Prosedur Operasional Unit Pembuatan Bioetanol

1. Kulit durian dicuci dan dibersihkan dari kotoran. 2. Setelah itu, kulit durian dipotong-potong sebesar dadu, kemudian dilakukan pemasakan awal selama lebih kurang 30 menit, sehingga dihasilkan kulit durian yang lembut. 3. Dihaluskan kulit durian dengan perbandingan bahan baku dan air 1:2. 4. Kulit durian yang telah halus dihidrolisis menggunakan bejana bertekanan selama lebih kurang 1 jam. Hasil hidrolisis berupa slurry. 5. Hasil hidrolisis di fermentasi di dalam fermentor dan ditambahkan ragi sebanyak 6 dari berat bahan baku. Fermentasi berlangsung selama 7 hari dan pada temperatur kamar. 6. Setelah 7 hari, sampel dikeluarkan dan disaring, diperoleh larutan bioetanol hasil fermentasi. 7. Dilakukan pemurnian dengan menggunakan distilasi, dengan kondisi proses suhu 80 o C dan waktu distilasi selama 3 jam. 8. Diperoleh bioetanol hasil distilasi.

3.6 PROSEDUR KALIBRASI DAN ANALISIS

3.6.1 Tes Kebocoran Peralatan

Tes kebocoran dilakukan pada peralatan seperti tangki fermentor, distilator dan tangki air pengingin. Adapun prosedur dari tes kebocoran peralatan adalah: 1. Diisi penuh tangki fermentor dengan air. 2. Ditutup semua valve yang memungkinkan cairan keluar dari tangki. 3. Diamati perubahan yang terjadi di setiap celah tangki. 4. Diulangi percobaan pada tangki lainnya yaitu tangki distilator dan tangki air pendingin.

3.6.2 Kalibrasi Peralatan

Kalibrasi peralatan dalam penelitian ini dilakukan pada kalibrasi suhu distilator yang berfungsi untuk mengetahui perbedaan pengukuran suhu antara termometer dan suhu kontrol panel. Adapun prosedur kalibrasi suhu distilator adalah sebagai berikut: 1. Isi penuh tangki distilasi dengan air. 2. Hidupkan heater yang terhubung melalui control panel, kemudian catat suhu awal dan waktu awal dihidupkannya heater. 3. Amati kenaikan suhu melalui pembacaan suhu termokopel tangki distilasi, kemudian catat kenaikan suhu dan waktu pada tangki distilasi.

3.6.3 Analisis Kadar Bioetanol dengan Gas Kromatografi GC

Analisis kadar bioetanol dapat menggunakan peralatan kromatografi gas GC sesuai dengan standar ASTM D 5501 yang diperoleh dari SNI 7390.2012. Bioetanol yang dihasilkan diinjeksikan ke dalam kromatografi gas yang dilengkapi dengan kolom gelas kapiler berlapis-dalam metil silikon. Gas pembawa helium kemudian mengangkut uap bahan tersebut menerobosi kolom sehingga komponen-komponennya terpisah oleh proses kromatografik. Ketika terseret keluar dari kolom, komponen-komponen ini terdeteksi oleh detektor nyala pengion dan sinyal detektor diolah oleh suatu sistem akuisisi data elektronik. Komponen-komponen etanol dan metanol teridentifikasi berdasarkan waktu retensinya, sedang konsentrasi tiap komponen ditentukan dalam luas persen massa melalui normalisasi luas puncak-puncak kromatogram. Selain kadar etanol dapat diketahui juga jumlah metanol di dalam sampel dengan meggunakan prosedur yang sama. Adapun prosedur analisis [15]: 1. Pastikan bahwa sistem kromatograf telah berada pada kondisi operasi yang sesuai. 2. Atur kepekaan sistem kromatograf agar tiap komponen yang kadarnya ≥ 0,002 -massa dapat dideteksi dan diintegrasi dengan benar. 3. Injeksikan 0,1 sampai 0,5 µL contoh yang dianalisis ke dalam gerbang injeksi injektor dan mulai analisis. Peroleh kromatogram beserta laporan integrasi luas puncak-puncaknya.