digunakan adalah dua atau tiga blade. Impeller tipe pengaduk dayung sering digunakan pada pengolahan pasta, cat, perekat dan kosmetik. Gambar 2.9
menampilkan beberapa jenis pengaduk paddle dan turbin.
a b c d Gambar 2.9 Jenis-Jenis Pengaduk: a Four-Blade Paddle, b Gate or Anchor
Paddle , c Six-Blade Open Turbine, d Pitched-Blade 45
o
C Turbine [39]
c. Pengaduk Turbin Turbine Agitator Impeller
jenis ini menyerupai bentuk dayung Paddle berdaun banyak, tetapi daunnya blade lebih pendek daripada bentuk paddle dan digunakan pada
kecepatan yang tinggi. Diameter impeller turbin biasanya 30 -50 dari diameter tangki. Umumnya impeller turbin mempunyai 4 atau 6 daun yang efektif untuk
kisaran viskositas yang cukup luas, yang memiliki aliran radial. Impeller jenis ini sangat cocok digunakan untuk mendispersikan gas dan mensuspensikan padatan.
Gambar 2.10 menampilkan tangki berpengaduk dengan impeller turbin dan pola alirannya.
Gambar 2.10 Tangki Berpengaduk Turbin dengan 6 Daun Blade disertai Pola Alirannya [39]
Pola aliran pada tangki berpengaduk tergantung dari sifat-sifat fluida, geometri tangki, jenis baffle sekat dan jenis pengaduk itu sendiri. Jika sebuah
propeller atau pengaduk lainnya diletakkan secara vertikal di pusat tangki tanpa
baffle , pola aliran berputar-putar biasanya terjadi. Umumnya, ini tidak diinginkan,
karena udara yang berlebihan, vortexs pusaran besar, bergelombang, dan sejenisnya terutama pada kecepatan tinggi. Untuk mencegah hal ini suatu sudut
posisi tidak di pusat dapat digunakan dengan propeller dengan kecepatan yang kecil. Namun untuk pengadukan di kekuatan yang lebih tinggi, pengadukan tidak
seimbang dapat menjadi parah dan membatasi penggunaan daya yang lebih tinggi [39].
2.5 BAHAN KONSTRUKSI
Bahan konstruksi adalah merupakan bahan atau material yang digunakan untuk membangun peralatan produksi. Bahan konstruksi berbeda untuk setiap
skala peralatan, baik itu skala kecil, pilot atau besar. Dalam peralatan skala kecil, konstruksi bejana dari bahan kaca atau stainless steel masih dapat digunakan.
Tetapi untuk proses skala pilot atau skala yang lebih besar, digunakan stainless steel
4 kromium, baja ringan yang dilapisi dengan kaca atau material epoxy, kayu, plastik, atau beton sebagai bahan konstruksi bejana. Bahan
konstruksi harus tidak beracun dan tahan korosi [33]. Bahan yang biasa digunakan untuk peralatan-peralatan kimia adalah stainless
steel . Stainless steel merupakan logam campuran antara besi-kromium dan nikel
yang mempunyai sifat-sifat tidak berkarat dalam air laut, tahan terhadap konsentrasi asam dan dapat digunakan sampai suhu 1100
o
C [40]. Pemilihan pemakaian bahan konstruksi didasarkan pada sifat fisika dan kimia
bahan baku proses, kondisi proses, ukuran peralatan yang dibangun dan biaya dari bahan konstruksi.
2.6 PENGEMBANGAN SKALA LABORATORIUM KE SKALA PILOT
Skala pilot merupakan tahap peralihan dari studi laboratorium dan skala industri. Desain skala pilot atau industri komersial dapat tidak sesuai dengan
penelitian, jika penelitian yang tersedia tidak cukup luas untuk meningkatkan
informasi dari skala laboratorium. Harus dipahami, bahwa pilot plant bukan sebagai scale-up dari peralatan laboratorium, tetapi sebagai simulasi skala kecil
dari operasi industri di masa depan. Hasil penelitian laboratorium akan digunakan untuk memilih proses yang paling cocok dan akan mengarah pada pemilihan
peralatan yang digunakan dalam proses produksi. Jika studi laboratorium berhasil dan jka studi pilot plant dinilai perlu, maka akan dirancang pilot plant untuk
mensimulasikan operasi industri [41]. Scaling up
adalah tugas utama bagi insinyur kimia dan merupakan langkah dasar dalam realisasi dan optimalisasi plant skala industri. Kegiatan scale up
menggambarkan akumulasi proses yang diperoleh dari berbagai tahapan perkembangan proses dari eksperimen laboratorium dan turunan dari korelasi
kinetika, eksperimen fluida bergerak, model matematika, desain dan operasi dari skala pilot dan skala industri. Konsep scale up biasanya menjelaskan sebagai
bagaimana merancang sebuah reaktorperalatan skala pilot atau skala industri dengan menggunakan metodologi standar hasil dari penelitian laboratorium.
Dalam definisi sempitnya, melalui penelitian ditunjukkan bahwa scale up tidak sebenarnya menjadi standar dari inovasi proses: proses produksi yang sebenarnya
merupakan hasil dari pemilihan yang tepat, dan terkadang mempunyai banyak kesalahan [42].
Pilot plant tidak hanya untuk membuktikan bahwa yield yang dihasilkan pada
skala laboratorium sama dengan skala yang lebih besar. Tujuan utamanya adalah untuk menguji teknologi yang akan digunakan pada skala industri. Sebuah pilot
plant juga penting untuk mengevaluasi spesifikasi produk dan untuk mengatur
sistem otomatisasi dan kontrol yang akan disiapkan untuk skala industri. Biaya yang lebih rendah dan percobaan yang lebih banyak pada skala pilot dan
membantu mengevaluasi efisiensi pengadukan, pertukaran panas, pola aliran dan distribusi aliran, residence time, pengaruh difusi, dan lain-lain [42].
Tujuan dari pilot plant dapat dibedakan berdasarkan pada kondisi spesifik masing-masing proyek, dan pemilihan dari konstruksi yang mencakup satu atau
beberapa tujuan sebagai berikut [41]: