Peta Tematik Acuan Teori

dikarenakan baik ruang maupun waktu digambar, kita bias melihat pergerakan, proses, dan pembangunan. 32 b. Peta Tematik Peta tematik merupakan salah dari macam-macam jenis peta beradasarkan jenis data yang disajikan, dan kartografi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara kita dalam membuat peta. Kemudian pada zaman sekarang ini pembuatan peta dapat diolah atau dibuat dengan aplikasi seperti ArcView 3.3 ataupun ArcGis 10.2. Dengan menggunakan aplikasi tersebut kita dapat membuat peta tematik secara digital. Peta tematik itu sendiri adalah suatu bentuk peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari permukaan bumi sesuai dengan topik atau tema dari peta yang bersangkutan. 33 Peta tematik juga bisa disebut dengan peta khusus karena peta tematik hanya menyajikan data-data informasi dari suatu temakonsep tertentu saja baik itu berupa data kualitatif maupun data kuantitatif. Peta tematik tercermin pada simbol-simbol yang tergambar pada peta tersebut. 34 Jadi, ketika kita ingin membuat peta tematik kita sesuaikan tema peta yang akan dibuat dengan simbol-simbol yang nanti akan disajikan dalam bentuk peta Karakteristik peta tematik tercermin dari simbol-simbol yang tergambar dari peta tersebut. Pada tema peta tematik, simbol-simbol digambar secara jelas dan menonjol agar tema peta dengan mudah dapat dibaca. Agar simbol dapat terlihat jelas dan menonjol kadang-kadang digambar lebih menonjol atau diberi warna-warni agar terlihat menarik. Pemberian nama pada peta tematik disesuaikan dengan simbol yang ditonjolkan pada peta. Peta tematik yang menonjolkan simbol-simbol iklim disebut peta iklim. Sedangkan peta tematik yang menonjolkan 32 Ferjan Ormeling, Kartografi Tematik: Aspek Sosial dan Ekonomi, Terj. Agus Dwi Martono, Yogyakarta: Ombak, 2013, h. 31. 33 Hadwi Soedjojo dan Akhmad Riqqi, Kartografi, Bandung: ITB, 2012, h. 24. 34 Suhardjo, op. cit., h. 9. penggambaran unsur penduduk disebut peta penduduk. 35 . Peta tematik memerlukan peta rupabumi sebagai peta dasar yang memuat detil-detil topografi seperti batas administrasi, jalan, sungai, dan informasi penting lainnya yang sesuai dengan tema peta yang dibuat. Namun kita dapat menghilangkan unsur-unsur tersebut dengan disesuaikannya pada tema yang kita inginkan dibuat peta. Untuk jenis peta tematik itu sendiri dapat dibagi menjadi dua dari segi cara pembuatannya, yaitu peta tematik manual dan peta tematik digital. 1 Peta Tematik Manual Peta Tematik Manual adalah peta yang dibuat dengan tangan langsung yang disalin dari peta dasar kemudian di tumpangsusun overlay menurut simbol-simbol yang akan ditonjolkan sesuai dengan tema yang diinginkan. Dengan kata lain peta tematik manual merupakan peta yang dibuat tanpa bantuan teknologi komputer, hasil tangan sendiri sama seperti halnya kita menggambar, akan tetapi tetap menggunakan teknik-teknik tertentuk yang sesuai dengan kaidah kartografi. 2 Peta Tematik Digital Peta tematik digital dibuat melalui Sistem Informasi Geografi SIG. SIG merupakan salah satu produk ilmu komputer yang paling mutakhir saat ini. Pengertian tentang SIG sangat beragam. Hal ini sejalan dengan perkembangan SIG itu sendiri sejak pertama kali SIG dikembangkan oleh Tomlinson tahun 1967. Mural 1999 mengartikan SIG adalah sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan 35 Ibid., h. 91. penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. 36 Contoh-contoh dari peta tematik antara lain: 1 Peta Penduduk Peta penduduk adalah peta yang didalamnya dijelaskan data tentang penduduk baik secara kualitatif seperti peta tentang kepadatan penduduk dan kuantitatif seperti peta persebaran penduduk. 37 2 Peta Ekonomi Peta ekonomi adalah peta yang menggambarkan berbagai bentuk daya ekonomi yang meliputi: produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang suatu daerah. 3 Peta Iklim Peta iklim adalah peta yang menggambarkan keadaan iklim pada suatu daerah tertentu. Peta tematik tentang iklim ini bisaanya dilengkapi dengan grafik curah hujan, grafik temperatur udara bulanan, dan grafik tekanan udara. 4 Peta Sejarah Peta sejarah adalah peta yang menggambarkan wilayah suatu negara pada waktu tertentu atau pada pemerintahan tertentu. Berdasarkan peta sejarah kita dapat mengetahui wilayah pada suatu negara pada priode tertentu sesuai dengan tema yang disajikan oleh pembuat peta tersebut. Peta sejarah dapat menyajikan sebagai dasar untuk penelitian sejarah dan dapat sebagai alat pengiriman pengetahuan tetang masa lampau. 38 Kelebihan dari peta tematik terletak pada pembuatan peta tematik aturan-aturan baku seperti pada peta rupabumi tidak diterapkan. Peta tematik lebih bersifat sederhana dan simpel, dan faktor subjektivitas dari 36 Muhamad Jafar Elly, Sistem informasi Geografi : Menggunakan Aplikasi Arcview 3.2 dan ERMapper 6.4 Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, Cet. I, h. 3. 37 Suhardjo, op. cit., h. 96. 38 Ormeling, loc. cit. pembuat peta sangat menentukan. Ide desain dan faktor seni dari pembuat peta sangat mempengaruhi hasil peta tematik yang dibuat. Kerapihan, ketelitian, dan seni dari pembuat peta menentukan peta tematik yang dihasilkan. 39 Disamping kelebihan terebut terkadang bisa jadi kekurangan jika informasi yang disampaikan atau yang terdapat dalam peta tematik tersebut membuat para pembaca kebingungan dengan informasi yang ada, terutama masyarakat awam. Dikarenakan judul atau simbol-simbol yang menjadi tema kurang dimengerti oleh pembaca.

