69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian library research studi pustaka tentang periodisasi perluasan wilayah kerajaan Islam di Jawa, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: 1.
Periodisasi perluasan wilayah Kerajaan Islam di Jawa dapat dibagi kedalam lima periode kerajaan yaitu Demak, Cirebon, Banten, Pajang,
dan Mataram Islam. Perioden pertama yaitu Kerajaan Demak. Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh Raden Patah
pada tahun 1478. Demak mencapai puncak kejayaan dan perluasan wilayah ketika di bawah Sultan Trenggana, Demak menguasai daerah-
daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana, Tuban, Madiun,
Surabaya dan Pasuruhan, dan Malang. Periode kedua yaitu Kerajaan Cirebon. Kerajaan Cirebon sangat melekat dengan Sunan Gunung Jati.
Perluasan wilayah yang ia lakukan ke wilayah Talaga, Raja Galuh, Luragung dan sekitarnya. Pada masa pemerintahan Cirebon selanjutnya
tidak melebarkan sayapnya ke daerah-daerah lain karena terjepit oleh dua kerajaan besar yaitu Banten dengan Mataram. Periode ketiga yaitu
Kerajaan Banten. Kerajaan Banten menguasai daerah Jawa bagian barat, selain wilayah Cirebon. Dan kekuasaan Banten sampai ke pulau Sumatra,
tepatnya di Bengkulu, Lampung, dan Palembang. Periode keempat yaitu kerajaan Pajang. Jaka Tingkir menjadi Raja Pajang pertama
memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang. Pada masa jayanya, kerajaan Pajang menguasai wilayah seperti Madura, Sidayu Lamongan,
Gresik, Pasuruan, Tuban, Wirasaba, Kediri, Ponorogo, Madiun, Blora, dan Jipang. Untuk Jipang dan Demak telah terlebih dahulu mengakui
kerajaan Pajang yang dipimpin oleh Jaka Tingkir. Periode kelima yaitu kerajaan Mataram Islam. Periode kerajaan Mataram menjadi suksesi
kerajaan Islam selanjutnya dengan raja pertama adalah Senopati. Pada periode Mataram, kerajaan Islam mencapai puncak kejayaannya ketika
dimasa kepemimpinan Sultan Agung. Hampir seluruh wilayah di Jawa berhasil dikuasai olehnya. Namun Sunda Kelapa atau Batavia gagal
dikuasai dikarenakan kuatnya kedudukan Belanda VOC kala itu. 2.
Keseluruhan sejarah periode perluasan wilayah kerajaan Islam di Jawa yang telah dideskripsikan berdasarkan kajian pustaka, kemudian
dipetakan kedalam peta tematik dengan menganalisis dari aspek spasialnnya dari pusat kerajaan yang lebih kecil atau wilayah penting
yang ditaklukkan berdasarkan wilayah administratif dari berbagai wilayah di pulau Jawa yang bersumber dari peta yang dibuat pada tahun
2009. Dari menganalisis spasialnya menghasilkan beberapa peta tematik disesuaikan kisah sejarah perluasan wilayah kerjajaan Islam setiap
periodenya. Mengunakan tiga symbol utama yaitu simbol titik, garis dan area yang di tonjolkan oleh peta tematik tersebut dapat terlihat luasan
wilayah dan daerah-daerah mana saja yang menjadi daerah kekuasaan pada masing-masing periode pemerintahan berdasarkan kondisi saat ini
secara administratif.
B. Saran
1. Setiap periode kerajaan Islam di Jawa mengalami masa pasang-surut yang
dimulai dari masa pendirian kemudian masa kerayaan dan masa menurunan yang di iringi dengan pemberontakan-pemberontakan. Dari
segala macam pemberontakan kudeta yang terjadi, sebagian besar berasal dari perpecahan internal keluarga. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita
semua jangan sampai kekuasaan menjadi penyebab perpecahan baik dalam keluarga ataupun bangsa.
2. Dalam rujukan dan penelitian yang relevan, peneliti masih sangat minim
informasi tentang bagaimana penelitian sejarah yang baik dan benar. Masih butuhnya masukan-masukan sebagai penyempurnya skripsi sejarah
yang dikembangkan kedalam ilmu peta.
71
DAFTAR PUSTAKA
Aber, James S. “Sejarah Singkat Peta Dan Pembuatan Peta”, Terj. Darkono, 2008,
www.darkono.wordpress.com, diakses pada 4 Desember 2014. Abimanyu, Soedjipto. Babad Tanah Jawi. Yogyakarta: Laksana, 2014.
Adeng, dkk, Kota Dagang Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan
Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1996.
Alisjahbana, Armada. Sebanyak 54,7 Persen Penduduk Terpusat di Jawa, www.tempo.com. 2014,
Ansari, Isa. Kekuasaan Jawa Dalam Struktur Kerajaan Islam dan Pewayangan: Sebuah Analisis Strukturlarisme Levi-Stauss. Jurnal Penelitian Seni
Budaya, Vol. 2, 2010. Arif, Muhamad. Pengantar Kajian Sejarah. Cet. I Bandung: Yrama Widya, 2011.
Astuti, Dewi. Kamus Populer Istilah Islam, Kalil: Jakarta, 2014. Badan Pusat Statistik, Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990,
1995, 2000 dan 2010, http:www.bps.go.idlinkTabelStatisviewid1267
, diakses pada 18 Maret 2015.
BARKOSULTANAL, “Sejarah”, www.bakosurtanal.go.id
sejarah
, diakses pada 4 Desember 2014.
Bochori, M. Sanggupri., dkk., Sejarah Kerajaan Tradisional Cirebon. Jakarta: Proyek Peningkatan Kesadaran Sejarah Nasional Direktorat Jenderal
Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional, 2001.
Cribb, Robet., dan Kahin, Audrey. Kamus Sejarah Indonesia, Komunitas Bambu: Jakarta, 2012
Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahannya,
Bandung: CV Penerbit J-ART, 2004. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008. Elly, Muhamad Jafar. Sistem informasi Geografi: Menggunakan Aplikasi Arcview
3.2 dan ERMapper 6.4. Cet. I, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009. Fatah, Abdul., dkk., Ensiklopedi Islam, Departemen Agama: Jakarta, 1993.
Ghautama, Gatot., dkk., Pedoman Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Sejarah, Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2006.
Graaf, H.J De., dan Pigeaud, Th., Kerajaan Islam Pertama Di Jawa: Tinjauan Sejarah Politik Abad XV dan XVI, Terj. dari De Eerste Moeslimse
Vorstendommen op Java, Studien over de Staatkundige Geschiedenis van de 15 de en 16 Eeuvv, oleh Pusaka Utama Grafiti dan KITLV, Cet. III,
Jakarta: PT Pusaka Utama Grafiti, 1989. Graaf, H.J De., Awal Kebangkitan Mataram, Masa Pemerintahan Senopati, Terj.
dari De Regering van Panembahan Senapati Ingalaga oleh Grafiti Pers dan KITLV, Cet. II, Jakarta: PT Pusaka Grafitipers, 1987a.
----------------, Disintegrasi Mataram di Bawah Mangkurat I, Terj. dari De regering van Sunan Mangku-Rat I Tegal-Wangi, vorst van Mataram,
1646-1677. I. de ontbinding van het rijk. oleh Pusaka Grafitipers dan KITLV, Cet. I, Jakarta: PT Pusaka Grafitipers, 1987b.
----------------, Puncak Kekuasaan Mataram: Politik Ekspansi Sultan Agung, Terj. dari De Regering van Sultan Agung, Vorts Van Mataram, 1613-1645, en