalah yang dihadapi oleh petani dan upaya pemecahannya dapat diselesaikan. 1. Penyuluhan pertanian sebagai proses penyebaran informasi Penyuluhan pertanian merupakan proses penyebaran informasi yang diperlukan dan berkembang selama pelaksanaan pembangunan pertanian. Informasi tersebut berupa inovasi yang diperoleh dari hasil kajian maupun pengalaman dilapangan, masalah- masalah yang perlu dicari pemecahannya agar tujuan pertanian yang telah direncanakan dapat tercapai. Dari penjelasan diatas di perkuat juga dari hasil wawancara dengan petugas penyuluh pertanian : “itulah tujuan dari penyuluh pertanian untuk petani, membantu petani menyelasaikan masalah-masalah pertanian mereka, mereka juga bisa mengusulkan permintaan mereka untuk pertaniannya melalui kami” Ibu Ripka Ginting Selain penuturan Ibu Ripka Ginting, penuturan yang sama juga oleh bapak D. Sembiring selaku ketua kelompok tani Museum: Memang secara materi masih belum maksimallah, tapi secara pengetahuan, pengalaman bertambah, ilmu yang didapat itukan bisa digunakan untuk kegiatannya, ada pertemuan umpamanya kayak SLPHT itu, kan tambah pengetahuan wawasannya yang didapatkankan itu bisa diterapkan diladangnya”.D. Sembiring Universitas Sumatera Utara 73 Dari penjelasan hasil wawancara tersebut, fungsi manifest yang diterima petani dengan adanya penyuluhan pertanian tersebut mereka memperoleh informasi dan ilmu yang sebelumnya tidak dimiliki oleh petani, seperti penjelasan dari ketua kelompok tani adanya SLPHT sekolah lapangan pengendalian hama terpadu dengan adanya sekolah lapangan tersebut informasi yang diperoleh petani tersebut bertambah. 2. Penyuluhan pertanian sebagai proses perubahan perilaku Penyuluhan pertanian merupakan suatu sistem pendidikan non-formal yang tidak sekedar memberikan penerangan atau menjelaskan tetapi berupaya untuk merubah perilaku sasarannya agar memiliki pengetahuan pertanian dalam berusaha tani secara luas, memiliki pengetahuan pertanian dalam berusaha tani secara luas, memiliki sikap progresif untuk melakukan perubahan dan inovatif terhadap sesuatu yang baru serta terampil dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Dari penjelasan tersebut diperkuat oleh penuturan dari Ibu Ripka yaitu sebagai penyuluh, beliau berpendapat bahwa dengan adanya penyuluhan pertanian yang beliau berikan maka petani-petani yang mengikuti penyuluhan secara sungguh-sungguh sudah pasti ada perubahan cara dia bercocok tanam, mulai dari pembibitan, cara perawatan, cara panen yang baik, hingga apa yang harus dilakukan setelah panen pasca panen. Berikut hasil wawancara ibu ripka : “…sudah pastilah kemajuan mereka terlihat, itu tadi dia mulai dari metode tanam, pasca panen, jadikan pengetahuan mereka jelas lebih bertambah, kamipun ngasi penyuluhankan bahannya apa yang diperlukan petani itu, Universitas Sumatera Utara 74 apa saja masalah-masalah pertanian yang sekarang ini, apa saja kebutuhan petani” Ibu Ripka Ginting Perubahan perilaku petani seperti awalnya mereka hanya mengetahui proses kegiatan pertanian secara umum atau biasa-biasa saja, namun dengan adanya proses penyuluhan pertanian maka perilaku petani semakin menuju kearah yang lebih baik. Penjelasan diatas diyakini dengan penuturan bapak D. Sembiring selaku ketua kelompok tani Museum, berikut hasil penuturan beliau: “contohnyalah aku yang nanam jeruk, dulu belum tau aku kalo batang jeruk itu perlu disikat batangnya karena dibatangnya itu selalu tumbuh jamur, jamur itulah yang merusak batang jeruk itu, makanya jeruk sekarang udah mulai rusak, jadi dikelompok ini anggota diskusi tentang masalah tanamannya, kadang dikede waktu pulang dari ladangpun seringnya diskusi. ” D. Sembiring Selain itu kegiatan yang dilakukan kelompok tani Museum ialah memasang perangkap lalat buah pada tanaman jeruknya secara bersama-sama secara berkala, berikut penuturan ketua kelompok : “ kelompok kitakan komoditi tanamannyakan jeruk, jadi sekali seminggu kumpul kita entah itu diladang atau dikede, itu bicara tetang buat perangkap lalat buah, itu skarang hama yang buat jeruk kita ini rusak” D. Sembiring Hal yang sama juga dituturkan oleh bapak Jekson Kemit, dimana permasalahan yang ada pada petani didesa ini terutama pada umumnya petani tersebut memiliki tanaman