B. Penelitian yang Relevan

1. Maulana Kastari, Kesultanan Islam Pajang; Studi Tentang Pekembangan Kesultanan Pajang Masa Sultan Hadiwijaya. 40 Skripsi ini membahas tentang historis latar belakang berdirinya Kesultanan Islam Pajang serta perkembangannya, dan juga mengenai asal-usul Hadiwijaya atau Jaka Tingkir yang menjadi Sultan Pajang. Disamping itu juga, untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di wilayah pedaleman Jawa Tengah, setelah Sultan Hadiwijaya mengalihkan kekuasaanya dari Demak ke Pajang. Penulisan Skripsi ini, menggunakan penelitian studi kepustakaan, yaitu, dengan menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang penulis sedang teliti. Dengan mengumpulkan sumber-sumber tertulis dari buku, baik primer maupun sekunder yang tentunya, berkaitan dengan judul skiripsi yang penulis buat. Hasil dari penelitian studi pustaka tersebut, bahwa latar belakang berdirinya Kesultanan Islam Pajang dikarenakan adanya relasi politik, konflik, serta hak politik, yang menjadikan Pajang bermula hanya sebuah kadipaten menjadi sebuah Kesultanan, dan mengalihkan pusat kekuasaannya dari Demak pesisisr ke Pajang pedaleman, sehingga 39 Dedy Miswadi, Kartografi Tematik Buku Ajar, Lampung: Universitas Lampung, 2013, h. 30. 40 Maulana Kastari, “Kesultanan Islam Pajang; Studi Tentang Pekembangan Kesultanan Pajang Masa Sultan Hadiwijaya”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. mempengaruhi perkembangan Islam di pulau Jawa, khususnya di pedaleman. Peralihan itu juga, mempengaruhi terhadap keagamaan, kesenian, ekonomi serta politik pada masa itu. 2. Eni Mufidatul Izza, Sejarah Keprajuritan Kesultanan Mataram. 41 Skripsi ini membahas tentang sejarah keprajuritan pada masa Kesultanan Mataram. Dalam sejarah, tercatat bahwa Kesultanan Mataram diakui sebagai kerajaan Islam pertama yang berpusat di pedalaman. Meski sebenarnya Pajang telah memulainya terlebih dahulu. Penulisan Skripsi ini, menggunakan penelitian studi kepustakaan, yaitu, dengan menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang penulis sedang teliti. Dengan mengumpulkan sumber-sumber tertulis dari buku, baik primer maupun sekunder yang berkaitan dengan judul skiripsi yang penulis buat. Hasil dari penelitian studi pustaka tersebut, bahwa kehebatan dari prajurit Mataram berawal dari sistem perekrutan prajurit, mengklasifikasikan prajurit, sistem logistik dalam peperangan, dan strategi yang baik dengan dipimping oleh pemimpin yang handal dalam strategi peperangan. 3. Edi Iskandar, Sistem Informasi Geografi Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi Di Yogyakarta, STMIK El Rahma, 2012 http:balitbang.kominfo.go.idbalitbangbppki-yogyakarta. 42 Jenis jurnal penelitian yang dilakukan adalah merekayasa sistem informasi geografis diawali dari pengumpulan data yaitu mengumpulkan data daerah rawan gempa tektonik khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibagi dalam tiga zona zona merah, zona kuning dan zona hijau, data jalur evakuasi bagi korban gempa kemudian melakukan 41 Eni Mufidatul Izza, “Sejarah Keprajuritan Kesultanan Mataram”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005. 