Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Hasil Uji Autokorelasi

65 adanya heteroskedastisitas dalam uji regresi dapat diidentifikasi dari pola scatter plot diagram. Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: data diolah Pada gambar di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak ada gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 Sebelumnya. Untuk mengetahui apakah model regresi terdeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka salah satu caranya dengan melakukan uji Durbin- 66 Witson DW test. Berikut adalah tabel untuk pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi. Tabel 4.9. Pengambilan keputusan ada dan tidaknya autokorelasi Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 - dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak Du d ≤ 4 - du Sumber: Ghozali 2011 Adapun hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Witson DW test yaitu sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi menggunakan uji Durbin-Witson DW test Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .609 a .535 .371 6.06994 1.402 a. Predictors: Constant, Komite Audit, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional b. Dependent Variable: Tax Avoidance Sumber: data diolah Nilai DW sebesar 1,402 akan dibandingkan dengan nilai tabel pada signifikansi 5, jumlah sampel N 100 dan jumlah variabel independen 4 k=4. Tabel 4.10 menunjukkan uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Witson DW test yaitu nilai DW sebesar 1,402 lebih besar pada batas atas du 1,171526 dan kurang dari 4 – 1,171526 = 2,828475 4 – du, sesuai dengan tabel 4.9 mengenai keputusan uji Durbin Witson DW test du d 4 – du. Oleh karena nilai DW 1,402 67 lebih kecil dari batas atas du 1,171526 dan kurang dari 4 – 1,171526 4 – du, 1,171526 1,402 2,828475 sehingga dengan nilai DW yang diperoleh dan setelah dibandingkan dengan nilai du maka dalam model regresi ini bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif atau dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terdapat autokorelasi.

3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

a. Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda

Adapun hasil regresi linier berganda berdasarkan pengolahan data menggunakan SPSS untuk mengetahui seberapa besar pengaruh corporate governance kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan komite audit terhadaptax avoidanceadalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3.809 1.318 .614 .541 Kepemilikan Institusional .590 1.291 .284 1.231 .221 Dewan Komisaris Independen .669 .519 .130 1.288 .201 Kepemilikan Manajerial .117 1.307 .371 1.619 .109 Komite Audit .272 .765 .036 5.356 .023 a. Dependent Variable: Tax Avoidance Sumber: data diolah Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan komite auditterhadaptax avoidancesebagai berikut: 68 Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar 3,809 menunjukkan bahwa jika variabel kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan komite audit bernilai nol atau tidak naik ataupun turun atau bernilai konstan tetap maka nilai tax avoidance adalah 3,809satuan. Variabelkepemilikan institusional sebesar 0,590 menunjukkan bahwa jika variabel kepemilikan institusionalmeningkat 1 satuan maka akan meningkatkan tax avoidancesebesar 0,590satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Variabel dewan komisaris independen sebesar 0,669 menunjukkan bahwa jika variabel dewan komisaris independen meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan tax avoidance sebesar 0,669 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Variabel kepemilikan manajerial sebesar 0,117 menunjukkan bahwa jika variabel kepemilikan manajerial meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan tax avoidance sebesar 0,117 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Variabel komite audit sebesar 0,272 menunjukkan bahwa jika variabel komite audit meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan tax Y = 3,809 + 0,590 X 1 + 0,669 X 2 + 0,117 X 3 + 0,272 X 4

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi : Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

0 78 98

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EARNING MANAGEMENT DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI)

0 8 17

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL YANG TERDAFTAR DI BEI

2 68 20

Analisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI)

2 33 138

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERBANKAN (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2009 2010

1 10 165

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2012).

0 1 14

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT (Studi Empiris pada Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Earnings Management (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2009-2011).

0 1 16

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance (Studi Kasus pada Sektor Properti yang Terdaftar di Bei Periode Tahun 2013-2015).

1 7 26

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2013.

0 0 15

ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012-2016

0 0 16