Kerangka Konseptual Kerangka Teoritis dan Konseptual
11
intelektual. Dalam krangka ini hak merek termasuk pada kategori hak atas kekayaan perindustrian Industriele Eigendom atau Industrial Property Rights.
8
Undang-undang No. 15 tahun 2001 pasal 1 butir 1, menjelaskan definisi merek,
“Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf angka- angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda yang digunakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa.” Sedangkan para
ahli diantaranya adalah Philip S. James MA, berpendapat bahwa “a trade mark is a
mark used in conextion with goods which a tader uses in order to tignity that a certain type of good are his trade need not be the actual menufacture of goods, in
order to give him the right to use a trade mark, it will suffice if they marely pas throug his hand is the course of trade
” yang artinya merek dagang adalah suatu tanda yang dipakai oleh seorang pengusaha atau pedagang untuk menandakan bahwa suatu
bentuk tertentu dari barang-barang kepunyaannya, pengusaha atau barang tersebut tidak perlu penghasilan sebenarnya dari barang-barang itu, untuk memberikan
kepdanya hak untuk memakai suatu merek, cukup memadai jika barang-barang itu ada di tangannya dalam lalu lintas perdagangan.
9
Ada beberapa cara yang diatur dalam Undang-undang mengenai pengalihan hak Merek terhadap pihak lain di antaranya adalah dengan menggunakan Perjanjian
Lisensi. Diadakannya lisensi untuk mensiasati agar hak monopoli yang dimiliki oleh seorang inventor dan pencipta tidak menghambat perkembangan dan kemajuan
8
OK Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, h. 330
9
Ibid, h. 345
12
teknologi dalam suatu negara yang berkembang. Penerima Lisensi dapat mengembangkan usahanya selama tidak melanggar Undang-undang, dan sesuai
klausula perjanjian yang disepakati antara kedua belah pihak. Namun pada kenyataannya pemberi lisensi masih terlalu menjadikan hak monopoli yang
dimilikinya untuk mengatur royalti dengan setinggi-tingginya diluar kemampuan para penerima lisensi.
Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seseorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.
Dalam bentuknya perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis
10
. Sedangkan penyalahgunaan perjanjian merupakan perbuatan melanggar hukum yang dapat
merugikan salah satu pihak atau lawan pihaknya dalam sebuah perjanjian karena kelalaiannya,
dalam pasal 1238 KUHPer menyebutkan “ Si Berutang adalah lalai, bila ia dengan surat perintah atau sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau
demi perikatannya sendiri jika ini menetapkan si berutang akan harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan” hal ini bisa dibilang wanprestasi,
Wanprestasi adalah suatu perbuatan kelalaian atau kealpaan salah satu pihak yang terlibat dalam suatu perjanjian, dimana:
a. Tidak melakukan apa yang disanggupi dilakukannya.
b. Tidak melaksanakan apa yang dijanjikan.
10
Subekti, Hukum perjanjian, Jakarta : PT Intermasa, 2001, h. 1
13
c. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat
d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.
11
Hal-hal yang sering disalahgunakan oleh pemberi lisensi secara konsep melanggar doktrin fairdealing
12
yang menjelaskan bahwa hak moral selalu dijunjung tinggi dalam setiap transaksi kontrak atau perjanjian. Doktrin ini menjelaskan bahwa
setiap pemberian lisensi harus mementingkan keterbukaan, keseimbangan, dan proporsionalitas yang menjamin akan keuntungan kedua belah pihak dapat terwujud
dengan baik. Hak monopoli yang dimiliki oleh pemberi lisensi dalam kaitannya dengan HaKI, wajib memperhatikan dokrin ini agar akibat hukum yang timbul kelak
dapat diminimalisir dan tercegah pada awal komitmen perjanjian.