42 Edi Iskandar, Sistem Informasi Geografi Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi Di Yogyakarta, Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Vol. 14, 2012. digitasi peta ke dalam layer –layer yang dibutuhkan untuk pemetaan daerah rawan gempa dan jalur evakuasi bagi korban gempa. Tahap selanjutnya membuat perancangan sistem, meliputi rancangan data spasial dan non spasial, rancangan database dan sistem alur data, rancangan user interface dan rancangan pencarian rute terpendek, tahapan berikutnya melakukan penulisan program dimana hasil rancangan dituangkan ke dalam instruksi –instruksi yang dikenali oleh komputer melalui bahasa pemrograman dan terakhir adalah tahap pengujian. Hasil temuan:  Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik di Daerah Istimewa Yogyakarta serta jalur evakuasi korban gempa mampu menyajikan peta daerahrawan gempa sesuai zona, jugamampu mengupadate status zona dan menambahkan kriteria zona sesuai dengan kejadian gempa terakhir.  Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik di Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jalur Evakuasi Korban Gempa memiliki kemampuan mencarikan rute terpendek dari jalur yang akan dilalui, sehingga dapat membantu mengambil keputusan untuk penentuan jalur evakuasi korban gempa dengan menggunakan algoritma Dijkstra.  Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Gempa Tektonik memiliki kelemahan yaitu pada analisis rute terpendek, pada sistem ini belum mampu mempertimbangkan faktor kemacetan suatu jalan, faktor kecepatan kendaraan dan belum mampu mendeteksi GPS dan BTS Seluler untuk menentukan posisi lokasi akses.

C. Kerangka Berfikir

Periodisasi digunakan dalam suatu peristiwa sejarah, tidak terkecuali sejarah kerajaan Islam di Jawa. Karena sejarah kerajaan pastinya mengalami berbagai periode. Pada setiap periode muncul kerajaan baru yang merupakan kelanjutan dari periode sebelumnya. Periode-periode tersebut harus dicermati lebih mendalam Gunanya agar kronologi suatu sejarah dapat dipahami oleh masyarakat banyak. Dari sejarah Kerajaan Islam di pulau Jawa didapat berbagai fase periodisasi yang menceritakan berbagai hal yang terdapat dalam perjalanan kerajaan-kerajaan yang terdapat di pulau Jawa. Peluasan wilayah kekuasaan adalah suatu target dalam mencapai kejayaan pada masa silam. Dengan luasnya wilayah, dapat juga dikatakan adalah puncak kejayaan pada kerajaan- kerajaan tersebut, begitupun sebaliknya. Aspek perluasan wilayah dapat menjadi simbol kemajuan pada masa itu. Dengan peta perluasan wilayah dapat menjadi bukti sejarah dari kerajaan-kerajaan Islam di pulau Jawa telah berjaya dan berjasa dalam penyebarluasan dari ajaran Islam di nusantara. Maka demi menunjukan bahwa kerajaan Islam di pulau Jawa telah berjaya dan berjasa dalam penyebarluasan ajaran Islam sampai sekarang maka diperlukan suatu bukti yaitu berupa peta tematik yang terkait perluasan wilayah pada masa Kerajaan Islam di Pulau Jawa.