Pendekatan Pemberdayaan Tinjauan Pemberdayaan Petani

16 d. Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari perspektif post-strukturalis adalah suatu proses yang menantang dan mengubah diskursus. Pemberdayaan lebih ditekankanpada aspek intelektualitas ketimbang aktivitas atau praktis.

2.2.2 Pendekatan Pemberdayaan

Pada umumnya ada 2 pendekatan dalam pmberdayaan masyarakat, yaitu pendekatan tradisional top-down dan pendekatan transformatif bottom-Up, kedua pendekatan ini mempunyai asumsi, perencanaan, orientasi, pelayanan dan implikasi sosial yang berbedaYunus, M.2008.pemberdayaan anggota kelompok tani silayur. Fak.Dakwah UIN Kalijaga. Tidak dipublikasikan . a. Pendekatan Tradisional Top-Down Pendekatan tradisional dalam strategi pemberdayaan masyarakat, pada dasarnya bertolak dari asumsi bahwa keterbelakangan masyarakat adalah disebabkan karena pengetahuan mereka lemah, tidak memiliki etos kerja dan tidak kreatif. Bertolak dari asumsi ini massyarakat khususnya masyarakat desa cenderung hanya dijadikan ajang dari pelaksanaan program-program pemerintah. Model pendekatan ini menyebabkan ketergantungan masyarakat pada birokrasi-birokrasi sentralistik yang memiliki daya serap terhadap sumber daya yang sangat besar, namun tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan-kebutuhan lokal dan karenanya secara otomatis telah mematikan inisiatif masyarakat lokal untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi. Universitas Sumatera Utara 17 Oleh karena dalam pendekatan tradisional ini peran sentral dipegang oleh birokrasi pemerintah, maka model pendekatan ini justru pemerintahlah yang dilayani oleh masyarakat, bukan sebaliknya. Akibatnya terbentuklah manusia teknis, pasif, tidak kritis dan sangat bergantung dengan uluran tangan dari atas yang sesungguhnya dapat menjadi suatu kondisi yang menyimpan konflik laten Yunus, M. 2008. pemberdayaan anggota kelompok tani silayur. Fak.Dakwah UIN Kalijaga. Tidak dipublikasikan. Sebagai akibat lebih lanjut akan sulit tercipta proses pembangunan yang berkelanjutan, karena masyarakat akan melakukan aktivitas selama ada program dari luar, apabila program dari luar tersebut berhenti mereka juga berhenti dan menunggu turunnya program-program berikutnya Soteomo, 2006: 393. b. Pendekatan Transformatif Bottom-Up Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa masyarakat tidak maju bukan karena mereka bodoh, melainkan karena tekanan, penindasan atau paksaan struktural. Esensi yang terkandung dalam pemberdayaan masyarakat menurut pendekatan transformatif pada hakikatnya tidak sekedar membantu masyarakat dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi, tetapi lebih dari itu sehingga mereka dapat mengatasi permasalahan mereka sendiri Yunus, M.2008.pemberdayaan anggota kelompok tani silayur. Fak.Dakwah UIN Kalijaga. Tidak dipublikasikan. Lebih dari itu, melalui pendekatan ini potensi dan sumberdaya yang ada dapat lebih diaktualisasikan, karena pada dasarnya masyarakat lokal sendiri lebih Universitas Sumatera Utara 18 tahu dan lebih mengenal pula bagaimana pengelolaan dan pendayagunaan secara proporsional sehingga tidak menganggu keseimbangan lingkungan hidup, karena mereka sudah belajar melakukannya dari generasi kegenerasi. Dalam pendekatan ini sumber daya sosial atau sering disebut juga dengan energi sosial atau modal sosial dianggap sebagai faktor yang tidak kalah pentingnya.Terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah, terlembagakannya mekanisme pengelolaan pembangunan secara lebih mandiri dan bersifat swakelola. Dengan cara ini lebih memungkinkan dilaksanakannya aktivitas membangun oleh masyarakat atas prakarsa dan kreatifitas dari dalam dan tidak menunggu instruksi atau program dari luar Soetomo 2006 : 398.

2.2.3 Pemberdayaan Kelompok Tani

Dokumen yang terkait

Kelembagaan Kelompok Tani Hutan di Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara

3 45 50

Perubahan Desa Menjadi Kota (Studi Deskriptif di Desa Tembung, Kecamatan Percut SeiTuan, Kabupaten Deli Serdang)

22 218 93

Dinamika Organisasi Kelompok Tani Di Kabupaten Langkat (Kelompok Tani Kelas Pemula Dan Utama, Desa Kwala Begumit Dan Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat)

14 118 86

Pemberdayaan Kelompok Tani (Studi Kasus Kelompok Tani di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat)

0 11 106

Analisis Hubungan Kinerja Kelompok Tani Dengan Pendapatan Usahatani Petani (Kasus : Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo)

6 19 112

Manfaat Program Pemberdayaan Kelembagaan Kelompok Tani Dalam Penguatan Aksebilitas Petani (studi Kasus di Kelompok Tani Bina Harapan, Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut).

0 0 2

Analisis Hubungan Kinerja Kelompok Tani Dengan Pendapatan Usahatani Petani (Kasus : Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo)

0 0 13

Analisis Hubungan Kinerja Kelompok Tani Dengan Pendapatan Usahatani Petani (Kasus : Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo)

0 0 1

Analisis Hubungan Kinerja Kelompok Tani Dengan Pendapatan Usahatani Petani (Kasus : Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo)

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang - Fungsi Pemberdayaan Kelompok Tani Dalam Konsolidasi Kehidupan Petani” (Studi Deskriptif Pada Kelompok Tani Museum di Desa Raya Kecamatan Berastagi Kab. Karo).

0 0 8