jeruk adalah hama lalat buah yang sangat mengkawatirkan para petani, sehingga petani semakin intensif untuk melakukan perbincangan baik itu secara formal maupun Universitas Sumatera Utara 75 tidak formal seperti yang dilakukan kelompok petani museum, berbincang di kedai kopi untuk membicarakan pembuatan perangkap lalat buah pada ladang mereka. berikut penuturan Bapak Jekson Kemit : “kita kelompok tani itu selalu tanya menanya bagaimana perkembangan ladang kita itu, kamipun pernah buat perangkap lalat buah untuk hama lalat buah jeruk sekarang, karena hama lalat buah itu sekarang yang jadi masalah petani disini, giliran itu biasanya kalo buat perangkap lalat buah” Jekson Kemit Dari penjelasan ketua kelompok tani, kegiatan memasang perangkap lalat buah tersebut merupakan kegiatan yang rutin dilakukan oleh kelompok tani Museum, dimana kelompok tersebut melakukan pertemuan dengan seluruh anggota kelompok baik diladang salah satu anggota , dan terkadang berdiskusi di warung kopi. Dengan adanya kegiatan memasang perangkap lalat buah tersebut, maka secara otomatis seluruh anggota kelompok tani museum telah melakukan kemajuan dengan perilaku bersama untuk menyelesaikan permasalahan pertanian yang ada pada kelompok tani Museum. 3. Penyuluhan pertanian sebagai proses pendidikan Didalam kegiatan penyuluhan pertanian berguna juga sebagai proses pendidikan bagi petani, begitu juga halnya terhadap kelompok tani museum. Berdasarkan dari penuturan ketua kelompok tani bahwa dengan adanya penyuluhan pertanian ini dianggap petani sebagai proses pendidikan bagi petani yang pada umumnya hanya memiliki pengetahuan bertani hanya lewat pengalaman dimasa sebelumnya, sedangkan permasalahan-permasalahan pertanian sekarang sudah mulai banyak berkembang, berikut penuturan beliau: Universitas Sumatera Utara 76 “…kalo orang dikampung tau lah kam macammana sekolahnya kan ? mana banyak petani dikampung yang tamat sekolah tinggi-tinggi, karna gak sekolahnya orang yang dikampung ini makanya jadi petani dia, jadi supaya petani tadi berkembang pikirannya tadi, dibuatlah penyuluhan tadi seperti model sekolah lapangan itu, itulah tempatnya petani supaya mereka belajar, mulai dari awal tanam itu dia sampai ke panennya itu” D. Sembiring Hal yang sama juga dituturkan oleh petugas penyuluh pertanian ibu ripka ginting: “ ya itulah salah satunya tujuannya penyuluhan pertanian ini, tugas kami sebagai penyuluh memberikan pendidikan pertanian kepada petani didesa ini, agar petani-petani didesa ini dapat kita berdayakan, selama ini memang kurang perhatian sama mereka ini” Ibu Ripka Ginting Selain itu penuturan Bapak Merga Ginting juga menyampaikan penuturan yang sama : “sebenarnya kami petani inipun sudah sarjananya kayak kalian mahasiswa-mahasiswa itu, perbedaannya hanya kalian punya ijazah sarjana, kalo kami sarjana penyuluhanlah…ya kek gitulah petani didesa” Merga Ginting Dalam penelitian ini peneliti membagi kategori pengetahuan petanian yang diperoleh petani dalam kegiatan penyuluhan kedalam 3 kategori yaitu pengetahuan penanaman, pengetahuan perawatan, pengetahuan panen. a. Pengetahuan Penanaman Setiap kegiatan petani dimulai dari sistem penanaman, setiap petani harus memiliki pengetahuan mengenai hal penanaman terhadap pertaniannya. Yang dimaksud dari pengetahuan penanaman ialah segala sesuatu pengetahuan pertanian mengenai Universitas Sumatera Utara 77 proses penanaman tumbuhan yang dimiliki oleh petani, diantaranya adalah keragaman tanam, musim tanamwaktu tanam. ‐ Keragaman tanam Pengetahuan keberagaman tanaman merupakan satu hal yang vital bagi seorang petani sebelum melakukan kegiatan bercocok tanam. Pengetahuan keragaman tanam merupakan pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh petani. Dengan adanya pengetahuan dasar mengetahui keragaman tanam dapat dikatakan petani tersebut telah memiliki dasar untuk mengetahui tanaman apa yang cocok untuk di tanam pada lahan pertaniannya. Dari penjelasan diatas, pengetahuan keragaman tanaman seharusnya dimiliki oleh petani secara baik, agar petani tersebut tidak melakukan pekerjaan yang sia-sia terhadap kegiatan pertaniannya. Seperti penuturan oleh ketua kelompok tani Museum: “ kita petani inikan seharusnya tau mau nanam apa kita diladang kita