Biaya Operasional Pembuatan Bioetanol dengan Bahan Baku Kulit Durian

Tabel 2.5 Rincian Biaya Bahan Baku [43] Bahan Jumlah Harga Rp Biaya Total Rp Kulit durian 100 kg 5000 20 kg 25.000 Ragi tape 6000 gr 800 10 gram 480.000 Air proses 200 liter 2500 m 3 5.00 Biaya Total 505.500 Total biaya yang dibutuhkan untuk biaya bahan baku pembuatan bioetanol satu siklus dengan kapasitas bahan baku 100 kg adalah Rp. 505.500. 2. Biaya Proses Proses pembuatan bioetanol terdiri dari proses pre-treatment, fermentasi dan distilasi. Tabel 2.6 menampilkan biaya proses dari pembuatan bioetanol dengan bahan baku kulit durian. Tabel 2.6 Rincian Biaya Proses [43] [44] Biaya Jumlah Waktu Harga Rp Biaya Total Rp Gas 12 kg 1 112.000 112.000 Listrik heater 1500 watt 3 jam 1.224 kwh 1.836 Listrik blender 200 watt 6 jam 1.224 kwh 1.468,8 Air pendingin 70 liter 2.500 m 3 175 Biaya Total 115.479,8 Total biaya yang dibutuhkan untuk biaya proses pembuatan bioetanol satu siklus adalah Rp. 115.479,8 atau lebih kurang Rp. 115.500. 3. Biaya Pencucian Peralatan Tabel 2.7 menampilkan biaya pencucian peralatan yang terdiri dari tangki fermentor dan tangki distilator. Tabel 2.7 Biaya Pencucian Peralatan [43] Peralatan Jumlah Harga Rp Biaya Total Rp Fermentor 50 liter 2500 m 3 125 Distilator 100 liter 250 Tangki air pendingin 20 liter 50 Biaya Total 425 Jadi total biaya yang diperlukan untuk pencucian alat satu siklus proses adalah Rp. 425 atau lebih kurang Rp. 500. 4. Total biaya operasional pembuatan bioetanol dengan bahan baku kulit durian Biaya operasional pembuatan bioetanol dengan bahan baku kulit durian untuk satu siklus proses batch terdiri dari biaya bahan baku, biaya proses, biaya pencucian alat. Total biaya operasional = Rp. 505.000 + Rp. 115.500 + Rp. 500 = Rp. 621.000 Jadi total biaya yang diperlukan untuk operasional pembuatan bioetanol dengan bahan baku kulit durian sebanyak 100 kg adalah Rp. 621.000. Dapat dihitung bahwa untuk 1 kg kulit durian dibutuhkan biaya operasi sebesar Rp. 6.210. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 LOKASI PENELITIAN

Penelitian di lakukan di Laboratorium Proses Industri Kimia Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dan Lembaga Pusat Penelitian Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3.2 BAHAN PENELITIAN

Bahan yang digunakan dalam pabrikasi peralatan pembuatan bioetanol dengan bahan baku kulit durian antara lain stainless steel, aluminium, drum plastik, dan lain-lainnya. Sedangkan bahan yang digunakan untuk menguji kelayakan peralatan pembuatan bioetanol dengan bahan baku kulit durian adalah kulit durian, ragi dan air.

3.3 PERALATAN UTAMA

Peralatan utama merupakan peralatan yang paling penting dalam sebuah proses operasi. Dalam proses pembuatan bioetanol dengan bahan baku kulit durian akan dirancang peralatan utama yang terdiri dari peralatan pre-treatment, fermentor dan distilator dengan kapasitas proses 100 liter.

3.3.1 Peralatan Pre-treatment

Kulit durian merupakan bahan baku bioetanol dari sumber lignoselulosa serat. Dipilih proses perlakuan pendahuluan fisik-kimia, yaitu pengecilan ukuran, penghalusan dan hidrolisis menggunakan liquid hot water. Pengecilan ukuran dilakukan dengan pemotongan kulit durian sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan lebih mudah untuk di proses. Untuk menghaluskan kulit durian, dalam skala laboratorium digunakan blender, sedangkan dalam skala yang lebih besar diperlukan sebuah alat untuk menghaluskan kulit durian dengan kapasitas yang lebih besar. Dalam skala laboratorium, proses liquid hot water dilakukan dengan menggunakan panci presto bertekanan. Perlu dirancang peralatan untuk proses pre-treatment bahan baku kulit durian, yang terdiri dari tangki pemasak awal, alat penghalus kulit serta tangki bertekanan untuk proses hidrolisis. Adapun langkah-langkah dalam merancang peralatan pre-treatment untuk bahan baku kulit durian adalah: 1. Menentukan proses pre-treatment yang dipilih untuk bahan baku kulit durian. 2. Menentukan peralatan pre-treatment yang akan dirancang untuk proses pembuatan bioetanol yang terdiri dari tangki pemasak awal, alat penghalus dan tangki bertekanan 3. Menentukan rancangan dan ukuran peralatan pre-treatment yang akan dirancang berdasarkan kapasitas proses yang telah ditentukan sesuai dengan standar perancangan secara teori.

3.3.2 Tangki Fermentor

Fermentor merupakan wadah tempat terjadinya proses perubahan glukosa menjadi alkohol dengan bantuan mikroorganisme. Dalam proses pembuatan bioetanol, fermentasi dilakukan secara anaerob. Proses fermentasi memerlukan kondisi steril dan suhu berkisar 27-32 o C. Fermentor memiliki beberapa bagian penting, yaitu wadah fermentasi, unit pengaduk, termometer, saluran pemasukan dan saluran pengeluaran. Wadah fermentasi harus terbuat dari bahan yang non korosif dan tidak bereaksi dengan bahan serta dibuat kedap suara. Adapun langkah-langkah dalam mendesain sebuah fermentor adalah: 1. Menentukan jenis fermentor yang akan dibangun. Dalam perancangan ini digunakan fermentor anaerobik dengan jenis stirred tank fermenter atau tangki fermentor berpengaduk. 2. Menentukan rancangan dan ukuran fermentor yang akan dibangun berdasarkan kapasitas proses yang telah ditentukan sesuai dengan standar perancangan fermentor secara teori. 3. Menentukan peralatan pendukung yang dibutuhkan untuk membantu proses fermentasi. Seperti pengaduk, termometer, dan valve masuk dan keluar bahan. 4. Menentukan dan merancang jenis pengaduk yang akan digunakan sesuai dengan standar perancangan pengaduk secara teori. 5. Pabrikasi tangki fermentor.