70 avoidance sebesar 37,1, sisanya sebesar 62,9 dipengaruhi variabel
lain di luar penelitian ini, seperti ukuran perusahaan, leverage, kualitas audit, return on asset, kompensasi rugi fiskal, jumlah dewan komisaris,
dan lain-lain.
4. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Hasil Uji Signifikansi Parsial Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari kepemilikan institusional, dewan komisaris independen,
kepemilikan manajerial, dan komite audit berpengaruh secara parsial terhadap tax avoidance.
Tabel 4.13 Hasil Pengujian Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
3.809 1.318
.614 .541
Kepemilikan Institusional .590
1.291 .284
1.231 .221
Dewan Komisaris Independen .669
.519 .130
1.288 .201
Kepemilikan Manajerial .117
1.307 .371
1.619 .109
Komite Audit .272
.765 .036
5.356 .023
a. Dependent Variable: Tax Avoidance
Sumber: data diolah Berdasarkan pada tabel coefficients diatas untuk mengetahui
besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial individual terhadap variabel dependen adalah sebagai
berikut:
71 1 Menguji Signifikansi Variabel Kepemilikan Institusional X
1
Terlihat bahwa t
hitung
koefisien kepemilikan institusional adalah 1,231, Sedang t
tabel
bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α=0,05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari
t
tabel
, nilai α dibagi 2 menjadi 0,025 dan df=98 didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 100-2=98. Didapat
t
tabel
adalah 1,98. Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai p-value
0,221 0,05 artinya tidak signifikan, sedangkan t
hitung
t
tabel
, 1,231 1,98, maka H
a
ditolak dan H
o
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien kepemilikan institusional secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Annisa dan Kurniasih 2012, menyatakan bahwa
Tax avoidance
dapat mengurangi
transparansi perusahaan dan menyebabkan information asymmetry dan
menciptakan moral hazard. Untuk itulah perlunya diterapkan coorporate governance di perusahaan. Salah satu bentuk
coorporate governance adalah kepemilikan institusional. Dengan adnaya kepemilikan institusional maka terdapat kontrol
yang lebih baik. Kepemilikan institusional berperan penting dalam mengawasi kinerja manajemen yang lebih optimal.