itu, udah harusnya kita tau jenis tanaman itu, kan banyak dia jenis tanaman yang sekarang udah mulai susah ditanam ditanah karo ini, kayak stroberi udah susah skarang kalo mau kita nanam itu, karna udah gak sesejuk dulu lagi tanah karo ini, tanah sekrang pun udah mulai manja, harus dikasi pupuk, padahal pupuk itu lama-lama bisa rusak dibuatnya tanah itu” D. Sembiring ‐ Musim Waktu Tanam Dalam kegiatan pertanian selain mengetahui keragaman tanaman baik, petani juga harus dapat mengetahui waktu musim tanam, petani yang mengetahui musim tanam Universitas Sumatera Utara 78 merupakan petani yang memiliki dasar pertanian yang kuat. Petani tersebut dapat mempelajari tanaman apa yang cocok pada pertaniannya. Seperti penuturan Bapak Jekson Kemit berikut: “ selama ini kan kami petani-petani disini pasti udah tau kami waktu-waktu tanam itu, masa pulak lah gak tau kamlah dulu udah dari kecil kami diajarkan bertani sama orangtua dulu, tapi kadang kan cuaca ini inikan gak tau kita ganti-ganti selalu, sekarang ajapun tanah karo ini gak sedingin dulu kam taunyakan”. Jekson Kemit Dari penjelasan diatas dapat dianalisa bahwa petani-petani yang ada pada saat ini sebelumnya juga sudah memiliki kemampuan dalam bidang membaca iklim waktu tanam, dimana seperti halnya yang dikatakan Bapak Jekson Kemit bahwa petani pada umumnya sudah mengetahui waktu tanam terhadap tanaman tertentu, namun Bapak Jekson Kemit juga mengatakan bahwa iklim dahulu dengan iklim saat ini sudah mulai berubah, dimana perubahan tersebut juga mempengaruhi waktu tanam oleh petani. Dengan adanya penyuluhan petani yang diberikan oleh petugas penyuluh pertanian dimana petugas penyuluh memberikan ilmu mengenai iklim tanam pada saat waktu- waktu tertentu. Dengan harapan bahwa dengan adanya penyuluhan pertanian tersebut bisa memberikan informasi yang bermanfaat kepada petani mengenai waktu tanam yang baik. Universitas Sumatera Utara 79 b. Pengetahuan Perawatan Yang dimaksud dengan pengetahuan perawatan terhadap pertanian adalah pengetahuan yang dimiliki oleh petani mengenai perawatan tanaman pertanian yang meliputi pemuliaan penyiangan, pengairan. Kegiatan merawat tanaman merupakan kegiatan petani setelah masa tanam. Kegiatan ini diantaranya adalah kegiatan penyiangan, pengairan, tenaga kerja. Penyiangan adalah kegiatan yang dilakukan petani dimana petani membersihkan ilalang atau tumbuhan yang dapat mengganggu tanaman yang berada disekitar tanaman yang ditanam oleh petani. Kegiatan ini berfungsi untuk pertumbuhan tanaman yang baik dan menjauhkan tanaman dari tanaman yang bersifat parasit terhadap tanaman utama petani. Sebagian petani terkadang mengabaikan ilalang yang tumbuh disekitar tanaman utama, hal tersebut dapat mengganggu pertumbuhan terhadap tanaman utama petani. Namun pada saat ini dengan adanya kelompok tani, maka petani mulai sadar dengan adanya tumbuhan disekitar tanaman utama dapat mengganggu pertumbuhan tanaman utama petani. “ memang itu tadi dia manfaatnya untuk petani adanya penyuluhan pertanian itu, disitulah belajar petani menanam sampai ke panennya nanti, jadi seperti kita kelompok tani yang mayoritasnya itu petani jeruk itu diajari merawat jeruk yang baik itu bagaimana, diajari kita melihat daun daun jeruk yang udah menguning, itu harus dibersihkan dari batang, biar jangan rusak nanti buahnya itu kenak hama tadi, alat potongnya dikasi juga dari penyuluh itu, gunting daun namanya itu, itu juga salah satu bantuan didapat dari penyuluh pertanian yang diikuti kelompok tani tadi” D. Sembiring Universitas Sumatera Utara 80 Dari penjelasan beliau yang mengatakan bahwa pengetahuan beliau meningkat dalam hal merawat tanaman jeruk, dimana beliau mendapat ilmu mengenai daun tanaman jeruk yang dapat menimbulkan hama, dan harus diberantas agar buah jeruk yang dihasilkan oleh pohon jeruk tersebut tidak mengalami kerusakan. Hal yang sama juga di tuturkan oleh Bapak Jekson Kemit: “sebenarnya petanikan pasti udah taunya sebelum- sebelumnya merawat tanaman jeruk ini, mana mungkin dia bertani jeruk kalo gak tau merawat jeruknya, hanya dia tidak terlalu pintar, jadi sedikit-sedikit adalah ilmu petani- petani dari penyuluh pertanian ini, walaupun kadang gak sesuai harapan petani ini, kadang materinya tidak sesuai dengan