Perluasan Wilayah Kerajaan Cirebon

kerajaan independen, sampai masa puncak perluasan Cirebon. Dan simbol yang ketiga adalah simbol area berwarna ungu yang menandakan cakupan wilayah yang pernah dikuasai oleh kerajaan Cirebon yang menguasai Jawa barat bekas kekuasaan Hindu Pajajaran.

C. Periode Kerajaan Banten

Peletak dasar nilai keislaman di kawasan Sunda ialah Nurullah yang berasal dari Samudera Pasai. Beliau datang ke sana sekitar tahun 1525 atau 1526 atas perintah Sultan Trenggana yang merupakan Sultan Demak pada saat itu. Kedatangan Nurullah atau Syarif Hidayatullah yang kemudian menjadi Sunan Gunung Jati di Jawa bagian barat itu dengan dua misi. Misi pertama penyebaran ajaran agama Islam dan misi kedua memperluas wilayah kekuasaan Demak. 54 Setelah sampai di Banten, ia segera berhasil menyingkirkan bupati Sunda di situ untuk mengambil alih pemerintahan atas kota pelabuhan tersebut dengan bantuan militer dari kerajaan Demak. Langkah selanjutnya untuk mengislamkan Jawa Barat ialah menduduki kota pelabuhan Sunda yang sudah tua, Sunda Kelapa kira-kira tahun 1527. 55 Kemudian ia pergi ke Cirebon, kekuasaannya atas Banten diserahkan kepada putranya yaitu Hasanuddin. Hasanuddin menikahi putri Demak dan diresmikan menjadi Panembahan Banten tahun 1552. Ia meneruskan usaha-usaha ayahnya dalam meluaskan daerah Islam. 56

1. Raja-raja yang Pernah Memimpin Banten

a. Maulana Hasanuddin Pada saat masih dibawah naungan Demak, pada tahun 1552 M, Banten dijadikan Negara bagian Demak dengan Maulana Hasanuddin sebagai Sultannya. 57 Kemudian Maulana Hasanuddin memerdekakan Banten ketika kekuasaan Demak beralih ke Pajang pada tahun 1568 atau 54 M. Yahya Harun, Kerajaan Islam Nusantara Abad XVI dan XVII, Yogyakarta: Karunia Kalam Sejahtera, 1995, h. 33 55 De Graaf, Kerajaan Islam Pertama Di Jawa, op. cit., h.148 56 Yatim, op. cit., h. 218 57 Lubis, h. 28. bertepatan dengan wafatnya Sunan Gunung Jati ayah dari Maulana Hasanuddin. 58 Berdasarkan hal itulah Maulana Hasanuddin dapat dikatakan sebagai pemimpin pertama Kerajaan Banten. Walaupun di dalam buku H.J. de Graaf dan Th. G. Th. Pigeud, Maulana Hasanuddin sebagai penguasa kedua. 59 Maulana Hasanuddin sebagai Sultan pertama di Banten, ia adalah putra dari Sunan Gunung Jati dari ibu putri Banten. 60 Sejak peritisannya Kesultanan Banten didukung oleh para pedagang muslim, baik mereka yang berasal dari penduduk Banten sendiri dan mereka berasal dari daerah di nusantara maupun dari luar nusantara. Itulah sebabnya dalam perkembangan Kesultanan Banten tampil sebagai penguasa maritim yang mengutamakan kegiatan perlayaran dan perdagangan. 61 Maulana Hasanuddin meninggal pada tahun 1570 M. 62 Dalam cerita Banten, Hasanuddin terkenal dengan nama setelah ia meninggal yaitu Pangeran Saba Kingking atau: Seba Kingking, sesuai dengan nama kotadesa tempat ia dimakamkan, tidak jauh dari Banten. Makamnya telah dijadikan tempat ziarah oleh anak cucunya. Namun, ia tidak pernah mendapat penghormatan keagamaan seperti ayahnya, Sunan Gunung Jati. 63 b. Maulana Yusuf Setelah Maulana Hasanuddin meninggal pada tahun 1570 M, ia menggantikan ayahnya memimpin Banten. 64 Maulana Yusuf mempunyai beberapa isteri. Dari permaisurinya yang bernama Ratu Hadijah, Maulana Yusuf mempunyai dua orang anak, yaitu Ratu Winahon dan Pangeran Muhammad. Sedangkan dari anak dari istri-istri yang lainnya 58 Khalil, op. cit., h. 72. 59 Hasanuddin, penguasa Islam yang kedua atas Banten, lihat. H.J De Graaf dan Th. Pigeaud, Kerajaan Islam Pertama Di Jawa: Tinjauan Sejarah Politik Abad XV dan XVI, op.cit, h. 151. 60 P.S. Sulendraningrat, Sejarah Cirebon, Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah, 1978, h. 23. 61 Lubis, op. cit., h. 34. 62 Harun, op. cit., h. 35. 63 De Graaf, Kerajaan Islam Pertama Di Jawa, op. cit., h. 152. 64 Khalil, op. cit., h. 72