78 Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan
oleh Fadhillah 2014, Annisa dan Kurniasih 2012, yang menyatakan bahwa kepemilikan insititusional merupakan proporsi kepemilikan saham
oleh institusi diluar kepemilikan saham dewan komisaris perusahaan, dimana pemilik institusional ikut serta dalam pengawasan dan
pengelolaan perusahaan namun demikian bisa saja pemilik institusional mempercayakan pengawasan dan pengelolaan perusahaan kepada dewan
komisaris karena itu merupakan tugas mereka sehingga ada atautidaknya kepemilikan institusional tetap saja tax avoidance terjadi. Kemudian
dengan adanya manipulasi dalam menyajikan laporan keuangan yang mungkin dilakukan manajemen tidak dapat dikendalikan oleh jumlah
anggota dewan komisaris independen yang semakin besar. Hal ini memberikan kesempatan bagi manajer untuk melakukan aktivitas
manipulasi laba dan nantinya akan menguntungkan perusahaan dalam hal perpajakan.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin sedikit komite audit yang dimiliki oleh perusahaan maka pengendalian kebijakan keuangan yang
dilakukan oleh komite audit sangat minim sehingga akan meningkatkan tindakan manajemen dalam melakukan pajak agresif, begitu juga apabila
semakin banyak jumlah komite audit dalam perusahaan maka pengendalian kebijakan keuanganpun akan sangat ketat sehingga akan
mengurangi tindakan manajemen dalam tax avoidance. Kedua, kredibilitas perusahaan yang memiliki komite audit yang sedikit atau
79 kurang dari yang ditetapkan BEI akan mempengaruhi integritas dan
kredibilitas keuangan perusahaan bisa saja pajak agresif atau tax avoidance dapat dilakukan dengan mudah oleh perusahaan.
80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh corporate governance berdasarkan proporsi kepemilikan institusional, dewan komisaris
independen, kepemilikan manajerial, dan komite audit terhadap tax avoidance dalam perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut: 1. Proporsi kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap tax
avoidance. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuralifmia Ayu Annisa 2012.
2. Proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rahmi Fadhilah 2014. 3. Proporsi kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap tax
avoidance. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Robert Jao 2011.
4. Proporsi komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuralifmia Ayu Annisa 2012, dan
Rahmi Fadhilah 2014.
81 5. Proporsi kepemilikan Institusional, dewan komisaris independen,
kepemilikan manajerial, dan komite audit secara simultan berpengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2009-2013.
B. Implikasi 1. Bagi Perusahaan
Komite audit terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance tetapi tidak untuk kepemilikan institusional, dewan komisaris
independen, dan kepemilikan manajerial. Perusahaan yang memiliki kelebihan jumlah komite audit akan cendrung mengurangi penghindaran
pajak karena manajemen untuk melakukan tata kelola perusahaan tidak hanya meningkatkan penghindaran pajak untuk meningkatkan laba
perusahaan, karena untuk menjaga reputasi dan kelangsungan usaha jangka panjang.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi mengenai praktik penghindaran pajak, teutama informasi
mengenai perusahan-perusahaan perbankan yang memiliki tata kelola perusahaan yang tinggi. Dengan demikian, penelitian ini dapat berguna
dalam membantu penentuan kebijakan-kebijakan pasar modal dalam me- listing perusahaan-perusahaan pada pasar modal agar dapat meningkatkan
dan mendorong tumbuhnya pasar yang teratur, terbuka, efisien, transparan,