lapangan,kadang penyampaian mereka itu kurang cocok dari segi bahasa untuk petani” Jekson Kemit Sama halnya dengan yang dikatakan oleh salah seorang petugas penyuluh pertanian yaitu Ibu Ripka Ginting, dimana ibu ini mempertegas bahwa fungsi penyuluhan pertanian bagi petani sangat dirasakan bagi petani tersebut, berikut hasil wawancara dengan beliau : “ inilah yang menjadi prioritas pertanian kabupaten karo sekarang, mengenai hama jeruk itulah lalat buah yang ada sekarang, jadi kami sebagai penyuluhpun kami berikan ilmu kami untuk petani sebanyak mungkin, mengenai tanamannya bagaimana merawatnya, mulai dari daun hingga kebatang jeruk itu harus kita beritahu pada petani ini, batang sama daun jeruk itu harus sangat diperhatikan supaya buah nantinya bisa bagus, apalagi cuaca sudah tidak sebagus dulu disini” Ibu Ripka Ginting Universitas Sumatera Utara 81 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penyuluhan pertanian yang diikuti oleh petani sangat bermanfaat, dengan pengetahuan dasar petani yang masih dapat dikatakan biasa-biasa saja, maka dengan mengikuti penyuluhan hal-hal yang baru mengenai perawatan dapat diperoleh oleh petani. Kesadaran petani tumbuh seiring berkembangnya kegiatan-kegiatan kelompok tani, terutama pada kelompok tani Museum, yang pada dasarnya kelompok tani ini sering melakukan diskusi-diskusi dalam keanggotaannya mengenai masalah-masalah pertanian petani. Diskusi yang dilakukan tidak setiap hari pada tempat yang sama dan waktu yang sama, para petani harus menyesuaikan waktu luang mereka, dimana waktu luang petani pada dasarnya hanya ada pada waktu sore maupun malam hari, waktu sore atau malam inilah yang tepat untuk melakukan diskusi atau hanya sekedar berbincang mengenai masalah pertanian yang dialami oleh petani. Tempat yang dipilih petani untuk melakukan diskusi terhadap sesama petani juga tidak tempat yang formal, petani lebih memilih warung kopi sebagai tempat diskusi atau ngobrol-nogobrol tentang pertanian mereka, karena mereka lebih merasa nyaman dengan tempat yang seperti itu. Sehingga obrolan atau diskusi mereka dapat lebih santai. Pengairan dapat diartikan sebagai kegiatan petani dalam memberikan asupan air terhadap tanaman petani, dimana air sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup tanaman. Didalam kegiatan bercocok tanam kegiatan pengairan merupakan kegiatan yang sangat vital, dimana kegiatan pengairan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan hasil pertanian yang baik. Pengairan terhadap tanaman sebaiknya dilakukan secara teratur, agar kegemburan tanah tersebut dapat stabil. Universitas Sumatera Utara 82 Sistem pengairan pada petani yang berada pada desa ini dapat digolongkan dalam kategori sulit, hal tersebut dapat dikatakan karena tidak adanya aliran sungai yang dapat membantu dijadikan sebagai sumber pengairan lahan pertanian. Namun, walaupun demikian hal tersebut tidak dijadikan hambatan bagi petani dalam melakukan kegiatan pertanian mereka. Dengan adanya kelompok tani, solusi yang diambil pada sistem pengairan tersebut adalah dengan membuat sejenis bak yang berukuran besar atau kolam yang dibuat secara permanen pada lahan petani. Kolam yang bersifat permanen tersebut dapat menampung air hujan yang selanjutnya air yang berada dalam kolam tersebut yang dijadikan sebagai sumber pengairan bagi tanaman petani. “ didesa kita inikan tidak ada sama sekali sungai-sungai yang besar bisa dijadikan aliran untuk mengambil air buat nyiram tanaman, jadi inisiatif kita biar jangan susah cari air dibuat kolam permanen setiap ladang itu, biar bisa menampung air hujan pas musimnya datang, jadi bisa jadi cadangan air diladang, tapi kadang-kadang musim kemarau ini udah susah ditebak, mau nanti kemarau panjang disitulah susah-susahnya air, ya harus kita belilah per-tanki air itu” D. Sembiring Penuturan yang sama juga dari Bapak Merga Ginting mengenai pengairan pada lahan pertanian mereka : “ kalo kam jalani semua ladang disini, semua ladang ada kolamnya, itulah tempat nyimpan airnya, jadi datang nanti musim kemarau ada simpanan air buat nyiram tanaman ini, entah mau nyemprot jeruk ada air cadangan, yang bahayanya kemarau panjang, ya terpaksalah beli air pake mobil tanki itu” Merga Ginting Universitas Sumatera