20
merupakan upaya mendorong dan melindungi tumbuh dan berkembangnya kekuatan ekonomi lokal dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Beberapa strategi pemberdayaan masyarakat petani menuju kemandirian petani, dapat ditempuh dengan berbagai upaya sebagai berikut :
a. Memulai dengan tindakan mikro dan lokal
Petugas pemberdayaan atau pendamping masyarakat tani seyogyanya diberikan kebebasan untuk mengembangkan pendekatan dan cara yang sesuai
dengan rumusan tuntutan kebutuhan setempat atau lokal diwilayah tugasnya masing-masing.
b. Pengembangan sektor ekonomi strategis sesuai dengan kondisi lokal.
Karena masing-masing daerah potensinya berbeda, maka kebijakan yang akan diberlakukan juga berbeda antar daerah.
c. Membangun kembali kelembagaan masyarakat.
Peran serta masyarakat menjadi keniscayaan bagi semua upaya pemberdayaan masyarakat, jika tidak dibarengi muculnya kelembagaan sosial, ekonomi dan
budaya yang benar-benar diciptakan oleh masyarakat sendiri. Misalnya lumbung desa dan organisasi lokal. Puspita, Dyah Ratna. 2012.
Pemberdayaan Petani Melalui Gapoktan. Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. Tidak dipublikasikan.
2.3 Kelompok
Hidup manusia selalu tergantung dengan manusia lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya kelompok-kelompok
Universitas Sumatera Utara
21
sosial didalam kehidupan manusia, karena manusia tidak dapat hidup secara mandiri. Kelompok-kelompok sosial merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari kumpulan
individu-individu yang hidup bersama dengan mengadakan hubungan timbal balik yang cukup intensif dan teratur, sehingga dari padanya diharapkan adanya pembagian tugas,
struktur, serta norma-norma tertentu yang berlaku bagi mereka Narwoko,2007:23. Dengan kata lain, setiap kumpulan individu tidak dapat disebut kelompok sosial
selama belum memenuhi syarat-syarat seperti dibawah ini: 1.
Setiap individu merupakan bagian dari kesatuan sosial. 2.
Terdapat hubungan timbal balik diantara individu-individu yang tergabung dalam kelompok.
3. Adanya faktor yang sama dan dapat mempererat hubungan mereka
yang tergabung dalam kelompok. Faktor-faktor tersebut antara lain: nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, dan lain
sebagainya. 4.
Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku. 5.
Bersistem dan berproses
2.4 Gambaran Umum Kelompok Tani
Berdasarkan proses pembentukannya, dikenal kelompok formal dan kelompok informal. Pembentukan kelompok formal pada umumnya mengikuti pedoman atau aturan
- aturan tertentu, memiliki struktur yang jelas yang dapat menggambarkan kedudukan dan peran masing - masing yang menjadi anggotanya dan dinyatakan secara tertulis.
Kelompok informal sering kali pembentukannya tanpa melalui prosedur atau ketentuan -
Universitas Sumatera Utara
22
ketentuan tertentu, struktur dan pembagian tugasnya tidak diatur secara jelas dan umumnya tidak dinyatakan secara tertulis.
Pembentukan kelompok tani di indonesia pada umumnya beragam, dari mulai terbentuk karena berawal dari kepentingan bersama dari sekelompok orang atau petani
yang ingin mencapai tujuan berasama sampai dengan kelompok yang sengaja dibentuk dengan tujuan agar dapat dikembangkan sebagai sarana belajar bagi anggotanya
Syamsu, 2011. Selanjutnya Mardikanto 1993: 435 mengemukakan bahwa kelompok tani
diartikan sebagai kumpulan orang – orang tani atau yang terdiri dari petani dewasa priawanita maupun petani taruna pemudapemudi yang terikat secara formal dalam
suatu wilayah keluarga atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani.
Adapun ciri-ciri kelompok tani tersebut adalah : a.
Merupakan kelompok kecil yang efektif ± 20 orang untuk bekerja sama dalam :
1. Belajar teknologi usaha tani
2. Mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas pelaksanaannya.
3. Berproduksi dan memelihara kelestarian sumber daya alam.
4. Kegiatan lain yang menyangkut kepentingan bersama.
b. Anggota adalah petani yang berada didalam lingkungan pengaruh seorang
kontak tani. c.
Memiliki minat dan kepentingan yang sama, terutama dalam bidang usaha tani.
Universitas Sumatera Utara
23
d. Para anggotanya biasanya memiliki kesamaan antara lain tradisi atau
kebiasaan, domisili, lokasi usaha tani, status ekonomi, bahasa pendidikan dan usia.
e. Bersifat informal artinya :
1. Kelompok tersebut terbentuk atas dasar keinginan, kemufakatan mereka
sendiri. 2.
Memiliki peraturan, sanksi, tanggungjawab meskipun tidak tertulis. 3.
Ada pembagian tugas atau kerja meskipun bukan dalam pengurus. 4.
Hubungan antara anggota luwes, wajar, saling mempercayai dan terdapat solidaritas.
Menurut Mardikanto 1996 :435 adapun beberapa keuntungan dari pembentukan kelompok tani itu, antara lain sebagai berikut :
a. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinan kelompok,
b. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antara petani,
c. Semakin cepatnya proses perembesan diffuse penerapan inovasi teknologi baru,
d. Semakin naiknya kemampuan rata – rata pengembalian hutang pinjaman petani,
Universitas Sumatera Utara
24
e. Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan masukan input maupun produk yang dihasilkannya, dan
f. Semakin dapat membantu efisiensi pembagian air irigasi serta pengawasannya oleh petani sendiri.
Kelompok tani biasanya dipimpin oleh seorang ketua kelompok, yang dipilih atas dasar musyawarah dan mufakat diantara anggota kelompok tani. Pada waktu pemilihan
ketua kelompok tani sekaligus dipilih kelengkapan struktur organisasi kelompok yaitu sekretaris kelompok, bendahara kelompok, serta seksi – seksi yang mendukung kegiatan
kelompoknya. Seksi – seksi yang ada disesuaikan dengan tingkat dan volume kegiatan yang akan dilakukan. Masing - masing pengurus dan anggota kelompok tani harus
memiliki tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas dan dimengerti oleh setiap pemegang tugasnya. Selain itu juga kelompok tani harus memiliki dan
menegakkan peraturan - peraturan yang berlaku bagi setiap kelompoknya dengan sanksi - sanksi yang jelas dan tegas. Biasanya jumlah anggota kelompok tani berkisar antara 10 -
25 orang anggota. Kelompok tani merupakan kelembagaan institusi non-formal dipedesaan yang
beranggotakan petani-petani yang mempunyai kepentingan yang sama, yakni meningkatkan produksi pertanian dalam rangka meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraannya Kartasapoetra, 1994: 71. Setiap kelompok tani pada dasarnya memiliki fungsi untuk melaksanakan
kegiatan – kegiatan demi tercapainya peningkatan produksi usaha tani masing – masing.
Universitas Sumatera Utara
25
Kesadaran untuk berkelompok dapat timbul apabila masalah yang dihadapi anggota masyarakat sama.
2.5 Fungsi Kelompok Tani