Media Perluasan Islam Masa Kerajaan Pajang
merupakan bagian tetap dari nama raja-raja Mataram.
106
Senapati yang masih muda itu, pada tahun 1584 segera setelah ia mendapat kekuasaan
atas Mataram mulai mengadakan persiapan untuk memerdekakan tanah warisnya. Terlihat jelas dari kegiatannya itu ialah pembangunan tembok
sekeliling istananya. Ini dilakukannya atas nasihat dan petunjuk salah seorang dari para wali Islam, Sunan Kalijaga atau seorang penggantinya
sebagai ulama dari Kadilangu.
107
Senopati meninggal dunia pada tahun 1601 M, berdasarkan wasiatnya sebelum meninggal ia digantikan oleh putranya yang bernama
Seda Ing Krapyak alias Raden Mas Jolang yang memerintah sampai tahun 1613 M.
108
Senapati Ing Alaga merupakan pendiri dari kerajaan Mataram dan awal dari kebangkitan kerajaan Mataram Islam di Jawa.
Dari keturunannya nantinya akan muncul pemimpin besar yang menguasai tanah Jawa.
b. Seda Ing Krapyak
Sede Ing Krapyak menggantikan ayahnya yang meninggal pada tahun 1601. Nama aslinya adalah Mas Jolang atau Ki Gede Mataram,
tetapi ketika sudah terkenal namanya menjadi Seda Ing Krapyak.
109
Seda Ing Krapyak adalah anak kesepuluh, namun anak keempat dari
permaisuri Raja sebelumnya, dan merupakan anak laki-laki pertama. Sede Ing Krapyak bertolak belakang dengan ayahnya yang mempunyai
sifat yang sangat agresif dalam memimpin pemerintahan, ia lebih terfokus pada pembangunan-pembangunan dibanding politik ekspansi.
110
Panembahan Krapyak meninggal pada tahun 1613 M. Ia dimakamkan di dekat masjid Kota Gede di sebelah bawah makam dari
ayahnya. Ia menjadi raja sekitar dua belas tahun, terhitung dari tahun 1601 M sampai dengan meninggalnya tahun 1613 M.
111
Berdasarkan
106
De Graaf, Kerajaan Islam Pertama Di Jawa, op. cit., h. 283.
107
Ibid., h. 287.
108
Yatim, op. cit., h. 215.
109
Harun, loc. cit.
110
Ibid., h. 25-26.
111
H.J. de Graaf, Puncak Kekuasaan Mataram: Politik Ekspansi Sultan Agung, h. 26.
wasiat Sang Sultan, yang menjadi sultan selanjutnya adalah Den Mas Rangsang Sultan Agung.
112
c. Sultan Agung
Atas jasa-jasanya sebagai pejuang dan budayawan, Sultan Agung telah ditetapkan menjadi pahlawan nasional Indonesia berdasarkan S.K.
Presiden No. 106TK1975 tanggal 3 November 1975.
113
Nama aslinya adalah Raden Mas Jatmika, atau terkenal pula dengan sebutan Raden
Mas Rangsang. Merupakan putra dari pasangan Prabu Hanyakrawati dan Ratu Mas Adi Dyah Banawati. Ayahnya adalah raja kedua Mataram,
sedangkan ibunya adalah putri Pangeran Benawa raja Pajang. Ketika naik tahta ia bergelar Sultan Agung Senopati Ing Alaga Ngabdur Rahman.
114
Sultan Agung meninggal pada tahun 1645 di keraton Kota Gede dikarenakan sakit. Sebelum meninggal ia pun membangun Istana Imogiri
sebagai pusat pemakaman keluarga raja-raja Kesultanan Mataram mulai dari dirinya.
115
Sesuai dengan wasiatnya, Sultan Agung yang meninggal dunia tahun 1645 digantikan oleh putranya yang bernama Raden Mas
Sayidin sebagai raja Mataram selanjutnya, bergelar Amangkurat I.
116
d. Mangkurat IAmangkurat I
Sri Susuhunan Mangkurat Agung atau disingkat Mangkurat I adalah raja Kesultanan Mataram yang memerintah tahun 1646-1677. Ia
adalah anak dari Sultan Agung Hanyokrokusumo. Ia banyak mengalami pemberontakan selama masa pemerintahannya. Selain itu Mangkurat I
dikenal juga dengan nama Tegalwangi atau Tegalarum dikarenakan dimana tempat ia meninggal.
117
Pada masa pemerintahannya yang tidak henti-hentinya terjadi pemberontakan, menyebabkan Mangkurat I pergi meninggalkan keraton.
112
Olthof, op.cit., h. 144
113
Abimanyu,op. cit., h. 367.
114
Olthof, op. cit., h. 145.
115
Poesponegoro, op. cit., h. 58.
116
Abimanyu,op. cit., h. 392.
117
H.J. De Graaf, Disintegrasi Mataram di Bawah Mangkurat I, Terj. dari De regering van Sunan Mangku-Rat I Tegal-Wangi, vorst van Mataram, 1646-1677. I. de ontbinding van het rijk.
oleh Pusaka Grafitipers dan KITLV, Jakarta: PT Pusaka Grafitipers, 1987, Cet. I, h. 9-10.
Dalam pelarian tersebut membuatnya jatuh sakit. Untuk mempercepat meninggalnya Mangkurat I, anaknya memberi racun kepada ayahnya.
Sebelum meninggal, ia menyerahkan beberapa pusaka kerajaan kepada putranya tersebut.
118
Mangkurat I meninggal pada tahun 1677 di desa Wanayasa, Banyumas dan berwasiat agar dimakamkan dekat gurunya
Tumenggung Danupaya di Tegal.
119
Karena tanah daerah tersebut berbau harum, maka desa tempat Mangkurat I dimakamkan kemudian
disebut Tegalwangi atau Tegalarum.