Utara 83 Hal yang menjadi hambatan ketika datang musim kemarau yang tidak pada waktunya, atau musim kemarau yang berkepanjangan yang menjadi momok utama bagi seluruh petani di Desa Raya tidak terkecuali pada kelompok petani Museum. Namun, dengan semakin intensifnya komunikasi para petani dapat secara perlahan diatasi, dimana pemerintah daerah setempat memberikan bantuan air dengan memberikan air murah kepada petani, dimana pendistribusian air yang dibutuhkan melalui pemerintah daerah yang mengelola. c. Pengetahuan Panen dan Pemasaran Masyarakat desa sebagai petani yang sangat menggantungkan harapannya pada pertaniannya, masa panen merupakan suatu hal yang sangat dinanti-nantikan. Sebelum melakukan aktivitas panen yang dilakukan terhadap hasil pertaniannya, maka setiap petani harus memahami cara memanen tanaman mereka dengan baik. Seperti penuturan Bapak D. Sembiring selaku ketua kelompok tani : “ dipenyuluhan juga mengajari cara-cara memanen tanaman kita, contohnya ladang kita ada jeruknya kita diajari cara memutik jeruk yang baik, supaya bekas cabang jeruk yang diputik tadi muncul lagi bunganya, jadi bunganya gak Cuma sekali muncul, terus menerus bunga itu keluar, jadikan gak rusak tanaman kita kalo tau kita, kam tadi mutik jeruk itukan tinggal kulitnya di dahan, itu gak bisa lagi muncul nanti bunganya dari situ, karna udah rusak dahannya itu” D. Sembiring Pengetahuan terhadap panen merupakan pengetahuan yang juga harus dimiliki oleh seorang petani yang handal. Dimana jika petani mengetahui secara benar tata cara Universitas Sumatera Utara 84 memanen tanaman yang baik dan benar, maka tidak akan merusak hasil panennya dan tanamannya. Setelah mengetahui tata cara panen yang baik dan benar, sehingga tidak merusak tanaman, maka langkah yang perlu selanjutnya adalah proses pemasaran, sering sekali proses pemasaran adalah kendala dari petani pada saat ini, karena kurangnya pengetahuan info pasar terhadap hasil panen yang ia miliki. Akibat yang diperoleh dari kurangnya pengetahuan petani mengenai proses pemasaran adalah petani dapat merugi karena akan membuat hasil panen mereka membusuk. Hal ini karena kurangnya interaksi antara petani dengan pihak tengkulak. Bentuk penjualan hasil panen yang ada pada Petani di Desa Raya ini pada umumnya ada dua jenis metode penjualan. Bentuk yang pertama adalah sistem timbang, dalam sistem timbang ini dilakukan dengan adanya kesepakatan harga antara petani dengan pembeli. Dalam metode penjualan yang pertama ini jumlah tenaga kerja dan upah tenaga kerja dilimpahkan kepada petani. Hingga hasil panen petani tersebut masuk kedalam pengangkutan yang telah disediakan pembeli. Setelah kesepakatan antara petani dengan pembeli maka dilakukan pengangkutan oleh pembeli. Bentuk penjualan kedua adalah sistem lelang, dalam bentuk penjualan lelang ini setelah harga disepakati antara petani dengan pembeli, pembeli langsung melakukan pembayaran kepada petani. Dalam bentuk penjualan lelang ini, semua diserahkan kepada pembeli mulai dari upah tenaga kerja hingga sampai pengangkutan hasil panen kedalam kendaraan. Pada metode penjualan yang pertama antara petani dengan pembeli sering terjadi konflik, dimana pembeli sering melanggar kesepakatan yang telah disepakati antara petani dengan pembeli. Pada metode yang pertama ini sering dilakukan petani jika panen buah jeruk, dimana jika menggunakan metode yang pertama petani dan pembeli harus Universitas Sumatera Utara 85 menyepakati ukuran jeruk sebelumnya. Ukuran jeruk tersebut terdiri dari ukuran Super, AB, C, D dan unyil. Dengan adanya pengelompokan jeruk tersebut terkadang pembeli melakukan kecurangan, dimana pembeli terkadang tidak memasukkan buah jeruk kedalam ukuran yang sebelumnya telah disepakati. Setelah jeruk dipanen maka buah jeruk tersebut dimasukkan kedalam keranjang yang sudah dikelompokkan kedalam pengelompokkan jeruk yang sudah disepakati tersebut. Hal tersebut dibenarkan oleh ketua kelompok tani Museum “ kalau model timbang kadang berdebat bapak sama pembeli itu, contohnya kalo jeruk itu ukuran super dimasukkannya ke keranjang yang ukuran AB, kan harganya jadi lebih murah nanti, ya rugilah bapak, kadang-kadang pembeli itu nakal sedikit-sedikit karna ga mau sama-sama rugi. ” D. Sembiring

