Kalibrasi Suhu UJI KEBOCORAN DAN KALIBRASI SUHU .1 Uji Kebocoran

Gambar 4.10 Kalibrasi Suhu pada Tangki Distilasi Gambar 4.10 menunjukkan kalibrasi suhu pada tangki distilasi yang memperlihatkan perbedaan pembacaan suhu yang terukur pada termometer dan kontrol panel setiap 5 menit. Hasil pembacaan suhu menunjukkan perbedaan pembacaan suhu pada rentang suhu 15-25 o C. Dari hasil kalibrasi ini dapat diketahui lamanya waktu cairan di dalam tangki distilasi untuk mencapai suhu operasi 80 o C yaitu selama 90 menit.

4.4 PENGUJIAN KELAYAKAN UNIT PEMBUATAN BIOETANOL

Dalam penelitian ini, telah dirancang dan dibangun unit pembuatan bioetanol dengan bahan baku kulit durian yang terdiri dari peralatan pre-treatment, fermentor dan distilator. Hasil perhitungan rancangan dilampirkan pada lampiran L2.2. Dibangun unit pembuatan bioetanol dengan bahan baku kulit durian yang terdiri dari tangki fermentor dan distilator. Untuk mengetahui unjuk kerja dari peralatan tersebut dilakukan serangkaian percobaan yang terdiri dari kalibrasi peralatan dan pengujian kelayakan unit pembuatan bioetanol berdasarkan kadar bioetanol yang dihasilkan. Telah dilakukan penelitian menggunakan peralatan unit pembuatan bioetanol dengan kapasitas proses bahan baku kulit durian sebesar 25 kg. Proses yang 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Temperatur Termometer o C T em p era tu r P a n el o C dilakukan dalam pembuatan bioetanol dari kulit durian sama dengan proses yang dilakukan dalam skala laboratorium. Kulit durian dipotong-potong terlebih dahulu, kemudian melewati proses pemasakan awal menggunakan panci biasa, selanjutnya dihaluskan dan kemudian melewati proses liquid hot water menggunakan panci presto. Dikarenakan kapasitas alat yang kecil, perlakuan tersebut dilakukan berulang-ulang. Setelah itu, proses dilanjutkan dengan proses fermentasi. Kondisi proses yang dipilih dalam proses fermentasi adalah kondisi proses yang memberikan hasil terbaik dalam penelitian skala laboratorium, yaitu fermentasi selama 7 hari dan penambahan ragi 6 dari berat bahan baku. Kemudian hasil fermentasi dimurnikan dengan menggunakan tangki distilasi pada suhu 80 o C selama 3 jam. Dan diuji kemurnian bioetanol hasil fermentasi dan distilasi dengan menggunakan kromatografi gas. Proses hidrolisis dengan menggunakan metode pre-treatment liquid hot water dilakukan dengan perbandingan 1:2 untuk bahan baku dan air. Proses ini berlangsung di dalam panci bertekanan dengan lama waktu lebih kurang 1 jam. Tujuan dari proses ini adalah agar selulosa dapat terurai lebih mudah menjadi glukosa. Keuntungan dari proses ini yaitu tidak adanya penambahan zat kimia dalam proses hidrolisis dan tidak perlu menetralisasi hidrolisat yang dihasilkan [25], sehingga biaya yang diperlukan relatif sedikit. Proses fermentasi berlangsung di dalam tangki fermentor, hasil hidrolisat di fermentasi dengan bantuan Saccaromyces cerevisiae yang diperoleh dari penambahan ragi sebanyak 1500 gram yaitu 6 dari berat bahan baku kulit durian. Kondisi proses fermentasi yaitu selama 7 hari dan pada temperatur ruangan. Setelah 7 hari, proses fermentasi selesai dan dilakukan pengukuran kadar etanol hasil fermentasi. Dari pengukuran menggunakan GC diperoleh kadar etanol hasil fermentasi yaitu 8,98 , hasil ini telah sesuai dengan teori dimana cairan hasil fermentasi mengandung sekitar 8-12 kadar etanol [12]. Proses fermentasi ini berlangsung tanpa penambahan nutrisi, akan dihasilkan kadar etanol yang lebih tinggi pada hasil fermentasi apabila diberi penambahan nutrisi. Seperti hasil yang diperoleh Siriphart, et all 2013, melakukan penelitian tentang perbandingan produksi alkohol dari fermentasi limbah kulit durian dan buah nangka. Fermentasi dilakukan dengan penyiapan media kultur fermentasi dan penambahan nutrisi