B. Pengadaan Pupuk Subsidi Kepada Petani

Pemupukan sangat perlu dilakukan pada tanaman karena kemampuan tanah menyediakan unsur hara bagi tanaman terbatas dan pada setiap periode umur tanaman tersebut banyak menguras ketersediaan hara tanah. Pupuk terdiri dari tiga jenis, yaitu pupuk organik, pupuk organik merupakan pupuk yang terdiri dari bahan-bahan alami seperti dari kotoran hewan, yang sering disebut dengan pupuk kompos atau pupuk kandang. Pupuk kimia, pupuk kimia berasal dari olahan bahan-bahan kimia yang telah diukur kadar kimianya yang diproses melalui pabrik, seperti pupuk Urea, KCL,TSP, ZA, dll. Yang terakhir adalah pupuk kombinasi, ini merupakan pupuk yang diolah antara pupuk kompos dengan bahan-bahan kimia. Pengetahuan mengenai pupuk yang ada pada Universitas Sumatera Utara 86 petani saat ini dapat dikatakan kurang, padahal seharusnya pengetahuan mengenai pupuk juga tidak bisa dilupakan oleh petani dalam bercocok tanam, jika seorang petani tidak mengetahui jenis-jenis pupuk dan fungsi-fungsinya maka niscaya kegiatan cocok tanam yang ia lakukan dapat dikatakan kurang berhasil. karena pupuk adalah salah satu asupan gizi untuk tanaman apapun. Petani yang ada di Desa Raya sebagian besar telah mengetahui jenis-jenis pupuk dan fungsi pupuk tersebut, hal tersebut seiring dengan adanya pembentukan kelompok tani. Terutama pada kelompok tani Desa Raya yaitu kelompok Tani Museum, petani yang tergabung dalam kelompok tani Museum mengamini dengan adanya kelompok tani tersebut maka pengetahuan petani mengenai jenis-jenis pupuk dan fungsi pupuk telah meningkat, hal ini diperkuat dari hasil wawancara dengan ketua kelompok tani : “ kelompok tani ini sangat membantulah kalo mengenai pupuk, kami lumayan mudah dapat pupuk subsidi, kalo subsidikan murah harganya,jadi sangat membantu, kadang kami pake pupuk kompos buat tanaman kami, kalo ada penyuluhan mereka kasi tau jenis pupuk apa yang cocok, ya kami coba untuk jeruk kami” D. Sembiring Hal yang sama juga dituturkan oleh Bapak Jekson Kemit mengenai pupuk subsidi yang diberikan melalui kelompok tani, berikut penuturan beliau : “karenakan kalo mau dapat pupuk subsidi dari kelompok tani inilah, jadikan kitapun bergabunglah kekelompok tani, karena dari desa pun udah disusun strukturnya, sebenarnya pupuk subsidi ini sangat sulit didapatkan” Jekson Kemit Universitas Sumatera Utara 87 Selain itu juga mendapatkan pupuk yang bersubsidi menjadi mudah untuk didapatkan, dengan adanya kemudahan mendapatkan pupuk bersubsidi maka petani sangat terbantu, kerena dengan memperoleh pupuk bersubsidi maka petani dapat mengurangi biaya perawatan terhadap tanaman petani. Hal ini karena dengan adanya kelompok tani maka petani-petani yang beranggotakan pada kelompok Tani Museum sering melakukan pertemuan diskusi pertanian, dalam pertemuan tersebut terjalin komunikasi antara petani-petani yang mempunyai masalah dengan pertaniannya. Dalam forum diskusi tersebut kelompok tani Museum membahas guna mencari akar masalah dan penyelesaian pertanian mereka. Pengadaan pupuk subsidi merupakan salah satu program pemerintah yang ditujukan kepada petani, dimana pengadaan pupuk tersebut merupakan salah satu bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian yang ada di desa Raya. Dengan adanya pengadaan pupuk subsidi diharapkan petani menggunakan hal tersebut dengan sebaik mungkin dengan tujuan meningkatkan hasil produksi serta membantu petani dalam segi ekonomis dalam mendapatkan pupuk yang murah dan berkualitas. Subsidi langsung pupuk kepada petani adalah sistem subsidi dimana petani menerima dana subsidi harga langsung dari pemerintah. Dalam transaksi pembelian pupuk, petani dikenakan harga pasar, tetapi hanya membayar harga netto sebesar harga pasar dikurangi dengan subsidi harga. “ kalo mau mengambil pupuk yang disubsidi harus lewat kelompok tani, makanya semua petani yang ada didesa ini sebagian besar masuk kelompok tani, petani yang jawa- jawa pun ikut kelompok tani, karna pupuk kan mahal, sampai sekarang pupuk itu udah dijatah-jatah perkelompok tani” D. Sembiring . Universitas Sumatera Utara 88 Hal yang sama juga dituturkan oleh seorang petugas penyuluh pertanian di Desa Raya tersebut yaitu Ibu Ripka Ginting, berikut hasil penuturan beliau: “ sekarang yang paling mengena program kepetani dikelompok tani yaitu tadi dia pupuk subsidi itu, karena petani kan menanam tanamannya pake pupuk yang utamanya, untuk menebus pupuk sibsidi harus dari kelompok tani, sebelumnya udah didata dulu semuanya oleh ketua kelompok tanaman apa yang ditanam pada petani itu, baru dibuat kebutuhan pupuk apa yang mereka inginkan itu dia melalui RDKK, jadi memang gak semuanya pupuk bisa didapat oleh petani itu, karena di dinas kami juga kami koreksi lagi, tapi kan membantu petani juga dari pada dia beli pupuk dari luar kayak dikios misalnya kan mahal itu” Ibu Ripka Ginting Dari penjelasan diatas dapat dianalisa bahwa salah satu faktor petani bergabung dengan kelompok tani dimana untuk memperoleh pupuk yang bersubsidi harus melalui keanggotaan kelompok tani terlebih dahulu, agar memperoleh pupuk yang bersubsidi tadi mudah diperoleh petani. Selain dengan bergabung kedalam keanggotaan kelompok tani, ada juga aturan-aturan dalam kelompok guna mengorganisir kelompok secara baik dan teratur dalam memperoleh pupuk subsidi tersebut. “untuk dapat pupuk subsidi ada pencatatan berapa luas lahan si polan contohnya,baru tanaman apa aja dilahannya,barulah pupuk apa aja yang dibutuhkan, itu semua dicatat buat laporkan, itu pengambilan pupuk selama 6 bulan sekali aja” Merga Ginting Dari penjelasan diatas bahwa pupuk subsidi yang diperoleh petani memiliki jangka waktu dan proses yang terorganisir, dimana petani memperoleh pupuk yang bersubsdi berdasarkan skala jangka waktu sekali dalam 6 bulan. Dengan perolehan Universitas Sumatera Utara 89 pupuk yang memiliki jangka waktu tertentu maka petani dapat secara teratur dalam memupuk lahan pertaniannya. Subsidi pupuk langsung yang diperoleh oleh anggota kelompok tani Museum sangatlah bermanfaat, hal tersebut karena harga pupuk yang ada pada pihak pedagang pupuk di kios-kios pupuk itu sangatlah melambung tinggi, dengan bergabungnya petani kedalam keanggotaan kelompok tani, maka petani tersebut mendapat bantuan berupa pupuk subsidi untuk pertaniannya, tidak terkecuali dengan anggota kelompok tani Museum. “kalo pupuk itu udah pastilah program bantuan pemerintah untuk petani, makanya dibentuk kelompok tani, biar pembagiannya rata semua petani dapat” Karya Ginting

C. Pelatihan Pembuatan Kompos Organik

Selain pengadaan pupuk bersubsidi kelompok tani museum juga memperoleh alat-alat pertanian yang diperoleh dari dinas setempat. Bantuan tersebut berupa alat pengolah pupuk kompos. Alat tersebut berupa alat yang dapat mengolah kotoran ternak untuk menghasilkan pupuk kompos yang digunakan oleh kelompok tani Museum. “…. itu tu ada kita dapat bantuan pengolah pupuk kompos kemaren, itu dari pemerintah itu kemaren, karena itu katanya jatah buat kelompok kita, alatnya itu seperti mengolah gitu, jadi sayuran busuk dicampurkan dengan kotoran hewan setelah diendapkan beberapa minggu barulah jadi pupuk kompos” D. Sembiring Universitas Sumatera Utara 90 Selain penuturan ketua kelompok tani, penuturan yang sama oleh petugas penyuluh pertanian di desa tersebut yaitu oleh Ibu Ripka Ginting mengenai adanya bantuan yang diterima oleh kellompok tani mengenai pengadaan mesin pengolahan pupuk kompos yang sering disebut mesin APPO alat pengolahan pupuk organik, berikut penuturan beliau : “ kemaren juga kelompok tani museum itu mendapatkan bantuan, dapat bantuan rumah kompos sama mesin APPO, tau mesin APPO?? Mesin APPO itu alat pengolahan pupuk kompos untuk petani, jadi mesin itu gunanya supaya petani lebih kreatif, bisa membuat pupuk sendiri dari pengolahan sendiri” Ibu Ripka Ginting Dari penjelasan ketua kelompok tani, bahwa kelompok tani museum mendapat bantuan berupa alat-alat penunjang pertanian yaitu mesin produksi pengolahan pupuk kompos. Mesin pengolahan pupuk kompos tersebut diperoleh dengan cara kerja dengan mengumpulkan hasil pertanian yang busuk dan dicampur dengan kotoran hewan, pada umumnya petani menggunakan kotoran sapi, selanjutnya di endapkan beberapa minggu, setelah beberapa minggu diendapkan, lalu bakal pupuk kompos tersebut dikeringkan dan dapat digunakan untuk pupuk tanaman pertanian petani. Dengan adanya bantuan mesin pengolahan pupuk kompos tersebut, merupakan salah satu alternatif untuk membuat kemandirian terhadap petani. Adanya mesin pengolahan pupuk kompos tersebut membantu para anggota kelompok petani museum dalam menggunakan pupuk untuk tanaman pertaniannya. Dimana jika petani memerlukan Universitas Sumatera Utara 91 pupuk untuk tanaman pertanian tambahan seperti menanam cabe, maka dengan adanya mesin pengolah pupuk kompos tersebut sangat membantu petani. Dengan adanya bantuan yang diperoleh kelompok tani museum dari program pemerintah, secara langsung dapat membantu petani untuk menghemat biaya pembelian pupuk, karena dengan adanya bantuan yang diperoleh kelompok maka, secara langsung keaanggotaan menggunakan alat tersebut guna mengehemat biaya pembelian pupuk terhadap pertaniannya. Dalam penggunaan alat pengolahan pupuk kompos tersebut, para anggota secara bersama menggunakan alat tersebut guna mengahasilkan pupuk kompos yang diproses, dengan adanya kegiatan bersama sesama anggota maka secara tidak langsung akan muncul rasa kebersamaan diantara petani.

4.4.2 Fungsi Manifest Pemberdayaan Kelompok Tani

Dokumen yang terkait

Kelembagaan Kelompok Tani Hutan di Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara

3 45 50

Perubahan Desa Menjadi Kota (Studi Deskriptif di Desa Tembung, Kecamatan Percut SeiTuan, Kabupaten Deli Serdang)

22 218 93

Dinamika Organisasi Kelompok Tani Di Kabupaten Langkat (Kelompok Tani Kelas Pemula Dan Utama, Desa Kwala Begumit Dan Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat)

14 118 86

Pemberdayaan Kelompok Tani (Studi Kasus Kelompok Tani di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat)

0 11 106

Analisis Hubungan Kinerja Kelompok Tani Dengan Pendapatan Usahatani Petani (Kasus : Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo)

6 19 112

Manfaat Program Pemberdayaan Kelembagaan Kelompok Tani Dalam Penguatan Aksebilitas Petani (studi Kasus di Kelompok Tani Bina Harapan, Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut).

0 0 2

Analisis Hubungan Kinerja Kelompok Tani Dengan Pendapatan Usahatani Petani (Kasus : Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo)

0 0 13

Analisis Hubungan Kinerja Kelompok Tani Dengan Pendapatan Usahatani Petani (Kasus : Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo)

0 0 1

Analisis Hubungan Kinerja Kelompok Tani Dengan Pendapatan Usahatani Petani (Kasus : Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo)

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang - Fungsi Pemberdayaan Kelompok Tani Dalam Konsolidasi Kehidupan Petani” (Studi Deskriptif Pada Kelompok Tani Museum di Desa Raya Kecamatan Berastagi Kab. Karo).

0 0 8